Oh Sehun. Pria itu menatap berkas-berkas yang berada di hadapannya tanpa minat menyentuhnya ataupun membacanya sekalipun. Melihatnya saja sudah membuat mood nya memburuk.
Tok tok tok!
Lelaki itu sedikit terperanjat karena ketukan yang membuat dirinya terkejut untuk beberapa saat namun kembali tersadar sebelum ia sedikit berteriak mengucapkan kata masuk. Tak beberapa lama seorang gadis masuk dan berjalan ke arah mejanya lalu membungkukan tubuhnya.
"Ada apa noona?" tanya Sehun sedikit penasaran karena tak biasanya sekertarisnya bersikap lebih sopan seperti ini. Ya. Gadis itu adalah seseorang yang telah membantu Sehun selama ini. Seseorang yang dengan sabar membimbing Sehun. Mengarahkan lelaki tersebut untuk menjadi pemimpin perusahaan yang lebih baik. Sehun telah mengenal Hyejin. Lelaki itu telah menganggap Hyejin sebagai keluarganya begitu pula dengan gadis tersebut. Sikap Hyejin kali ini sedikit berbeda. Gadis itu lebih sering menujukan sikapnya yang kekanakkan dan terlihat semena-mena. Namun, kali ini Sehun menemukan sesuatu yang berbeda dari sosok seorang Lee Hyejin. Gadis itu tersenyum singkat dan mengelus perutnya yang membuncit. Menandakan bahwa ia sedang dalam masa hamil. Memasuki trimester ke tujuh membuat gadis itu tak lama lagi akan menjadi seorang ibu untuk buah hatinya.
"Berhentilah tersenyum seperti itu. Kau membuatku takut" serbu Sehun kepada gadis yang lebih tua darinya itu. Gadis itu sedikit mengerucutkan bibirnya kesal. Hey! Apakah semenakutkan itu senyumnya?
"Sehun-ah, tak lama lagi buah hatiku akan segera lahir. Kau tahu itu?"
Sehun mengerutkan dahinya bingung. Merasa tak mengerti dengan arah tujuan pembicaraan Hyejin yang sebenernya. Lelaki itu lebih memilih diam dan menunggu gadis itu kembali membuka suaranya kembali.
"Dan itu artinya....." Hyejin tak melanjutkan kalimatnya dan lebih memilih duduk karena merasakan tubuhnya yang akan cepat sekali lelah. Tentu saja. Karena gadis itu tengah hamil tua.
"Apa?" Sehun. Pria itu masih berdiam diri di tempatnya. Memandang gadis itu lekat merasa penasaran dengan menumpu dagunya menggunakan kedua tangan yang ia kepal.
"Aku akan meminta cuti." gadis itu berucap kembali. Menatap Sehun dengan penuh harap. Berharap lelaki itu akan mengabulkan permintaannya.
"Apa? Cuti?" Sehun menatap tak percaya pada rekan kerjanya tersebut. Ia sedang berpikir dan menimbang-nimbang apakah ia harus membiarkan Lee Hyejin mengambil cuti dan membiarkannya termenung dan memikirkan sendiri semua pekerjaannya yang berat dan sewaktu-waktu akan menumpuk tanpa ia sadari. Karena pada dasarnya Sehun hanyalah seorang pemimpin perusahaan dengan pekerjaan paling ringan menurutnya. Yaitu hanya datang ke kantor dan membaca deretan kalimat yang menurutnya berbelit-belit lalu mendatanganinya. Selebihnya ia akan melimpahkan pada Hyejin karena gadis itu lebih berpengalaman dalam dunia kerja di bandingkan dirinya.
"Ayolah Oh Sehun." Gadis itu tampak memelas. Memandang Sehun dengan puppy eyes nya. Benar-benar membuat Sehun tak berkutik. Karena pada dasarnya seorang Oh Sehun akan luluh dan dengan sekejap mengabulkan apapun yang di minta seseorang bila orang tersebut memasang wajah memelas merasa di kasihani. Sungguh ia tak suka pandangan seperti itu. Sekeras apapun ia menolaknya maka ia akan mencap dirinya sebagai seseorang yang kejam. Itu spekulasi menurut dirinya sendiri.
"Baiklah. Baiklah. Ini karena keponakan-ku yang berada di perutmu yang memintanya." ujar Oh Sehun pada akhirnya. Merasa menyerah setelah beradu argumen dengan gadis yang tengah membawa seorang nyawa di dalam perut buncitnya.
"Sebagai gantinya aku akan mencari asisten baru untukmu. Tak perlu cemas seperti itu" Lee Hyejin berucap sembari melontarkan senyum malaikatnya, tangan kirinya tak lepas mengelus perutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mommy?! [ON HIATUS]
أدب الهواةApa jadinya jika seorang gadis belia yang berumur 22 tahun sudah mempunyai anak tanpa hadirnya seorang suami yang mendampinginya? Apa gadis itu akan tetap bertahan meneruskan jalan hidupnya untuk merawat dan membesarkan anak tersebut?