#10

4.1K 448 22
                                    

Cahaya matahari menelusup melalui celah-celah gorden yang sedikit terbuka. Hawa udara segar yang dingin masuk melalui jendela yang terbuka dengan lebar. Seorang gadis tengah tertidur lelap dibalik tebal dan hangatnya selimut yang membungkus tubuh mungilnya. Gadis itu masih bergumul dengan selimut tebal yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya. Masih menikmati mimpi indahnya dan enggan untuk membuka matanya. Gadis tersebut membuka matanya perlahan. Pandangannya ia sipitkan karena cahaya matahari tak sengaja mengenai matanya. Terasa silau dan membuat sedikit pandangan matanya tertutupi oleh cahaya matahari. Ia terduduk dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya dan mengamati keadaan sekitar dengan aneh. Hey! Ini bukan rumahnya. Kamarnya tak pernah sebesar dan sebagus ini.

Gadis itu beranjak. Menyibakan selimut tebal yang membungkus setengah tubuhnya. Ia berjalan menuju sebuah pintu cokelat yang cukup besar. Memutar knop pintu dengan perasaan yang tidak karuan. Ia kembali teringat akan kejadian semalam. Peristiwa tersebut kembali berputar di memori otaknya dengan begitu cepat. Lelaki itu. Ya. Ia tahu siapa lelaki itu. Lelaki yang mencampuri urusannya dan menghancurkan aksi bunuh dirinya.

Shin Minhyo berdiri diambang pintu. Dirinya terpaku. Matanya menatap sebuah pemandangan di hadapannya. Sesuatu yang mengejutkan ketika pertama kalinya membuka pintu. Ia berdiam diri. Mulutnya bungkam dan matanya lebih memilih mengamati pemandangan di hadapannya dengan seksama.

"Ahjussi, apa kau selalu menonton pororo setiap hari?" Itu suara putrinya. Gadis kecil itu tampak tersenyum senang dan duduk disamping seorang lelaki yang baru saja menyiapkan sarapan diatas meja lalu mendudukkan dirinya disamping gadis mungil tersebut. Sehun tersenyum lalu mengangguk cepat. "Aku selalu menontonnya setiap hari. Mereka benar-benar menggemaskan!" Oh Sehun. Pria itu tampak bersemangat dan menatap layar televisi yang berukuran besar di hadapannya. Matanya terfokuskan pada sebuah kartun yang tengah berbicara dengan nada lucunya. Mereka berdua bahkan mengabaikan sarapan lezat dan menggoda diatas meja. Keduanya masih terfokuskan pada kartun di hadapannya dan sesekali tertawa kecil hingga terbahak-bahak.

Gadis itu tersenyum diambang pintu. Ia menatap kedua orang tersebut. Melihat Mina tersenyum dan tertawa seperti itu membuat hatinya bergetar. Ini pertama kalinya ia melihat putri kecilnya tersenyum hingga tertawa terpingkal-pingkal. Hari-harinya ia habiskan untuk mencari uang dan uang. Tak pernah terpikirkan olehnya apakah Mina bahagia dengannya atau tidak. Ia terlalu disibukkan dengan segala aktifitas padatnya. Hidupnya seakan terbengkalai. Ia bahkan tak memperdulikan dirinya sendiri. Kesehatannya bahkan ia abaikan untuk membiayai dirinya dan putrinya. Ia bukan ibu yang baik. Pantaskah ia masih menyebut dirinya sebagai ibu dan tidak memikirkan kebahagiaan putrinya?

Gadis itu berjalan menghampiri keduanya. Baik Sehun maupun Mina bahkan tak menyadari kehadirannya. Ia seolah diabaikan. "Menjauhlah darinya." Shin Minhyo menarik lengan putrinya. Menjauhi seorang lelaki yang tengah terduduk dan kini menatapnya dengan tidak percaya.

"Eomma,kenapa?"

"Dengarkan ibu. Kita harus segera pergi dari sini." Ucap Minhyo kini menatap Mina tepat di manik matanya. Sementara gadis kecil tersebut hanya dapat memandang wajah ibunya dengan pandangan bingung. Shin Minhyo menarik lengan putri kecilnya tersebut mendekati sebuah koper besar yang terletak tak jauh dari ruang televisi. Sementara Mina. Gadis kecil itu hanya diam menuruti ibunya. Ia tak berniat membantah ataupun memberontak sekalipun. Gadis kecil itu hanya bungkam. Ekspresi wajahnya terlihat sedih dan kecewa.

Shin Mina. Gadis cilik itu diam. Lengan kirinya masih digenggam oleh sang ibu. Sementara ibunya kini mensejajarkan tubuhnya dan berjongkok dihadapan putri kecilnya dengan tersenyum kembali. "Ibu berjanji akan segera mencari tempat tinggal yang layak. Bersabarlah sedikit lagi." Ia berujar kepada putrinya. Sementara putrinya hanya balik menatapnya tanpa ekspresi.

Bad Mommy?! [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang