Cinta Dalam Hati #3

1.4K 29 0
                                    

Suatu siang Dimas datang ke rumah gue untuk ngajak gue makan siang bareng diluar. Kami pergi ke kafe tempat dimana kami sering makan dikafe itu, gue lihat Dimas mukanya terlihat santai banget sambil ngabisin makanannya.

"Sayang, sebenarnya aku ngajak kamu jalan terus makan siang diluar karena ada yang mau aku omongin sama kamu." Tiba-tiba aja muka Dimas yang tadinya kelihatan santai berubah jadi serius.

"Kamu mau ngomong apa?"

"Aku mau bilang lusa aku mau ke Semarang karena aku mau buka cabang buat usahaku yang sekarang."

"Kamu pergi berapa lama?"

"Dua minggu."

"Kok mendadak banget sih perginya?"

"Sebenarnya aku udah lama mau bilang sama kamu, tapi aku nunggu waktu yang tepat jadi baru sekarang aku bilang sama kamu. Nggak usah sedih, secepatnya aku pulang kalau semuanya udah selesai. Aku janji sama kamu selama aku disana aku bakalan sering ngubungin kamu, kita pulang yuk."

Gue sama Dimas beranjak dari duduk dan pergi ninggalin kafe, kami mutar-mutar nggak jelas dikota metropolitan yang padat. Menjelang malam, Dimas antar gue pulang sampai ke rumah. Dimas ninggalin rumah gue pas dia lihat gue udah masuk ke dalam rumah, gue lihat bokap nyokap gue udah pada pulang kerja gitu juga dengan si kembar yang lagi sibuk ngerjain PR.

"Nadya, kamu dari mana?" Tanya nyokap pas kaki gue tinggal selangkah lagi masuk kamar.

"Abis jalan sama Dimas, Ma." Jawab gue sambil masuk ke kamar dan langsung tidur tanpa harus ganti baju.

Gue keluar kamar dengan pakai kaos ketat dan celana pendek, gue jalan ke ruang keluarga tiba-tiba aja gue lihat Dimas udah duduk manis disitu dengan TV yang menyala dan ngabisin makanan yang ada dimeja ruang keluarga. Gue duduk disebelah Dimas, dia ngasih kesan cuek dan nggak peduli kalau gue udah duduk nggak kalah manis dengan dia.

"Kamu udah lama datang?" Gue mulai bicara duluan dan Dimas terus ngabisin makanan yang ada dihadapannya.

"Baru setengah jam." Jawab Dimas dengan mulut penuh makanan.

"Kamu kok nggak bilang kalau kamu mau datang?"

"Aku udah telepon dan sms kamu, tapi nggak ada balasan makanya aku langsung ke sini. Kalau nggak percaya lihat aja handphone kamu, ada berapa kali aku sms dan telepon kamu."

Gue mengerutkan dahi sambil jalan balik ke kamar buat ngambil handphone, pas gue lihat layar handphone gue ada dua puluh tiga panggilan tak terjawab dan delapan sms. Oh my God banyak banget, tapi kenapa gue nggak dengar handphone gue bunyi ya? Pantesan aja gue nggak dengar handphonenya gue silent. Gue balik lagi ke ruang keluarga dan duduk disebelah Dimas, gue lihat dia udah berhenti ngabisin makanan sampe toplesnya kosong. Sekarang yang gue lihat muka Dimas serius banget nonton TV.

"Maaf ya sayang, aku nggak tahu kalau kamu ada ngubungin aku soalnya handphonenya aku silent." Ucap gue dengan muka tertunduk karena nggak berani lihat muka Dimas.

Dimas mengalihkan perhatiannya sama gue, dia angkat sedikit muka gue dan menatap gue tajam persis kayak orang mau marah. Gue yakin pasti Dimas marah banget sama gue.

"Ya uda nggak apa-apa, aku tahu handphonenya kamu silent karena kamu nggak mau tidur kamu terganggu kan?"

Gue mengangguk pelan. "Lain kali handphonenya jangan disilent ya sayang, nanti kalau ada telepon penting gimana?" Ucap Dimas sambil cium kening gue tanpa ada kemarahan apapun yang gue terima.

"Kamu nggak marah sama aku?"

"Nggak, sekarang kamu ganti baju kita jalan."

Gue balik ke kamar buat ganti baju. Handphone Dimas berdering pas gue udah diruang keluarga, gue lihat Dimas mengeluarkan handphonenya dari kantong celananya. Dimas menatap lama handphonenya yang terus berbunyi.

"Kok nggak diangkat?"

"Telepon nggak penting." Jawab Dimas yang udah mereject panggilan handphonenya dan kembali memasukkan handphonenya ke dalam kantong celana.

"Memangnya siapa yang telepon?"

Dimas belum sempat jawab pertanyaan gue, handphonenya berdering lagi dan Dimas mengeluarkan hanphonenya dari kantong celananya. Dilayar handphonenya Dimas melihat ada panggilan dari Denis, Dimas melihat gue seolah dia tanya apa dia harus angkat apa nggak. Gue mengangguk pelan dan Dimas mengangkat handphonenya.

"Halo." Jawab Dimas pas dia udah jawab teleponnya. Dimas diam sejenak, mendengar yang diseberang sana lagi bicara menyampaikan sesuatu sama Dimas yang gue sama sekali nggak tahu apa yang dibicarain.

"Gue nggak bisa, sekarang gue lagi sama cewek gue."

Gue nggak tahu siapa yang telepon Dimas tapi gue yakin banget kalau yang telepon itu adalah Denis, pasti Denis ngajak Dimas ketemuan. Kalau nggak, mana mungkin Dimas bilang kayak gitu sama yang telepon.

"Ok, nanti gue hubungi lo ya." Dimas mengakhiri pembicaraannya ditelepon dan dia masukkin lagi handphonenya ke kantong celananya.

"Siapa yang telepon?"

"Denis." Jawab Dimas pendek.

"Dia ngajak kamu ketemuan?"

Dimas nggak langsung jawab, dia pegang tangan gue dan lihat muka gue yang udah berharap jawaban dari Dimas. "Iya, dia ngajak ketemuan."

"Terus, kenapa kamu nggak mau?"

"Kalau aku ketemuan sama dia, aku nggak bisa jalan sama kamu dong. Yuk, kita jalan sekarang."

Gue sama Dimas jalan ke mal, nggak banyak yang kami lakukan selain makan sama nonton. Sebenarnya gue udah bosan banget dengan mal yang isinya itu-itu aja, gue maunya ke tempat yang belum pernah gue datangi sama sekali. Kami keluar dari mal, lega banget rasanya udah keluar dari mal dan gue udah nggak sabar pengen cepat-cepat sampe dirumah.

"Sayang, kita ke toko buku bentar ya? Aku mau cari buku yang kemarin aku cari tapi nggak ada."

Apa? Ke toko buku lagi? Sumpah demi apa ya, gue eneg banget harus balik ke toko buku lagi. Gue cuma bisa mengangguk pelan dan berdoa supaya kami cepat keluar dari toko buku karena Dimas paling betah kalau udah ditoko buku bisa sampai lupa waktu. Pas kami udah ditoko buku Dimas langsung dapat buku yang dicarinya dan dia datang ke gue.

"Kita pulang yuk, buku yang aku cari udah dapat." Dimas nunjukkin bukunya sama gue, kami keluar dari toko buku dan Dimas antar gue pulang ke rumah.

"Sayang, aku langsung pulang aja ya." Kata Dimas pas mobilnya udah berhenti didepan rumah gue.

"Kamu nggak turun dulu?"

"Nggak deh besok aja aku ke rumah kamu lagi, salam sama Mama kamu ya." Ucap Dimas sambil cium kening gue.

Gue masuk ke dalam rumah dan gue lihat nyokap gue lagi nonton TV sama bokap, gue masuk ke kamar merebahkan sejenak tubuh ditempat tidur. Handphone gue bunyi dengan suara yang lumayan nyaring dikuping, gue lihat ada satu sms. Waktu gue baca sms itu dari Dimas.

Syg, aq uda d rumah, besok qt jln lg y.

Cinta Dalam HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang