"Yang baik akan bersama dengan yang baik. Dan yang belum baik, semoga segera di pertemukan dengan yang pintar memperbaiki"
Surabaya, 2003
Diantara keheningan malam Kota Bandung aku bertanya tanya. Bagaimana ini semua bisa terjadi begitu cepat. Apa kehilangan memang harus sesakit ini?. Seperti mimpi rasanya. Mengetahui bahwa kamu memang telah tiada, Naranta. Kamu telah pergi dari kehidupanku, tetapi tidak pada hatiku. Yang sampai sekarang tetap menjadi milikmu seorang.
Aku tidak pernah menyangka bahwa akhir dari cerita kita adalah kematian. Sebuah jarak yang takkan pernah bisa untuk dipersatukan kembali. Kamu benar benar sudah jauh, Naranta. Aku rindu.
Aku mencintaimu dengan utuh. Aku mencintai segala kekuranganmu. Aku mencintai kamu yang begitu tulus kepadaku. Aku mencintai apapun yang berkaitan dengan dirimu. Apa kamu mendengarnya, Naranta? Aku mencintaimu. Sekarang hingga selamanya, Sayang.
Hingga saat ini, sudah 2 minggu kamu meninggalkanku. Kini kamu telah beristirahat dengan tenang. Tanpa gangguan apapun. Tapi mengertilah Naranta, semuanya merindukanmu. Semuanya berharap kamu tetap berada disini. Semuanya mendoakan kepergiaanmu. Semua menangis ketika menggiringmu menuju tempat peristirahatan terakhir. Itu berarti kamu adalah orang baik. Kamu dikenang dengan baik. Aku bangga dapat memiliki mu.
Aku bangga menjadi milik seorang Naranta Pramudya. Terima kasih karena kamu telah datang dalam kehidupanku. Kenangan yang ada diantara kita benar benar sangat berharga dan tak ternilai harganya.
Dan saat ini, aku tak mampu lagi meluapkan kesedihanku dalam kata kata. Aku benar benar ingin berada disampingmu saat ini Naranta. Aku rindu bagaimana kamu menenangkanku yang sedikit keras kepala ini. Aku rindu segalanya tentangmu.
Tanpamu, kini aku hanya lah sebuah daun yang telah jatuh dan kini terombang ambing diantara deras nya aliran air sungai.
Aku sadar mungkin aku memang hanyalah seorang wanita biasa. Seorang wanita yang hanya memiliki ketulusan sebagai jaminan. Seorang wanita yang bersedia mencintaimu hingga selamanya. Bagaimana kamu terhadapku, itu urusanmu. Yang terpenting adalah bagaimana aku mencintai seseorang dengan tulus. Bagaimana aku menyayangi mu dengan segenap hatiku.
Aku tahu kau juga begitu bukan?. Kau juga mencintaiku dengan tulus?. Kalau tidak mana mungkin kau dapat bertahan sejauh ini padaku, Naranta. Kau dapat melewati sisa sisa hidupmu bersamaku. Aku tidak pernah mengerti bagaimana takdir kita bukan takdir bahagia seperti pasangan pasangan yang lainnya. Tetapi aku pun tak juga menyalahkan Tuhan. Karena Tuhan pula aku dapat dipertemukan denganmu.
Siapa yang pernah berfikir bahwa mengenalmu adalah takdir terindah dalam hidupku. Kau adalah sosok yang tak dapat kutemukan pada laki laki kebanyakan. Yang hanya bisa memberi wanita sebuah harapan lalu meninggalkan nya tanpa kejelasan. Kau tidak begitu padaku, kau selalu memberi kejutan kejutan indah. Semuanya benar benar indah. Tanpa perlu berfikir panjang, kau menyatakan perasaanmu padaku. Walau sewaktu itu kita belum seberapa saling mengenal. Nyatanya kamu telah mempercayakan keutuhan perasaanmu kepadaku. Betapa bahagianya diriku saat itu.
Naranta yang kukenal adalah Naranta yang baik. Naranta yang sosok nya takkan terganti oleh siapapun. Yang sosoknya akan selalu ada di dalam hatiku. Naranta selalu ada didalam setiap hembusan nafasku. Dan Naranta selalu ada dalam setiap doa-doaku.
Beberapa ini kamu selalu hadir di dalam mimpiku, Naranta. Ada apa gerangan?. Kamu pun juga merindukanku? Apa kamu ingin menjagaku dalam tidur lelapku?.
Baik. Aku pun merindukanmu. Merindukanmu setiap hari adalah rutinitas untukku saat ini. Mengingat bagaimana kamu berkata bahwa kamu pun merindukanku. Pada telepon terakhir kita sebelum kecelakaan maut itu menimpamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Now and Then
Teen FictionDia. Laki laki yang pertama kali kutemui di depan gerbang sekolahku. Ketika itu kami masih berseragam SMA. Dia, laki laki bertubuh gagah. Ber alis tebal. Dan memiliki rahang yang kokoh. Dia adalah dia. Akan selalu menjadi dia yang kucintai. Dia ada...