Hoaamm..
Suara menguap anak-anak yang sedang bermalam di hutan yang tampak asing di mata mereka. Kantung kantung dibawah mata sudah sembab dan kelopak mata tampak sangat berat. Kantuk mulai menerpa. Berat banget rasanya.
"Hoy bocah, lu pada tidur disini? Masuk tenda cepet, ada binatang bu-as baru tau lo pada!" Hepi berkata setengah sadar (setengah ngelindur) karena kantuknya. Hepi berjalan gontai sambil berusaha menarik tangan tangan sahabat cewenya. "Aduh berat banget ni kebo!" Umpat Hepi.
"Tendanya cewe cowo pisah?" Kata Sahal sambil menggaruk tengkuknya dan menguap.
"Yakali se tenda cewe cowo! Pisah lah!" Sanggah Reva sewot.
"Iye iye. Yok guys, ngebo banget sih lo pada. Huft, udah berat lagi. Ish.." protes Bayu menarik tangan tangan temannya.
"Hadeeh"
"Mager lah"
"Plak! Nyamuukk!"
"Rempong deh pada"Satu per satu cogan masuk ke tenda. Cecans(cewe cantiks)--weks alay kambuh-- pun sama.
"Good night semuwaahh" Alma melambai tak jelas ke arah cowo cowo."Good night too Almaa" tak sesuai perkiraan, Ai membalas salam Alma dan mengedipkan mata genit. Iyuuhh..
"Apaan sih, masuk cepet" kata Alma sewot.
Semua terlelap menuju alam bawah sadarnya(mimpi). Krokk.. krokk.. alam mimpi kami datang..
***
"Morning sun" teriak Neni sambil menyelipkan kamera di jemari tangannya yang sedang merekam aktifitas sahabatnya.
"Apaan sih pagi pagi buta udah bangunin ajaa" protes Via yang masih ngebo.
"Udah jam berapa nih?" Tanya Olla mengumpulkan sedikit lagi nyawanya yang sedang kembali dari perjalanan mimpinya.
"Noh, jam 05.00! Buruan sonoh sholat subuh, tadi gue duluan." Neni menunjuk nunjuk jam tangan berwarna pink dan hitam di tangan kirinya--pink lovers
"YaAlloh, telat bngun gue." Olla gelalapan membersihkan selimutnya dan mencari sendal hitamnya. Seketika, Olla melesat keluar, dan saat itu juga ia kembali melongokkan kepalanya ke dalam tenda. "Eh tadi lo wudhu dimana?" Tanyanya.
"Ngumpulin embun, banyak soalnya. Gue ngga nemu sumber air yang banyak di sekitar sini, gelap juga, atut. Hehe.." jelas Neni panjang kali lebar.
"Yaelah yuadah lah, Mel, Vi, Hep, Re, cepetan bangun dah, ngebo teyus seh-_-" omel Olla mengguncang guncang tubuh sahabatnya.
"Hmm.."
"Ngantuk"
"Mager"
"Atiss--dingin""Ah elah, buruan yok" Olla memaksa
*Sholat*
"Abis ni gue mau jogging. Lu pada ngikut ngga?" Tanya Olla.
"Gue ngga lah." Jawab mereka kompak
"Ck, yaudah gue jogging dulu yak! Jan kangen lu pada!" Olla ngeloyor pergi.
"Pede parah deh." Camel menggerutu.
"Tau, bawaan lahir kali. Hahaha." Cibir Hepi dan Reva kompak.
"Jan ngetawain jomblo lu, sesama jomblo dilarang mendahului." Kata Alma nimbrung.
"Wuuu.. tang mentang dah punya sesuatu." Sambar Neni menguak rahasiaa.
"Ceileehh sape tuh?" Tanya Reva kepo.
"Yang penting bukan Lukman Re. Yakan Al?" Sahut Hepi sok tua---tau maksudnyoh---.
"Tua aja lo Hep huhu-_-" sambar Alma senang.
"Masih unyuk juga gue." Memegang kedua pipinya sendiri gemas.
"Pede tingkat dewa lo!" Kata Camel sembari cengar cengir ngga jelas.
"Foto dulu gengs. Chees!" Neni memotret tiba tiba.
Cekreek.
Di tempat berbeda, waktu sama
"Seger banget nih, enak buat jogging" Olla melenturkan kedua tanggan dan kakinya melakukan pemanasan. Setelah akan berlari, Kok kaya ada ada yang megang tangan gue ya? Olla bergidig ngeri. Deg deg deg.. jantungnya berdegup kencang.
"Mau kemana lo?" Tanya orang yang memegang tangan Olla.
Fiuh, Olla berbalik "ngagetin aja si lo" semprot Olla ke Dimas. Ya Dimas yang menghentikan langkah Olla.
"Ya maap, keles, lagian pagi pagi buta udah sendirian aja?" Ujar Dimas sembari meringis menampilkan gigi putihnya.
"Mau jogging gue, abisan seger banget udaranya. Banyak oksigen." Sahut Olla.
"Pokoknya gue ikut." Menarik tangan Olla dan berlari kecil menjauhi tenda.
Olla hannya memutar bola matanya malas dan menyamakan langkah panjang Dimas.
"Cepet amat lo, tungguin napa." Olla mendumel.
"Brisik ah. Ayo buruan." Dimas menghentikan langkahnya sejenak. Ketika Olla mendahuluinya, Dimas melanjutkan lari kecilnya.
Ketika merasa cukup dengan larinya, Olla melihat sun rice yang kerennya pake banget. Olla duduk menikmati sunrice itu di lanjutkan dengan Dimas. Mereka duduk bersebelahan menikmati sun rice diatas pegunungan hutan pinus lebat.
"Keren yah."gumam Olla tanpa menengok ke arah Dimas.
"Iya." Sahut Dimas. Semyumnya terulas dari wajah kerennya. "Tapi, masih kerenan gue sih." Dengan kepedean tingkat dewenya, Dimas tertawa bahagia.
"Anda kok pede banget ya? Baru tau saya. Tawa lagi!" Kata Olla jutek.
"Emang gue keren kok. Lo aja sampe suka sama gue." Mengangkat alisnya dan tersenyum seribu arti.
"In your dream!" Olla tak kalah dalam hal ejek mengejek.
"Engga kok, nyata kali. Kalo lo ngga suka sama gue, lo berani tahan tatap mata gue selama 1 menit aja." Tantang Dimas.
"Deal." Olla menatap muka Dimas tajam. Tapi yang ditatap malah menampilkan senyuman termanis yang pernah dia temui. Tak sampai 1 menit Olla sudah tak tahan menatap mata Dimas yang sangat indah. Hadeehh melting broo.. ngga tau sih lo, kalo lo tau, tamat riwayat gue. Gila muka gue udah kaya apa ya? Kepiting rebus banget..
Hatinya terus saja ngga bisa buat kompromi. Kaya detik detik pengeboman bumi. Daaann.. Olla menyerah, Olla berbalik menatap sang matahari yang hampir meninggi."Yes, gue menang dan lo kalah. Itu adalah bukti pertama lo suka sama gue. Bukti selanjutnya, bakal lo hadapin nanti." Kata Dimas sambil menatap cewe yang sedang menatap mentari. Kenapa sih, gue bisa sayang sama lo? Padahal gue pernah sakit karna cinta. Btw, gue ngga tau sih apa itu cinta, tapi.. yaudah lah. Dulu gue jua ngerasain kaya gini waktu kenal Helena, cewe yang udah pernah hancurin hati gue. Sekarang dia pergi jauh dari kehidupan gue. Olla lo jangan pernah ninggalin gue kaya Helena ya? Gue akan selalu jagain lo kok, makasih lo udah buat hari hari gue ngga karuan. Gue kangen pas nggada lo, gue...
"Helloo." Tangannya melambai ke hadapan muka Dimas. "Lo apaan sih ngeliatin gue gitu? Kenapa? Gue cantik? Emang. Dari lahir kok!" Suara cewe disebelahnya membuyarkan lamunan Dimas.
"Ehm, eng.. engga kok nggapapa, udah selese liat liatnya? Balik yu!" Kata Dimas sambil menarik tangan Olla.
"Ayo deh.."
Mereka berjalan ke tenda. Dengan tangan yang tanpa sengaja berpegangan *kaya mau nyebrang getooh* sweet yah? Iyaa aku jua ngerasa gitu kok. Hehe
Edited
Jatilawang,
Kamis 1 Des 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
JHS Love Story
Novela JuvenilKetika benci menjadi teman dan teman berharap menjadi sayang. Kisah anak SMP yang mengalami cinta pertamanya dan di pertemukan dengan seorang cowok tengil, karena takdir. Pemula :)