firstDate

75 4 1
                                    

La, temenin gue beli komik ya. Ngga ada penolakan! Pokoknya harus udah siap. Gue jemput jam empat. Okeh Penyu?

Sent.

Dimas mengirimkan pesan untuk Olla lewat aplikasi WA. Diselipkannya benda pipih itu ke dalam saku celana jeans warna coklat pastel selutut. Baru saja Dimas akan bangkit dari kursi meja belajarnya, getaran singkat dari ponsel sukses mengurungkan langkah Dimas.

Dimas tersenyum lebar saat melihat balasan dari 'sahabat dekat' yang belum lama menjadi 'peri kecil' di hatinya.

Iya deh Nyeett!! :)

Begitulah isi pesan singkat dari Olla, 'sahabat dekatnya', yang mampu membuat hati Dimas berdesir lega.

Thx Penyu :*

sent.

Just read.

Mengetahui pesan terakhirnya hanya di baca, Dimas menengok ke arah jam beker yang terpajang di atas meja belajarnya. 15.30. Setengah jam lagi dia akan menjemput peri kecilnya itu untuk menemani dengan embel-embel 'membeli komik'.

Dimas meluncur ke kamar mandi yang terletak di samping kamarnya sembari menyambar handuk biru muda yang tergantung di rak khusus handuk.

Sekitar lima belas menit Dimas berkutat dengan kamar mandi, Dimas keluar dengan rambut basah dan handuk yang menyelimuti pusar sampai lutut.

Dimas kembali masuk ke dalam kamar dan keluar dengan aroma parfum cool yang samar-samar serta celana jeans hitam panjang dan jamper merah gelap membalut tubuh tinggi kurusnya. Rambutnya di biarkan teracak dengan sisiran jemarinya supaya kesan coolnya makin uhh..

"Bi, mamah ada?" Tanya Dimas saat dia dan bi Mirah berpapasan di dapur.

"Lagi di ruang keluarga den. Nonton TV!" Jawab bi Mirah dengan lugunya.

"Oo.. yaudah bi, aku nyamperin mamah dulu ya!" Dimas mengakhiri percakapan singkatnya dengan bi Mirah.

*RK*

"Mah, pinjem kunci motor dong. Aku mau beli komik di mall." Rengek Dimas ala ala.

"Lenjeh! Beli komik aja pake di mall segala. Aa.. pasti bukan cuma mau beli komik deh!" Tebak Ayu, mama Dimas dengan menodongkan remot TV ke muka ganteng Dimas.

"Hehe.. ngga usah kepo dong mah!!" Dimas menyeringai kuda.

"Huh. Itu ambil aja di tempat kunci." Ujar Ayu.

"Makasih mamaa.. terbaik deh!" Dimas mencium lembut pipi Ayu dengan cepat. Kemudian berlari menuju arah yang di tunjukkan mamahnya tadi.

"Ati ati kalo sama cewe ya!!" Nasehat Ayu.

"Siap nyonya Ayu!" Dimas memberikan penghormatan kepada mamahnya.

"Assalamualaikum!" Sambung Dimas sembari mencium punggung tangan Ayu.

"Waalaikumsalam" sahut Ayu.

***

Pim pim...

Suara klakson yang terdengar dua kali membuat Olla berlari kecil ke teras rumah melihat siapa pelaku di balik klakson motor di depan rumahnya.

Eh, Dimas. Tebak Olla

Olla kembali berlari menghampiri orang di balik helm fullface yang menaiki motor sport itu. Walaupun mengenakan helm fullface, Olla paham betul itu adalah Dimas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JHS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang