Gadis bersurai coklat tengah duduk manis menikmati es krim stoberinya dengan tenang.
Mata teduhnya tak mempedulikan orang sekitar yang menatapnya gemas atau mungkin lucu.
Lidahnya bergerak senang menjilat seluruh permukaan es krim berwarna merah muda yang terasa manis dan menyenangkan di lidahnya.
"Yein, ayo pulang!" Ajak gadis yang lebih tua setahun darinya dengan wajah bulat lucu sambil menarik tangannya untuk menyudahi kegiatannya.
"Tunggu sebentar. Es krimnya belum habis." Ujarnya sambil memberengut. Yang lebih tua tertawa kecil melihatnya lalu berkacak pinggang menunggu gadis itu.
"Sudah habis! Ayo kita pulang!" Ujarnya. Temannya itu tertawa sembari menarik gadis polos yang tengah tersenyum senang karena es krimnya yang baru saja habis.
"Tadi Sujeong beli ini untuk Yein." Gadis yang lebih tua memberi Yein sebuah bandana berwarna merah muda pada Yein.
"Terima kasih." Ucap Yein dengan mata berbinar. Menjadi anak rumahan yang jarang sekali keluar rumah, memang kadang agak menyusahkan.
Apalagi seperti Yein, yang sangat nyaman berada di rumahnya sehingga gadis bernama Yein ini kelewat polos dan jarang untuk pergi jalan - jalan dengan temannya.
"Aku pulang duluan ya. Yein bisa naik bis sendiri 'kan?" Tanya temannya khawatir. Gadis itu mengangguk.
"Iya. Aku bisa sendiri kok! Sujeong hati-hati ya!" Jawabnya sambil melambaikan tangan. Senyuman manis terukir di bibir gadis itu.
Ia menunggu bis nya dihalte. Bersenandung kecil dan sesekali menggoyangkan kaki jenjangnya.
Lalu kemudian di lihatnya seorang pria datang dengan sepuntung rokok di tangannya. Ia duduk di sebelah Yein dan membuat gadis itu meringis pelan.
Pasalnya Yein tidak suka bau rokok.
Yein menghindari kontak mata dengan pria di sampingnya itu."Kenapa ketakutan begitu?" Tanya pria itu. Yein semakin menjaga jarak pada pria itu lalu menunduk dalam.
"Nona manis, kenapa menghindar?" Gadis itu menggeleng lalu menutup hidungnya.
"Tidak suka bau asap rokok." Ucapnya polos. Membuat pria itu memandangnya heran.
"Ooh, maaf mengganggumu karena asap rokok ini." Ia berujar se santai mungkin lalu mematikan asap yang ada dirokoknya. Dan Yein hanya mengangguk.
"Tidak apa - apa. Yein kan hanya bilang kalau tidak suka. Kamu boleh melanjutkan apa yang kamu mau kok." Gadis itu berujar dengan begitu sopan. Ia bahkan memberi senyum manis pada pria di sampingnya.
"Ah, iya." Sang pria hanya tersenyum kaku lalu menjarakkan duduk nya pada gadis di sebelahnya.
Lalu bis yang di tunggu Yein datang. Gadis itu dengan girang menaiki bis biru yang berhenti di halte.
Kemudian ia menoleh ke arah si pria.
"Mau naik tidak? Nanti tidak dapat bis berikutnya lagi lho." Tanya Yein. Pria itu meringis melihat gadis polos yang mengajaknya untuk naik bis itu.
"Ya aku naik. Kau masuk saja dulu!" Jawabnya. Yein mengangguk lalu naik menuju kursi penumpang bis. Di ikuti dengan pria itu.
Bis hari ini penuh. Dan Yein sibuk mencari tempat duduk untuknya. Ia tersenyum senang lalu menoleh ke arah pria tadi.
"Ayo disini! Cukup untuk dua orang!"
Selain polos, dia tipekal yang ramah.
"Ah, iya." Pria itu lagi - lagi merasa canggung. Ia duduk di sebelah gadis itu dan diam tak berkutik.
"Siapa namamu?" Tanyanya memecahkan keheningan. Si mata teduh tersenyum manis lalu menjulurkan tangannya.
"Namaku Jeong Ye In. Yein panggilannya." Jawabnya. Pria itu membalas uluran tangannya.
"Aku Jeon Jung Kook. Kau bisa memanggilku Jungkook." Gadis itu hanya mengangguk - angguk mengerti lalu menatap keluar jendela.
Pria bernama Jungkook itu memandang wajahnya yang polos tanpa sentuhan make up sedikit pun.
"Jungkook sekolah dimana?" Tanya Yein.
"Kita satu sekolah." Jawabnya. Membuat mata teduh yang tadinya biasa membelak terkejut.
"Tapi aku tidak pernah bertemu Jungkook." Ucap gadis itu. Jungkook menghela nafas lalu menatap Yein tepat di manik.
"Tapi aku pernah beberapa kali bertemu denganmu." Gadis itu memiringkan kepalanya heran. Kenapa ia tak pernah melihat Jungkook di sekitar sekolahnya ya?
"Jungkook tahu tidak, kalau merokok itu tidak baik?" Jungkook memutar bola matanya asal.
"Tapi aku suka. Apa pentingnya untukmu?" Ketusnya. Yein menghela nafas ketika ia tersentak saat Jungkook berucap kasar.
"Masih banyak yang bisa Jungkook suka. Seperti aku. Aku suka es krim! Mungkin manisnya bisa membuat diabetes. Tapi menyenangkan!" Ia lagi - lagi tersenyum sampai matanya tertutup.
"Kalau Jungkook suka hal yang seperti itu, hindarkan. Karena rata - rata orang merokok bisa membuat sakit paru - paru."
Benar - benar polos, batin Jungkook.
"Eh, Jungkook! Aku duluan ya! Bisnya sudah berhenti!" Jungkook memberi gadis itu jalan untuk keluar.
"Aku harap, aku bisa bertemu Jungkook lagi!" Ia melambaikan tangannya membuat Jungkook heran menatap punggung gadis itu.
"Aku juga berharap kita bisa bertemu."
"Lagi."
---
Sumpah suka sama kukiyein. Aku ilang akal untuk ngelanjutin ff taejong. Tp otw selesai kok! Hehe maafkan hiatusku yg berkepanjangan untuk CRAZY LOVE ya.
Btw vote n commentnya ya! Thanks💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Pink.
FanfictionPolos. Sebenarnya sudah cukup lama Jungkook melihat gadis itu disekitar sekolahnya. Pernah berniat untuk mengganggu. Namun ... tak tega. Gadis itu terlalu manis dan ramah. Seperti permen kapas yang mudah saja lenyap saat di makan. Seharusnya ia bis...