"Sampai pada akhirnya Tuhan menjawab doa doa kita. Yang kita inginkan mungkin tidak terjadi. Namun Tuhan selalu memiliki jawaban terbaik bagi hambanya. Tenang saja, apapun yang terjadi. Tuhan telah menempatkan pada kenyataan yang baik"
Surabaya, 2002
Masa putih abu abu akan segera berakhir rupanya. 12 tahun sudah para murid mengenyam pendidikan di bangku sekolah, sebelum pada akhirnya mereka melanjutkannya pada jenjang Perguruan Tinggi.
12 hari lagi. Hari yang ditunggu tunggu siswa maupun siswi kelas 12. Ujian Nasional yang menjadi penentu dasar lulus atau tidaknya seorang siswa di Sekolah Menengah Atas. Mungkin tidak semua akan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi Negeri. Ada yang memilih langsung bekerja. Dan tidak melanjutkan pendidikannya.
Alisha yang tengah membolak balikan buku pun terlihat sangat bersemangat. Ia merasa siap dengan soal soal yang akan diujikan nantinya. Ia juga merasa bisa memasuki Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur undangan. Nilai nilai rapor yang ia dapatkan di rasa mampu memenuhi persyaratan jalur undangan.
Sementara Naranta, dirinya selalu terlihat santai. Entah laki laki itu memang ajaib. Sedari tadi ia berdiri di depan kelas Alisha. Naranta menangkap sosok Alisha pada kedua bola matanya. Gadis itu selalu cantik. Bahkan di waktu yang serius sekalipun.
Alisha tidak sadar. Bahwa Naranta sedang memperhatikannya. Lucu sekali wajahnya ketika sedang berpikir. Ingin sekali rasanya Naranta duduk di sebelah Alisha. Untuk sekedar mengganggu konsentrasi Alisha. Salah sendiri siapa yang menyuruh terlalu belajar serius seperti itu. Ucap Naranta dalam hati seraya ia tertawa.
Bahkan, sedari tadi teman lelaki kelas nya yang bersenda gurau dengan suara ya sedemikian keras nya pun tak mampu menghilangkan konsentrasi Alisha. Ia tetap membolak balikan buku tersebut. Sampai pada akhirnya, ia melirik ke arah pintu depan kelas nya. Tidak ia temui apapun di sana.
Alisha tidak menyadari kehadiran Naranta sedari tadi.
***
Alisha berjalan keluar. Di depan kelas nya banyak sekali laki laki yang sedang berkumpul. Entah apa yang mereka bicarakan. Yang Alisha tau diantara mereka terdapat laki laki yang belum lama ini senang menggoda nya. Dengan sebutan "si manis".
"Eh Manis. Sudah selesai belajar nya?"
Deg.
Laki laki itu lagi.
Si pembuat onar. Bahkan nama nya di sekolah ini sangat tercemar. Terkenal sekali sebagai siswa yang kerjaan nya hanya membolos sekolah. Dan sudah berapa wanita yang menjadi sasaran empuk nya. Berbagai gombalan ia lontarkan dari mulutnya. Tak jarang, banyak wanita yang merasa ia sakiti. Karena jika melihat wanita cantik sedikit saja, matanya tak berkedip. Hati hati saja jika menjadi sasaran selanjutnya.
Arjuna Guinandra Nugrahayudha.
Siapa yang tidak mengenal sosoknya. Ia dikenal sebagai siswa ter bandel. Sikap nya yang senang melawan guru. Laki laki yang dikenal suka mendekati banyak perempuan. Rayuan maut nya selalu mampu membuat wanita tersenyum di buatnya.
Ia lahir dan tumbuh di Kota Blitar. Kota Proklamasi. Tempat dimana Bung Karno lahir di Kota tersebut.
Di Blitar, ia tinggal bersama kedua orang tua nya, nenek, dan kakeknya. Arjuna merupakan cucu laki laki pertama. Sebelumnya ia merupakan laki laki yang cerdas dan pintar. Sampai pada akhirnya, kedua orang tua nya memboyongnya ke Surabaya. Semangat belajar nya menurun drastis. Entah mengapa. Atau karena ia tidak ingin berpisah dengan teman lamanya. Yang jelas sikap Arjuna berubah.
![](https://img.wattpad.com/cover/68765132-288-k925294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Now and Then
Teen FictionDia. Laki laki yang pertama kali kutemui di depan gerbang sekolahku. Ketika itu kami masih berseragam SMA. Dia, laki laki bertubuh gagah. Ber alis tebal. Dan memiliki rahang yang kokoh. Dia adalah dia. Akan selalu menjadi dia yang kucintai. Dia ada...