Cinta Dalam Hati #4

1.2K 25 0
                                    

Hari ini hari terakhir Dimas di Jakarta sebelum dia berangkat ke Semarang, jam sepuluh pagi Dimas sudah sampai dirumah gue dan dia sudah duduk manis diruang tamu sambil mainin handphonenya. Gue duduk disamping Dimas yang masih asyik mainin sama handphonenya, Dimas berhenti mainin handphonenya pas dia lihat gue udah duduk disampingnya.

"Kamu udah siap?" Tanya Dimas yang langsung berhenti mainin handphonenya pas dia lihat gue pakai T-shirt dan celana sebatas lutut.

"Seperti yang kamu lihat." Jawab gue sekenanya.

"Kita jalan sekarang, yuk." Gue sama Dimas beranjak dari duduk dan kami pergi dengan tujuan yang belum jelas sama sekali.

"Kamu nggak jalan sama Denis hari ini?" Tanya gue pas kami udah didalam mobil.

"Kok kamu tanya Denis?"

"Kan biasanya kamu sama dia."

"Sayang, aku itu mau jalan sama kamu bukan sama Denis."

Jam dua belas siang kami masuk ke kafe, gue lihat ke setiap sudut kafe nyaris nggak ada meja kosong. Seorang pelayan datang ke meja kami dan Dimas langsung pesan makanan. Gue sama Dimas sering banget datang ke kafe ini karena kafe ini adalah saksi bisu tempat kami jadian sekaligus jadi kafe favorit kami dan kami selalu duduk dimeja yang sama tiap kali kami ke kafe itu.

"Sayang, habis ini kamu mau ke mana lagi?" Tanya Dimas pas kami sudah selesai makan dan keluar dari kafe.

"Aku terserah kamu aja."

"Kita ke rumahku aja ya."

Dimas narik tangan gue, tanpa ada persetujuan dari gue Dimas bawa gue ke rumahnya yang terasa sepi banget cuma ada nyokapnya yang baru aja pulang kerja.

"Aku bisa minta tolong sama kamu nggak?"

"Apa?"

"Bantu aku packing, ya."

Gue nggak jawab cuma ngangguk pelan, gue ke kamar Dimas yang bersebelahan dengan kamar nyokapnya. Kamarnya berantakan banget, dilantai kamarnya gue lihat ada koper kosong yang terbuka lebar yang belum diisi pakaian sama sekali. Sebagian bajunya ada yang ditempat tidur dan disamping koper. Gue duduk dilantai kamar Dimas,  masukkin satu per satu baju yang mau dibawa Dimas tanpa dibantu Dimas.

"Sayang, packingnya udahan dulu ya. Kamu pasti capek kan? Nih, aku bawain makanan sama minuman buat kamu." Dimas kasih sepiring makanan dan segelas minuman ringan buat gue pas gue hampir aja selesai packing dan beresin kamar Dimas yang berantakan kayak kapal pecah.

Gue ngerasain makanan yang dimasak Dimas buat gue, rasanya sih enak tapi sayangnya kurang garam. Dimas memang suka masak, tapi masakannya terkadang asin tapi keseringan kurang garam. Habis makan gue sama Dimas duduk diruang keluarga, kami nonton TV sambil cerita-cerita dan ketawa sampai nggak terasa waktu jam sudah bergerak ke jam lima sore.

Gue bersiap pulang gitu juga dengan Dimas yang sudah siap ngantarin gue pulang. Selama dalam perjalanan pulang, kami lebih banyak diam kayak orang yang sudah kehabisan bahan pembicaraan dan kehabisan kata-kata. Mobil Dimas berhenti didepan rumah gue, gue lepasin safety belt pas gue mau turun Dimas narik tangan gue seolah dia nahan gue untuk turun dari mobilnya.

"Sayang, aku nggak turun ya aku mau langsung pulang masih mau packing lagi. Salam ya sama Mama Papa kamu." Ujar Dimas sambil cium kening gue.

Gue ngangguk pelan dan turun dari mobil, gue masuk ke dalam rumah setelah gue pastiin mobil Dimas udah nggak ada lagi didepan rumah. Gue lihat Bokap Nyokap gue baru aja selesai makan malam bareng Clara dan Clarisa yang langsung masuk ke kamar dan main game favorit yang ada dikomputer mereka, sedangkan Bokap Nyokap gue nonton film favorit mereka.

"Nadya, kamu dari mana sayang?" Tanya Nyokap pas gue jalan ke kamar.

"Da...."

"Dari pacaran, Ma." Jawab Clarisa dengan cepat dari dalam kamar sebelum gue sempat jawab pertanyaan Nyokap.

"Kamu sudah makan?" Tanya Nyokap lagi.

"Sudah, Ma." Jawab Clara dari depan kamar sambil mengeluarkan sedikit kepalanya lalu masuk lagi ke dalam kamar.

"Mama tanya sama Clara dan Clarisa aja deh kayaknya mereka lebih tahu Nadya dari pada Nadya sendiri." Jawab Gue sambil lanjutin langkah ke kamar.

Gue masuk ke kamar buat ganti baju dengan baju tidur, gue lihat handphone yang belum ada sms dan panggilan tak terjawab dari Dimas. Gue keluar kamar dan gue lihat ruang keluarga sudah nggak ada siapa-siapa lagi, Nyokap Bokap gue sudah masuk ke kamar. Giliran gue yang duduk diruang keluarga untuk nonton TV dan lihat perkembangan negeri ini, lima menit duduk depan TV gue balik ke kamar dan siap untuk tidur. Sebelum tidur gue harus pastiin kalau handphone gue dalam keadaan silent, tapi pas gue lihat handphone ada tujuh panggilan tak terjawab dan satu sms. Gue buka semua itu Dimas.

Syg, kamu udah tdr y? Krn dr td aq tlp kamu gak diangkat. Aq lg sm Denis nih, tiba2 aja dia dtg k rumah ngajak mkn d luar.

Gue lihat jam yang sudah hampir lewat jam sebelas malam, gue langsung balas sms Dimas sambil mikir tempat makan mana yang masih buka jam segini?

Maaf y td aq nonton TV hpnya aq tgl d kmr, ni aq br mw tdr. Jgn pulg mlm2 bgt y syg bsok kan kamu udah hrs berangkat.

Ok syg q, bobok gih biar bsok bs ikut ngantar aq k bandara. Nti kl uda sampe rumah aq sms y. G'd night honey, don't forget to dreaming of me.

Mata gue yang sudah berat nggak sanggup lagi nahan rasa kantuk dan memaksa gue untuk narik selimut tanpa harus balas sms Dimas.

Cinta Dalam HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang