7. Kecewa

5.9K 422 52
                                    

"Stopp... diam di tempat! Mas Daffa mawaria kabur kemindang, hayo?"

Lengkingan suara cempreng mirip decitan knalpot bajaj berhasil menghentikan langkah pemuda tampan yang sedang menyelinap keluar lewat pintu belakang grand ballroom, hendak diam-diam meninggalkan acara.

"Tch... apa lagi sih, Bel?" Daffa mendengus sebal sambil menoleh ke belakang, menatap pria kemayu yang melenggak-lenggok layaknya seekor itik berjalan menghampirinya. Gagal sudah usahanya untuk kabur.

"Mas Daffa mau kemana sih, kok pakai mengendap-endap segala kayak maling underwear aja?" Bella mengayunkan jari telunjuknya mencolek gemas punggung Daffa. "Kalau mau nyolong daleman ajak-ajak eike donk. Kan eike juga mau ikutan keleus, hihihi... Apalagi nyolong sempaknya si ganteng... uhlala... nggak kuku..." lanjut Bella dengan badan menggigil, merinding disko menahan geli.

"Ngaco! Aku mau balik ke kamarku. Aku capek."

Pemuda tampan itu merasa sudah menyelesaikan tugasnya hari ini dengan baik. Bahkan rahangnya terasa sedikit kram akibat terus memasang senyum palsu sepanjang menemani makan malam tiga gadis remaja pemenang undian.

Tampaknya Daffa kurang menikmati acara yang seharusnya bisa menjadi ajang tebar pesona bagi para pemirsa di seluruh Indonesia, sebab ada beberapa stasiun televisi swasta yang menyiarkannya secara live. Semakin tenar makin banyak tawaran untuk jadi bintang iklan ataupun main film, bukan? Lalu kenapa sekarang dia malah ingin secepatnya pergi dari tempat itu mirip orang kebelet pup dan melewatkan kesempatan emas untuk lebih melejitkan popularitasnya?

"No... no... no... Mas Daffa nggak boleh kemana-mana. Acara belum selesai! Mas Daffa masih harus menghadiri konferensi pers dengan para wartawan yang meliput sebentar lagi."

"Ogah, nggak mau ah, Bel!" Daffa berdecih malas. "Kamu tahu sendiri kan, mereka sangat bernafsu ingin mengorek kebenaran tentang keretakan hubunganku dengan Marischa. Aku lelah terus berpura-pura, bersikap seolah hubungan kami berdua baik-baik saja. No, kami sudah bubaran! Jadi sebaiknya kamu saja yang menghadiri jumpa persnya dan bungkam keingintahuan para wartawan kepo itu dengan jawaban sesuai skenariomu."

Oh, apa ini alasan Daffa ingin segera hengkang dari perhelatan makan malam super mewah sebelum acaranya usai? Dia sengaja menghindar dari teror para pemburu berita sebab dirinya belum bisa sepenuhnya move on dari sakit hati akibat pengkhianatan sang kekasih. Atau ada alasan yang lain?

"Lho-lho... kok jadinya malah eike yang harus ikutan jumpa pers sih? Helloo... artisnya disindang sapose keleus?" Bella memutar bola mata 360 derajat selama tiga kali searah jarum jam dan dua kali arah sebaliknya, sebelum buka suara lagi. "Please deh, ah... Mas Daffa jangan baperan gitu! Harus profesional donk, demi karier Mas Daffa yang sedang naik daun jambu monyet." Bella berkacak pinggang sambil memasang muka judes persis ibu tiri jahat dalam sinetron-sinetron.

"Yah, mau gimana lagi, Bel?" Daffa mengedikkan bahunya cuek. "Siapa suruh kamu jadi asistenku, yang artinya kamu kerja untuk aku. Wajar donk, bila kali ini aku mengutusmu jadi jubirku. Anggap saja itu termasuk dalam bayaran yang kamu terima. Aku sangat yakin kamu mahir merangkai jawaban untuk memuaskan hasrat keingintahuan para wartawan namun sekaligus juga menguntungkan karierku."

Jawaban Daffa yang tepat sasaran seketika melunturkan wajah judes Bella berubah jadi memelas mau mewek. Dia sadar bila ternyata dirinya bukanlah seorang ibu tiri galak melainkan bawang putih cantik yang sedang ditindas oleh bawang merah. "Ih... Mas Daffa sekate-kate banget deh sama eike, hiks... Eike tahu sih, memang Mas Daffa itu bos eike yang paling cucok sedunia. Tapi apa eike nggak punya hak untuk menolak?"

"Hmm... boleh sih, kalau kamu ingin menolak. Aku nggak memaksa, tapi siap-siap saja cari pekerjaan baru." Daffa mengulas senyum licik.

"Whatt!!! Oh my God! Eike mau di PHK?" Bella berteriak histeris sambil mengatupkan kedua telapak tangan pada pipinya mirip personel Cherrybelle. "Idih... Mas Daffa kok gitu sih! Jahara banget deh sama eike yang tinta berdosa ini. Apa Mas Daffa nggak kasihan sama eike ntar jadi gelandangan kamseupay kalau eike dipecat? Eike nggak mau yah, tidur di bawah kolong jembatan sama cit-cit, euwh... jijay markijay jemberawi buleleng deh! Mending eike tidur di bawah keteknya Rizky Nazar aja, biar bau asem tapi ganteng, cynn!"

Superstar (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang