Setelah melewati 20 menit yang hening di dalam mobil dengan Mama, akhirnya mobil kami terparkir di depan pagar rumah. Mama angkat bicara.
"Kal, are you okay?"
Terlihat ekspresi prihatin di wajahnya."Iya, Ma. Perfectly fine," jawabku datar, langsung turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.
Aku singgah sebentar ke dapur, membuat semangkuk oatmeal dengan taburan granola di atasnya untuk makan malam. Kemudian menghilang di balik pintu kamarku dan menghabiskan makan malam di meja belajar, persis seperti sarapan tadi.
***
Aku memutuskan untuk mengecek hape yang sudah kutelantarkan sejak tadi pagi, bahkan baterai hape-ku sudah menunjukkan angka 19%. Ada 17 notifikasi LINE yang baru dan 11 missed calls.
1 dari Siska Si Ketos. 2 dari Papa. 4 dari Rachel, salah satu teman dekatku di kelas. Selebihnya, 10 dari Karsten. Dan 11 missed calls tersebut, semuanya dari sebuah kontak dengan nama 'Cowok ganteng ber-IQ 162'.
***
Chat teratas dengan nama Karsten D. adalah yang kubuka pertama kali.
[[ Yesterday ]]
[21.04]
Karsten D. : Kal, jangan ngambek ya...
Karsten D. : I'll really make it up. Janji.
Karsten D. : Selasa ya. Aku jemput.
[21.10]
Karsten D. : Udah tidur? Sleep well, Kal. 😉[[ Today ]]
[07.05]
Karsten D. : Kal, masih tidur?
Karsten D. : Iya nih, pasti masih tidur kan. Karna hari ini batal keluar, hahaha. Jangan marah ya, Kal.
[08.16]
Karsten D. : Kal, belum bangun juga?
Karsten D. : Balas dong.
[12.55]
Karsten D. : Kal, ke mana aja? Nggak lucu. Aku udah telfon 5 kali nggak diangkat juga. Cepat angkat!
[15.22]
Karsten D. : Yah, beneren marah ya. Aku nggak ganggu dulu deh, sorry. Jangan kelamaan ya, ntar cantiknya hilang. :)
[18.10]
18.10, berarti setelah aku melihatnya dengan si cewek di taman kota.
Karsten : Kal, I'm so sorry.Sisanya, 6 missed calls dari Karsten yang terdata di dalam hape-ku semuanya masuk mulai jam 18.11. Sekarang pukul 18.26. Aku masih terdiam setelah membaca semua pesan LINE-nya yang nggak berbobot. Apalagi yang terakhir. I'm so sorry. Udah, itu aja?
Pada detik itu juga, aku memutuskan untuk menghubungi nomor hape-nya.
Tersambung.
"Kal?!"
Aku nggak menjawab.
"I'm so sorry, kamu kaget, ya? Sorry ya, aku nggak cerita ke kamu."
Aku masih diam.
"Kami teman doang, kok. Kamu mah menang banyak di atas dia. Kamu, kan, sahabatku nomor satu. Hehehe," lanjutnya.
Mataku panas.
"Kal, bisa dengar?" tanyanya lembut.
"Mungkin kamu masih kesal aku nggak pernah cerita apa-apa tentang cewek tadi. But you'll know soon. Promise. I just can't tell you now yet."
"Kal?"
Air mulai mengalir dari kelopak mata bawahku.
"Istirahat, ya. You'll know everything by Tuesday. Kamu pasti nggak bakal mau ngeliat mukaku besok. Tapi selasa pagi, jam 7. Aku jemput. Wajib mau. Jangan ketiduran, ya. Good night, Kal."
Dan aku langsung memutuskan sambungan telepon.
***
Sure, I'm only a 'sahabat nomor satu' to you, Kars. Aku nggak bisa menyalahkan siapa-siapa di sini, kecuali diriku sendiri. Karena aku sendirilah yang jatuh cinta kepada seorang Karsten yang hanya menganggapku sebagai sahabat.
Jadi malam ini, aku memutuskan untuk menulis sebuah surat, yang mungkin nggak akan kuperlihatkan pada siapa pun. Terlebih pada Kars, walaupun surat ini adalah untuknya.
———
Minggu, 25 September 2016.
Dear Kars,
Aku udah kenal kamu sejak kelas 1 SMP. And we've been best friends since then. Memang nggak seperti novel atau film menye-menye yang mengisahkan persahabatan dari kecil, but I'm beyond grateful to know you, the fact that I've been your closest person to share everything with really warms my heart. Dari kamu, aku belajar banyak.
Kamu pintar. Kamu bertalenta. Kamu ganteng. Kamu baik. Mungkin kamu sendiri juga udah sadar. Hahaha. And I have something to say. I like you, Kars. Or love? I don't really know. Kamu sendiri tau kan, selama ini, aku nggak pernah berpikiran kalau pacaran dan acara cinta-cintaan itu penting. Aku juga nggak pernah peduli tentang hal-hal kayak gini, till' I have this strange feelings for you. Tapi satu hal yang harus kamu tau, I have this feelings for you nggak karna kamu pintar ganteng blablabla. Karna kalau aku suka kamu karna hal-hal itu, seharusnya dari dulu kelas 1 SMP aku udah suka kamu, Kars. Jadi kalau kamu tanya kenapa aku suka kamu sekarang, aku juga nggak tau mau jawab apa. I like you for who you are, sesederhana itu.
Serius, I'm being so cheesy right now. But seeing you with that girl really pisses me off. Sorry, Kars.
Aku tau kamu cuma nganggap aku sebagai sahabat, and it's not your fault that I feel annoyed and pissed seeing you with anyone you'd like to be with. It's my own feelings. And I'll take care of it.
Thanks for being my best friend, Kars. And thanks to you, I am able to understand the feeling of loving someone.
P.s. Kalau kamu akhirnya bisa ngebaca surat ini, bagaimana pun caranya, mau aku yang ngasih atau kamu yang temuin sendiri. Please act normally. Jangan ngeledek, tolong. You'll never understand how I feel while I'm writing this shit.
And I truly hope that we will remain best friends even if you've read this horrible letter.
Sincerely,
Kaliska Widi.———
KAMU SEDANG MEMBACA
Karsten, Listen
Novela JuvenilBersahabat dengan seorang Karsten yang sempurna di mata dara-dara seisi sekolah telah membuatku belajar banyak, merasakan banyak, dan menerima cinta yang banyak. Setelah hidupku jungkir balik karena kebangkrutan Papa, Kak Magdala masuk ke dalam hid...