"A-ah kami baru saja akan tidur. Ada apa Eunha?" Shin Minhyo tersenyum kikuk lalu melirik lelaki tersebut yang mulai melangkahkan kakinya menjauhi dan memasuki sebuah kamar yang pintunya tengah terbuka dengan Eunha yang berada di ambang pintu. Melewati Eunha seakan gadis itu tidak terlihat. Lelaki itu hanya melenggang pergi. Tanpa mengucapkan sepatah katapun atau bahkan tersenyum lembut padanya seperti biasanya. Eunha tak tahu kenapa Sehun bersikap seperti itu padanya. Ini begitu tiba-tiba dan membuat hatinya seakan disayat oleh sebuah bilah belati tajam yang tak kasat mata.
Eunha masih mematung di tempatnya. Manik matanya mengamati pakaian kakak sepupu Oh Sehun tersebut dengan beribu pertanyaan dibenaknya. Itu seperti bukan pakaian. Benar-benar terlihat minim. Eunha hanya berujar dalam hatinya. Memendam beribu pertanyaan yang ingin ia tujukan pada kakak sepupu Sehun. Ia tak ingin kakak sepupu Sehun menganggapnya tak sopan dan kurang ajar. Bagaimanapun, Eunha harus menghormati keluarga Oh meskipun dirinya hanya terikat pertunangan dan belum menjalin ikatan lebih serius lagi dengan Oh Sehun.
"Aku harus ke kamar. Selamat malam Eunha-ssi." Minhyo tersenyum lalu meninggalkan Eunha yang masih mematung di ambang pintu. Menatap punggung mungil kakak sepupu Sehun dengan penasaran yang masih menghantuinya. Gadis itu menghilang di balik pintu besar meninggalkan dirinya yang masih mematung. Rasanya sedikit janggal. Entahlah ia tak tahu dimana sisi kejanggalan tersebut. Apakah mungkin ini hanya firasat sementara saja? Entahlah. Ia tak mau ambil pusing soal itu dan memilih masuk lalu mengistirahatkan tubuhnya yang seakan remuk.
✖✖✖✖✖
Detik,jam dan hari terus berjalan tanpa henti. Hari-hari gadis itu ia habiskan untuk menjadi asisten Oh Sehun di rumah maupun di kantor. Rasanya ia seolah terkurung dalam ruang yang tak pernah ia duga sebelumnya. Terbangun ketika matahari belum terbangun dari tidurnya dan terlelap ketika lelaki itu juga terlelap. Sudah sekitar dua minggu ia seperti ini. Lelaki itu tidak buruk juga. Setidaknya lelaki itu bisa bersikap cukup baik ketika bertatap muka dengannya."Yak! Bangunlah!" Shin Minhyo. Gadis itu berteriak. Berusaha membangunkan pangeran tidur yang tak kunjung membuka matanya. Gadis itu mulai jengkel sekarang. Lelaki itu bahkan masih berdiam diri dibalik selimut tebal yang membungkus seluruh tubuhnya. Ia mendengus kesal ketika dengan sengaja Sehun merapatkan selimutnya. Mirip seperti sebuah kepompong yang sedang menunggu sayapnya tumbuh. Satu hal yang membuat kejengkelannya bertambah setiap harinya. Lelaki itu selalu berpura-pura bahwa ia masih dialam mimpinya. Minhyo tahu. Bahkan tahu betul lelaki itu sudah terbangun sebelum ia berteriak seperti tadi layaknya seorang nenek lampir yang bersiap mengutuk siapapun yang menentangnya.
"Kumohon. Jangan buat hariku menjengkelkan karenamu, Sehun-ssi!" Nada gadis tersebut dibuat sedikit melembut. Nada seperti seorang gadis yang tengah memelas pada kekasihnya. Tidak. Bukan seperti itu. Ia berbicara lembut seperti itu bukan karena meminta belas kasihan pada lelaki itu. Ia seperti itu agar lelaki tersebut tak membuat harinya berantakan seperti hari-hari sebelumnya.
Minhyo menarik ujung selimut tebal Sehun. Menariknya dengan sekuat tenaga begitupun dengan apa yang dilakukan lelaki itu. Sehun masih mempertahankan selimut tebalnya agar tak diambil alih oleh gadis bermarga Shin tersebut. Keduanya sama-sama berada dalam pertahanan sengit. Tak ada seorangpun yang mau mengalah. Gadis itu mulai kewalahan. Tenaga Oh Sehun ternyata lebih besar dibandingkan tenaganya. Namun, itu semua tak membuat dirinya menyerah begitu saja. Ia tak ingin kalah dalam hal ini.
"Bangun atau aku tendang pantatmu, Tuan Oh yang terhormat!" Satu kalimat yang sedikit kasar meluncur dengan jelas melalui bibir mungilnya. Ia refleks melakukannya. Tentu saja. Itu hanya umpatan kecil. Namun, sedikit tidak sopan karena Sehun notabene-nya adalah atasannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Mommy?! [ON HIATUS]
ФанфикApa jadinya jika seorang gadis belia yang berumur 22 tahun sudah mempunyai anak tanpa hadirnya seorang suami yang mendampinginya? Apa gadis itu akan tetap bertahan meneruskan jalan hidupnya untuk merawat dan membesarkan anak tersebut?