12

102 17 1
                                    

Master Chen menghajar dagòn itu sebelum meninggalkannya di dalam hutan dengan mantra pengikat sebelum akhirnya pergi dengan Leo untuk memeriksa beberapa hal di istana.

Sebelum mereka pergi, Leo bersitumbuk pandang dengan monster itu. Ada kemarahan di sana, itu jelas, juga dendam. Dendam yang sangat besar. Entah dendam kepada siapa pun Leo tidak tahu menahu. Yang diketahuinya hanyalah, dagòn itu sangat marah kepada seseorang di dalam istana atau mungkin pada istana itu sendiri sehingga meratakannya dengan tanah tanpa berpikir dua kali adalah sebuah keputusan yang bagus.

Leo tidak berani menarik kesimpulan sedini ini, apalagi dengan kapasitas otaknya yang tak seberapa, tetapi dia yakin kalau makhluk itu punya masalah personal dengan pihak istana. Apapun itu, pasti masalah besar. Tidak mungkin hanya karena seseorang pernah mencuri kulit ayamnya dahulu kala saat dia masih memakan makan siang.

Sekarang semuanya mulai terdengar seperti skandal besar yang disembunyikan oleh istana perlahan mulai terkuak dengan sendirinya akibat tindakan monster hitam itu. Leo mulai berpikir dia berada di pihak yang salah dan dagòn tadi adalah pahlawan yang sebenarnya yang berusaha mengungkapkan kebenaran istana.

Tetapi semua pemikiran aneh itu Leo buang secepatnya begitu mendengar kebenarannya dari Master Chen.

Ya, Master Chen memberitahukan semua yang selama ini disembunyikan darinya selama bertahun-tahun yang bahkan dia tak pernah berniat untuk mengetahuinya sedikitpun karena memang pada dasarnya dia tidak mengetahui apapun. Tentang istana, tentang Master Chen sendiri, tentang monster itu, dan tentang dirinya.

"Kau adalah pangeran. Putra dari sang Tetua pertama." Itu adalah perkataan Master yang masih terngiang di kepala Leo selama beberapa jam sejak kata-kata itu dilontarkan. Awalnya Leo  merasa geli sendiri dan bahkan ingin terbahak-bahak. Dia menganggap bahwa Master Chen sedang bercanda. Namun, dia sadar bahwa ada yang salah saat tidak ada yang ikut tertawa bersamanya, malahan menatapnya dengan pandangan menunggu. Mereka serius.

Ya, mereka. Ada puluhan orang di sini. Gua yang berada tepat di kaki Gunung Hun, hanya beberapa meter jaraknya dari gubuk tua Gizo. Dan lagi, orang tua itu juga ikut hadir di sini entah untuk urusan apa. Ordo, katanya. Entah apalagi itu.

Kesan pertama saat Leo diajak masuk ke dalam sini ialah rasa hangat kekeluargaan yang menyerbunya, ditambah dengan bau khas bir dan makanan pesta lainnya. Leo pikir ada yang sedang menikah dengan konsep yang tak biasa, namun dia kembali salah. Ini untuknya, untuk menyambutnya.

Leo diajak berdiri di atas panggung kayu yang terlihat masoh baru dan dengan obor kecil di tiap sudutnya. Lalu, saat itulah dia terkejut.

"Kita sudah menunggunya dan inilah saat yang tepat, tuan-tuan." Master Chen menatap Leo penuh arti. Ada sesuatu yang disembunyikannya dibalik tatapan itu. "Pangeran kita, telah kembali!" Semua bersorak. Leo tidak percaya dengan hal itu tetapi semuanya bersorak girang penuh semangat bahkan ada juga yang terlihat marah.

Lalu, Master Chen mengajaknya ke balik panggung yang terisi dengan meja panjang dengan jamuan besar di atasnya. Daging, anggur, roti, semua. Seakan-akan pesta ini memanglah khusus untuknya. Dalam pikirannya, Leo berpikir keras, berkelit pada dirinya sendiri bahwa semua bukan untuknya. Tapi, untuk apa? Untuk apa Master Chen membuat acara seperti ini hanya untuk melihat wajah bodohnya? Padahal, dia bisa melihat hal itu setiap hari di asrama. Jadi untuk apa?

Dan saat itulah semuanya dijelaskan. Bahkan, Leo masih ingat dengan jelas semuanya, setiap katanya, euforianya, dan sensasinya.

"Kau adalah pangeran kami, Leo. Aku sama sekali tidak bercanda. Sama sekali tidak."

Leo ingin tertawa tetapi dia bahkan tidak bisa menggerakan bibirnya saat itu.

"Raja saat ini hanyalah gelar untuk orang yang bahkan tidak lahir dari garis keturunan istana. Keluarga istana hanyalah figur yang dibuat untuk kepentingan istana, Leo. Tapi kau, kau adalah keturunan dari Master Garin langsung dari anak keduanya. Dari putrinya." Master Chen menghela napas sebentar, memperhatikan mimik muka Leo lalu mulai melanjutkan. "Aku tahu ini terdengar gila, tetapi kau adalah anak dari Master Cheryl."

Horoscope GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang