8

147 23 2
                                    

Tubuh Leo terasa remuk. Serasa semua tulang yang ada di lapisan kulit paling dalamnya patah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Tidak ada yang bisa dilakukannya sekarang. Lagipula, bisa saja ada tulang yang benar-benar remuk di dalam sama. Tidak ada seorang pun yang bisa bergerak dengan tulang yang berubah menjadi tusuk gigi. Kalau pun ada, Leo ingin bertemu orang yang seperti itu dan meminta rahasianya.

Leo menggerakan tangannya untuk menyingkirkan kerikil di mata kirinya. Benda itu mengganggu pemandangannya sedari tadi. Leo ingat kalau tadi dia hampir mati dan meledak menjadi kepingan kecil. Sudah satu jam sejak hal itu terjadi. Dia yakin pihak istana akan datang dan memeriksanya. Tetapi, dia ragu kalau penjaga terdepan istana, tepatnya gerbang depan istana, masih hidup. Leo bahkan ragu kalau tembok pembatasnya masih ada.

Leo tidak tahu apa yang terjadi. Yang diingatnya hanyalah bom besar itu. Memerlukan tenaga dalam yang kuat untuk membuat benda yang seperti itu. Bahkan, membuat bom energi sebesar bola basket saja bisa menguras tenaga si pemakai. Monster itu bukanlah makhluk yang biasa mengganggu orang yang lewat di hutan untuk kesenangan. Dia haus darah, Leo bisa melihatnya melalui kejadian tadi. Leo tidak tahu apa yang diinginkannya, tetapi dia tahu kalau dendam makhluk itu sangat besar.

Masih segar diingatan Leo aura hitam pekat yang menyelubungi daerah tadi. Asalnya adalah makhluk hitam itu, jika dia tidak salah. Dia sangat yakin kalau aura hitam itu berasal darinya. Auranya bahkan lebih pekat daripada oli yang biasa dipakai untuk mesin. Tidak ada orang di dalam kerajaan yang mempunyai aura seperti itu. Seingatnya tidak ada.

Angin berhembus membelai kaki Leo yang tek terbungkus apapun. Ledakan tadi merebut kain celananya dari paha sampai ke bawah. Membuat kakinya yang mulai terasa sakit itu tak terbungkus apapun sekarang. Leo berusaha mengangkat tubuhnya dalam posisi duduk secara perlahan. Meskipun terasa pegal dan sakit, tetap saja dia memaksakan untuk duduk. Dia ingin melihat apa yang terjadi di horizon.

Ada kawah di sana. Sangat besar, lebih besar dari lengkungan yang disebabkan oleh meteor di negara barat sana. Leo beruntung bisa menghindar dari sana dengan sisa tenaganya. Benar-benar sisa tenaga. Jika tadi dia tidak memaksakan tenaganya untuk Flash Step, bisa saja detik ini dia hanya tinggal nama.

Dia melompat ke puncak Gunung Hun. Benar-benar bagian puncak sampai Leo bisa melihat barisan pohon di bawah sebagai permadani hijau. Beruntung hanya sebagian dari gunung ini yang terkena ledakan. Itu pun tidak sanggup untuk menghancurkan gunung ini. Dengan kata lain, sumber ledakannya sudah cukup jauh. Yang harus Leo lakukan sekarang hanyalah menunggu. Menunggu ledakan selanjutnya atau dua petarung tak dikenal mendatanginya. Atau mungkin satu petarung hitam legam yang akan menusuknya dari belakang. Tidak ada yang tahu kapan hal itu terjadi. Karena itu, Leo hanya bisa menunggu. Benar-benar menunggu. Tidak akan ada yang dilakukannya selain itu. Dia butuh bantuan untuk memulihkan energinya.

Suara ledakan dari utara menarik perhatian Leo. Dia menoleh ke sana dan mendapati satu lagi ledakan besar. Tembok-tembok pembatas di sana runtuh. Benar-benar runtuh. Pihak istana tidak akan tinggal diam. Leo tahu pasti itu. Mereka akan langsung mengerahkan penjaga dan para Master untuk memeriksanya. Tetapi, ada satu hal yang membuat Leo agak takut. Jika semua Master mengawasi, tidak akan ada yang menjaga istana dari dalam. Dan, kesempatan itu bisa digunakan untuk langsung menghancurkan istana dari dalam, membunuh para Guardian muda juga masyarakat sipil. Rencananya sudah sangat jelas sekarang. Monster itu sudah merencanakannya.

Leo harus menghentikan para Master untuk pergi keluar. Saat mereka keluar istana, semuanya akan selesai. Dia berharap mereka tidak akan segegabah itu. Mereka pasti tidak akan melakukannya. Mungkin. Lagipula, monster itu terlalu kuat. Tiga orang Master pun Leo ragu bisa mengalahkannya. Hanya orang yang pengetahuan dan tingkat sihirnya setara Gizo. Orang itu. Sihirnya berwarna emas. Berkilauan di antara warna langit di sana. Leo tidak tahu ada orang yang memiliki sihir seperti itu. Bahkan Master Zurich tidak mempunyai hal yang seperti itu. Berkas sihirnya hanyalah berwarna perak. Leo tidak tahu apa arti dari berkas sihir itu, tetapi dia tahu kalau hanya dia yang bisa melihatnya. Sepertinya begitu.

Horoscope GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang