Gue tertidur pulas sampai gue nggak tahu kalau hari yang gelap sudah jadi terang, dan ada empat belas panggilan tak terjawab dan dua sms. Gue yakin banget kalau hari gini yang ngubungin itu sudah pasti Dimas nggak mungkin Denis. Tapi ternyata gue salah, justru Denis yang udah buat empat belas panggilan tak terjawab dan dua sms. Kenapa Dimas nggak telepon gue? Gue coba hubungi Dimas tapi handphonenya nggak aktif, mungkin handphonenya lagi habis batre makanya nggak aktif. Gue taruh handphone dimeja rias, tinggal selangkah lagi kaki tinggalin kamar handphone gue bunyi langsung cepat gue angkat.
"Halo sayang, kok handphone kamu nggak aktif sih?"
"Ini aku Nad, Denis. Kamu udah dua kali panggil aku sayang, kamu lagi nunggu telepon dari Dimas ya?"
"Iya, dari kemarin aku hubungi dia handphonenya nggak aktif."
"Berarti aku telepon kamu bukan diwaktu yang tepat dong."
"Nggak apa-apa, ada apa Den?"
"Aku cuma mau pastiin aja hari ini kita jadi jalan kan?"
"Jadi, memangnya kenapa?"
"Nggak apa-apa tanya doang, kamu siap-siap gih bentar lagi aku jemput ya."
Gue buka lemari pakaian buat keluarin T-shirt dan celana jeans setelah Denis pastiin kalau gue bisa jalan sama dia. Gue biarin rambut terurai diatas bahu, handphone kembali berdering satu sms gue terima dari Denis.
Aq udah d dpn rumah kamu. Awalnya gue nggak percaya kalau Denis udah sampe didepan rumah, karena baru aja dia telepon gue. Gila ini orang cepet banget, waktu gue lihat dari jendela ternyata Denis memang sudah sampe didepan rumah. Kenapa dia nggak turun? Gue keluar rumah, nyamperin Denis yang masih didalam mobilnya.
"Ayo kita jalan sekarang." Kata Denis dari dalam mobil sambil buka kacamata hitamnya tanpa ada basa basi.
Gue naik mobil Denis, dimobil itu gue cium bau parfum mobil dengan aroma permen karet yang nyengat banget bikin kepala gue pusing.
"Den, mumpung masih disini mendingan sekarang kamu telepon pacar kamu. Bilang kalau kamu lagi jalan sama aku, dari pada nanti tiba-tiba ketahuan kan nggak enak." Kata gue pas mobil Denis mulai jalan ninggalin rumah gue.
"Pacar yang mana? Aku jomblo Nad, ada juga kamu yang harusnya telepon Dimas bilang kalau kamu lagi jalan sama aku."
Telepon Dimas? Denis nyuruh gue telepon Dimas? Gue nggak salah dengar ni? Kalau gue telepon Dimas terus bilang kalau sekarang gue lagi jalan sama Denis, bisa tamat deh riwayat gue.
"Aku nggak berani telepon dia, takut ganggu soalnya dia lagi sibuk banget. Kamu udah lama jomblo?"
"Enam bulan."
"Kenapa putus?"
"Jarak jauh, bahasa kerennya sih LDR."
"LDR? Apaan tuh?"
"Long Distance Relationship."
"Memangnya dia dimana?"
"Singapura."
"Dia kuliah disana?"
"Iya."
"Berapa lama kamu pacaran sama dia?"
"Empat tahun, kami pacaran dari SMA. Pas udah tamat dia ambil kuliah di Singapura, karena jarang ketemu dan kurang komunikasi akhirnya kami putus. Tapi kami masih jalin hubungan baik, jauh lebih baik dari sebelumnya. Kalau kamu sendiri gimana sama Dimas?"
"Bukannya Dimas udah cerita semuanya sama kamu?"
"Kalau Dimas udah cerita, ngapain aku tanya sama kamu? Dimas pernah bilang kalau dia udah punya cewek tapi dia nggak bilang siapa namanya, udah berapa lama, cuma dia pernah nunjukkin foto kamu dihandphonenya. Manis kok, lebih manis dari yang pernah aku lihat difoto."
"Aku sama Dimas emang udah lama pacaran, kami udah jalan udah lima tahun. Ketemu dan kenal dikampus, Dimas itu cowok yang baik, sabar, selalu dengar cerita-cerita aku, keluh kesah aku. Banyak teman-teman yang kirain habis tamat kuliah kami udah putus, nggak tahunya kami masih jalan sampe sekarang."
"Nad, kita ke mana ni dari tadi muter-muter nggak jelas."
"Terserah kamu aja deh mau ke mana?! Aku ikut kamu aja, asal aku jangan diculik ya."
"Siapa yang mau culik kamu? Memangnya aku ada tampang mau culik kamu? Kita makan yuk, aku udah lapar banget kebetulan sekarang sudah waktunya makan siang."
Mobil Denis berhenti disebuah kafe yang ada dipinggir jalan, gue sama Denis masuk ke kafe itu yang belum pernah sama sekali gue datangi sama Dimas. Seorang pelayan datang ke meja kami, Denis langsung pesan makanan untuk dua orang tanpa harus tanya dulu sama gue mau makan apa. Gue lihat ke setiap sudut kafe, bangunannya kelihatan udah tua kayak bangunan lama yang masih kokoh. Bisa jadi konsep yang dipakai konsep jaman dulu. Belum banyak orang yang datang ke kafe itu, cuma ada beberapa orang yang pakai baju kerja duduk dikafe itu.
"Kamu sering ke sini ya Den?" Tanya gue sama Denis bersamaan dengan suapan pertama masuk ke mulut. Rasanya lebih enak dari makanan dikafe sebelumnya yang pernah gue datangi sama Denis.
"Nggak, sekali-kali aja. Kenapa? Kamu sering kesini?"
"Aku belum pernah ke sini."
"Habis ini kamu mau ke mana Nad?"
"Ke mal, nggak belanja sih cuma cuci mata doang."
"Ya udah kalau gitu, habis ini kita ke mal."
Gue sama Denis pergi ninggalin kafe, kami ke mal yang nggak jauh dari kafe. Ini kedua kalinya gue jalan sama Denis, semua orang pada ngelihatin kami mungkin mereka kira kalau gue sama Denis itu pacaran.
"Den, dandanan aku ada yang salah ya?"
"Nggak, kenapa?"
"Kok orang-orang pada ngelihatin aku?"
"Karena kamu itu cantik, jalannya sama orang ganteng kayak aku." Kata Denis sambil ketawa. "Nad, udah sore ni. Kita pulang yuk." Ujarnya setelah melihat jam tangannya yang melingkar ditangan kanannya.
Gue sama Denis keluar dari mal, dia antar gue pulang ke rumah. Mobil Denis berhenti didepan rumah gue, Gue turun dari mobil tanpa bilang apa-apa sama Denis. Gue masuk ke dalam rumah, gue lihat bokap nyokap baru aja pulang nggak tahu dari mana. Gue masuk ke kamar, pas gue mau rebahin badan ditempat tidur handphone gue berdering. Gue lihat dilayar ada satu sms, pasti dari Denis.
Mlm syg, lg ngapain? Ternyata bukan sms dari Denis tapi dari Dimas, tumben banget Dimas sms biasanya dia telepon.
Aq lg nyantai, kamu sndr lg ngapain?
Br pulg, gmn kbr kamu?
Aq baik2 aja, kamu sndr gmn kbrnya?
Aq jg baik2 aja.
Hr ni kamu ngapain aja?
Td jln2 bentar ke mal, abisnya jenuh d rumah.
Jln ke mal sama siapa?
Mungkin nggak ya gue bilang kalau gue ke mal sama Denis? Nanti Dimas mikir yang nggak-nggak terus timbul banyak pertanyaan.
Sendiri,kamu udah mkn?
Blm, ntar lg tunggu Tante pulg gak enak mkn sndr. Kamu sndr udah mkn?
Blm.
Kamu mkn dl gih, nanti sakit.
Kamu jg jgn tlt mkn y.
Pegal juga ni tangan habis smsan Dimas yang nggak ada berhentinya dari tadi. Gue keluar dari kamar berjalan menuju ruang makan dan lihat bokap nyokap juga si Clara dan Clarisa baru aja mulai makan malam. Handphone gue berdering ditengah gue lagi enak-enaknya makan malam bareng bokap nyokap dan si kembar. Gue nggak buru-buru untuk lihat handphone karena pas gue ngelirik, ada satu sms yang gue terima pasti dari Dimas lagi. Satu suapan terakhir makan malam gue habisin pas gue sudah baca sms yang ternyata itu dari Denis.
Mlm Nad, lg ngapain ni? Aq mau blg kl aq udah sampe d rumah. Tadinya aq mau tlp kamu tp aq gak berani takut ganggu kamu jdnya aq sms aja.
Denis sms gue bilang kalau dia udah dirumah? Perasaan tadi pas dia ngantar gue, gue nggak ada suruh dia sms atau telepon kalau udah sampai dirumah. Kenapa dia sms gue? Memangnya dia siapa gue pake acara laporan udah dirumah? Gue anggap itu kabar dari Denis kalau dia udah sampai dirumah dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati
Teen FictionGue dikenalin Dimas sama Denis sahabatnya sejak kuliah. Waktu Dimas ke Semarang, hampir tiap hari gue jalan sama Denis tanpa sepengetahuan Dimas hingga akhirnya gue jatuh cinta sama sahabat cowok gue sendiri.