Sepanjang hari ini merupakan pengalaman terindah yang baru saja terukir dalam memori Reihan, bahkan lebih mengesankan dari segala kenangan bersama kekasihnya sendiri. Bagaimana tidak, Daffa memanjakan dirinya bak seorang putri, eh seorang pangeran maksudnya, yang selama ini tidak pernah Reihan dapatkan dari siapapun juga.
Aktor tampan itu dengan segenap kesabaran dan perhatiannya yang meluap-luap, menuruti semua keinginan Reihan apa pun yang dia mau. Mulai jadi sopir pribadi yang membawanya berkeliling mengunjungi berbagai objek wisata sampai mentraktir beragam makanan khas pulau dewata sesuai list yang sudah Reihan buat sebelumnya dari mbah google. Benar-benar pasangan yang sangat serasi dan klop. Yang satu berniat sepenuh hati menebus kesalahan sementara yang satunya lagi tak mau rugi alias aji mumpung.
Alih-alih merasa puas, Reihan juga diam-diam mengabadikan sosok sang superstar yang hanya mengenakan sehelai boxer hitam di ruang ganti sesuai pesanan kakak tercinta. Daffa yang kala itu tengah mengganti pakaian sebab kaos dan celana pendeknya basah setelah mereka berdua selesai berarung jeram di sungai Ayung Ubud siang tadi, sama sekali tidak menyadari jika pangeran hatinya sudah mencuri foto body mulusnya yang kekar dan sexy itu untuk dikomersilkan.
"Ah... lumayan nih, aku akan menukarnya dengan harga yang sangat mahal pada Kak Erlina. Hitung-hitung buat tambahan beli sepatu baru, hehehe..."
"Kenapa kamu jadi senyum-senyum sendiri seperti itu, Rei?" tegur Daffa yang langsung membuyarkan lamunan pemuda yang saat ini duduk di jok sebelahnya.
"Eh..." Reihan sedikit terkaget, "kita sudah sampai yah, Daff?" tanyanya setelah tersadar dari lamunan dan mendapati mobil yang dikemudikan Daffa sudah berhenti sejajar dengan mobil lain di sebuah area parkiran.
"Yup, kita sudah tiba di tujuan terakhir wisata kita hari ini, Rei."
"Ini tempat apa, Daff?" tanya Reihan sembari menoleh kesana-kemari, memandang ke luar menembus kaca mobil mencari petunjuk.
"Katanya tadi kamu mau beli oleh-oleh yang berbau Bali untuk kakakmu dan hmm..." Daffa berpikir sejenak untuk menyebut nama yang seketika membuatnya merasa malas, "mantan pacarmu itu..."
"Hush... jangan ngaco! Aku sama sekali nggak ada niatan putus dari Dhea," sanggah Reihan cepat.
"Ya setidaknya bukan sekarang, Rei. Tapi lambat laun kamu pasti akan segera meninggalkannya karena dia itu bukan cinta sejatimu," balas Daffa enteng dengan nada meremehkan.
"Hah? Kenapa kamu seyakin itu, kalau Dhea bukan cinta sejatiku, Daff?"
"Mau bukti?" tantang Daffa dengan tatapan mengunci sorot mata Reihan. Lalu jemarinya dengan gesit melepas sabuk pengaman sembari langsung merangsek cepat ke samping, menindih tubuh pemuda yang terkejut di sebelahnya.
"Eh... mau... mau apa kamu, Daff?" tanya Reihan medadak gugup saat wajah Daffa perlahan menurun memupus jarak dengan wajahnya. Semakin lama semakin dekat hingga dia mulai bisa merasakan hembusan nafas aktor tampan itu menyapu lembut kulit wajahnya.
Kemudian Daffa menggeser sedikit wajahnya agar bibirnya jatuh tepat di depan telinga Reihan. "Apa dalam keadaan seperti ini kamu masih bisa memikirkan kekasih nggak pentingmu itu, Rei?" bisiknya dengan suara berat dan sangat seductive. Kemudian jemarinya mengusap-usap lembut pipi Reihan, kemudian secara perlahan menyusur turun meraba-raba permukaan dadanya.
Reihan menelan ludah. Darahnya berdesir di setiap pergerakan kecil tubuh pemuda di atasnya yang menggesek tubuhnya. Tak ayal, detak jantungnya jadi ikutan menggila sebab Daffa sama sekali belum berniat menarik tubuhnya, terus menindih dan menyentuhnya dengan sorot mata yang makin intens menatapnya. Membuat otaknya mau tak mau terisi penuh oleh sosok pemuda penggoda iman di hadapannya itu, dan tidak meninggalkan celah barang sedikit pun untuk memikirkan yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Superstar (BXB)
Teen Fiction"Grand Prize for 3 Luckiest Winner: Having One Night Romantic Dinner with The Rising Star Rahardian Permana in 5 Star Luxurious Hotel at Bvlgari Bali." "Sial... ini pasti sebuah kesalahan! Hal ini nggak mungkin terjadi padaku! Masa seorang pria bisa...