Haah??

252 17 3
                                    

Dimas pov-

Aneh banget si ada cewe kaya gitu nongol di depan gue tiba tiba. Kenapa juga gue harus satu kelas sama cewe jadi jadian gitu?

Dimas menggumam setelah menjatuhkan diri ke kasur super tebal dan super empuk yang mahal. Orang tuanya dipindahkan ke sini—rumah barunya di kota bernama Jatilawang— dalam urusan bisnis. Mau tidak mau Dimas harus mengikuti orang tuannya dan meninggalkan kenangan-kenangan indah di tempat tinggalnya dulu.

Sekarang Dimas harus beradaptasi dengan semuanya dan harus siap satu kelas sama cewe jadi jadian yang baru dia kenal tapi sok akrab itu. Dimas beranjak dan duduk di meja belajarnya. Ia mulai mencoret coret kertas HVS putih kosong. Sekarang apa? Sekarang kertas tak berdosa itu sudah bergambar muka cewe jadi jadian yang membuat moodnya hilang dan kini tergantikan dengan kejenuhan yang melanda.

Dimas terbangun dari lamunannya dan meremas gambar yang tak sengaja ia gambar.

"Kenapa gue jadi inget dia si? Apa istimewanya dia coba? Aaarrgh..." Dimas mengerang frustasi. Ia mengacak rambut tebalnya.

Dimas keluar kamar tidurnya untuk mengambil jus jambu favoritnya.

Bruk!

Dimas menubruk wanita yang berambut hitam dan sedikit putih karena ubannya.

"Bibi, jalannya hati-hati ya" Dimas berkata lembut.

Inilah sikap Dimas di rumah. Lembut, baik, dan ramah. Itu kata para asisten rumah tangga dan supir pribadi ayahnya.

Sifatnya memang berbeda seratus delapan puluh derajat ketika di rumah dan sekolah yang cenderung pendiam dan 'sulit' untuk beradaptasi.

"Maaf ya den, bibi ngga lihat kalo ada den Dimas di sini" bi mirah menjelaskan dengan logat jawanya yang kental.

"Ngga papa ko bi, santai aja"Dimas mengangkat kedua jempolnya tanda perdamaian.

"Aden mau ambil apa? Biar bibi yang ambilkan" pinta bibi ramah.

"Ngga usah bi biar aku aja. Aku cuma mau ke dapur kok. Bibi kerjain yang lain aja bi." Dimas nyelonong pergi.

Dimas meminum jusnya di ruang keluarga. Bi mirah datang tiba tiba..

"Den, di depan ada temen yang cariin aden."

"Temen? Temen siapa bi?" Dimas meletakkan jusnya kembali.

"Ng.. ngga tau den katanya sih temen sekolahnya aden."

"Ya udah deh coba aku liat dulu. Makasih ya bi."

Dimas pergi ke pintu gerbang raksasanya yang mewah. "Olla?" Dimas kaget bukan kepalang melihat Olla ada di depan matanya.

"Mau apa loe ke sini? Trus dari mana loe tau rumah gue?".

Olla melongo melihat tingkah Dimas yang terkaget kaget akan kehadirannya di sini.

"Tanyanya satu satu doong! gue kesini cuma mau main sekalian gue mau temenan sama loe. Damai getooh, soal gue tau rumah loe, tadi gue buntutin loe sampe sini, gitu" Olla meringis setelah panjang lebar ia menjelaskan."Gue boleh main ke sini kan? Yakan yakan?" Olla memasang muka polosnya untuk memohon.

JHS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang