Gue buka jendela kamar, dipagi hari yang cerah matahari sudah berhasil menerobos masuk ke kamar gue bersamaan dengan suara handphone yang nyaring sempat gue kirain suara jam beker. Pas gue lihat dilayar handphone ada nama Dimas ngubungin gue, tanpa pikir panjang gue jawab telepon dari Dimas.
"Halo."
"Pagi sayang, kamu pasti baru bangun."
"Iya, kamu tahu aja sih."
"Maaf ya kemarin aku nggak hubungi kamu, aku sibuk banget terus pas udah dirumah aku langsung ketiduran capek banget."
Benar dugaan gue. "Nggak apa-apa, aku bisa ngertiin kok. Kamu udah sarapan?"
"Udah, sarapan nasi uduk."
"Kamu pergi kerja jam berapa?"
"Bentar lagi."
"Ya udah deh kalau gitu kamu siap-siap dulu aja gih nanti telat, aku juga mau mandi terus sarapan."
"Nanti aku hubungi kamu lagi ya. Dah sayang..."
Baru aja gue selesai terima telepon dari Dimas, sebuah sms mendarat dihandphone gue. Pasti sms dari Dimas, waktu gue buka sms itu bukan dari Dimas tapi dari Denis. Ada apa ni orang pagi-pagi udah kirim sms sama gue.
Pagi Nad, udah bgn blm ni? Lg ngapain? Nggak penting banget sih ini orang isi smsnya. Gue nggak langsung balas sms dari Denis, gue balas pas gue udah mandi sama sarapan.
Pagi jg Den, aq udah bangun. Br aja selesai sarapan, kamu udah sarapan?
Udah, hr ni kamu ada rencana k mana?
Gue nggak balas sms Denis, gue keluar kamar dan lihat rumah udah sepi nggak ada siapa-siapa kecuali gue sama pembantu yang udah tiga tahun kerja dirumah gue. Gue masuk lagi ke kamar dan lihat jam yang nggak terasa udah jam sepuluh. Gue ambil handphone dan kirim sms ke Denis.
Den, kamu d mn?
D kampus, lg ada bimbingan skripsi.
Gue harus mengurungkan niat gue untuk jalan sama Denis karena dia lagi ada bimbingan skripsi dan gue nggak mau ganggu. Nyesal banget rasanya nggak balas sms Denis pas dia tanya hari ini gue ada rencana ke mana, gue yakin banget pasti dia mau ngajak gue jalan. Mau nggak mau hari ini gue harus jadi anak rumahan yang manis biarpun sebenarnya nggak tau mau ngapain. Handphone gue berdering pas gue baru aja selesai berenang, dengan cepat gue angkat tanpa harus lihat dulu dilayar handphone siapa yang hubungi gue.
"Halo sayang." Ucap gue pas angkat telepon dari seberang sana.
"Sayang? Ini aku Nad, Denis bukan Dimas."
"Oh, Denis. Maaf ya aku nggak sengaja panggil kamu sayang, karena aku kira Dimas yang telepon."
"Nggak apa-apa, aku senang kok dipanggil sayang sama kamu. Lagi dimana Nad?"
"Dirumah, kamu sendiri lagi dimana?"
"Dirumah juga baru pulang dari kampus."
"Lama juga ya bimbingan skripsinya."
"Iya, soalnya tadi nunggu dosennya ngajar dulu. Kamu lagi ngapain Nad?"
"Aku baru aja selesai berenang."
"Aku kirain kamu lagi jalan-jalan di mal."
"Tadinya aku mau ajak kamu jalan, tapi kamu lagi ada bimbingan skripsi ya udah aku duduk manis dirumah deh."
"Kenapa kamu nggak bilang? Sebenarnya tadi pas aku tanya apa rencana kamu hari ini, aku mau ngajak kamu jalan tapi kamu nggak balas sms aku. Aku pikir kamu lagi sibuk jadinya aku ke kampus deh buat bimbingan skripsi."
Benar apa yang ada dipikiran gue kalau Denis mau ngajak gue jalan. "Denis, skripsi kamu jauh lebih penting dari pada jalan-jalan di mal. Kalau kamu jalan-jalan terus, kapan kamu bisa selesaiin selesaiin skripsi kamu? Lagian kan masih ada hari esok."
"Ya udah deh kalau gitu, nanti aku telepon kamu lagi ya." Dimas mengakhiri pembicaraannya dengan gue ditelepon.
Gue jalan ke ruang keluarga duduk manis depan TV nonton film yang jalan ceritanya bikin gue nggak ngerti sama sekali. Gue masuk ke ruang makan, dimeja makan nggak ada makanan apa-apa gitu juga dilemari makan. Gue balik lagi ke ruang keluarga, pas baru aja mau duduk gue dengar suara pintu pagar terbuka dan mobil masuk ke garasi. Dari jendela gue lihat Clara dan Clarisa kayak orang yang lagi lomba lari untuk masuk ke dalam rumah, mereka kelihatan senang. Mungkin habis dijemput dari sekolah mereka diajak jalan-jalan sama nyokap.
"Nadya, kamu sudah makan sayang?"
"Belum Ma."
"Ini Mama bawain makanan buat kamu, hari ini Mama malas masak. Tadi waktu Mama jemput Clara dan Clarisa, kami makan diluar makanya Mama bawain makanan untuk kamu." Kata nyokap sambil kasih makanan itu sama gue.
"Papa mana Ma?"
"Papa pulang telat hari ini katanya ada rapat."
Gue duduk sendiri diruang makan mengisi kekosongan diperut gue yang sudah keroncongan. Nyokap masih ingat aja makanan favorit gue, gue masuk ke kamar lihat handphone ada sms yang sudah nunggu untuk dibaca.
Mlm Nad, kamu lg ngapain? Gue kirain sms dari Dimas nggak tahunya dari Denis yang sudah terkirim satu jam yang lalu.
Mlm jg Den, aku baru aja selesai mkn. Kamu udah mkn blm?
Udah. Nad besok qt jln yuk.
Ok.
Besok aq jemput y, sampe ketemu besok Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati
Teen FictionGue dikenalin Dimas sama Denis sahabatnya sejak kuliah. Waktu Dimas ke Semarang, hampir tiap hari gue jalan sama Denis tanpa sepengetahuan Dimas hingga akhirnya gue jatuh cinta sama sahabat cowok gue sendiri.