masa lalu.

1.2K 202 19
                                    

  Chanwoo menguap sambil mengusap matanya pelan. Ia melirik ke arah Yein dengan mata yang tertuju ke arah televisi sambil tertidur di pahanya.

  "Kau menonton apa sih?" Tanya Chanwoo. Yein mendongak menatap kakaknya yang sibuk memainkan rambutnya yang kecoklatan itu.

  "Drama." Jawab Yein singkat lalu kembali berkutat melihat televisi.

  "Mck, kenapa setiap gadis selalu menyukai drama? Apa bagusnya hal - hal semacam itu?" Komentar Chanwoo membuat adiknya mengerang kesal lalu berdecak tanpa berniat bangkit dari posisinya.

  "Oppa saja yang tidak pernah merasakn cinta! Makanya tidak tahu bagaimana rasanya!"

  "Memangnya kau pernah?" Tanya Chanwoo yang membuat Yein tersentak.

  "Belum sih..." ujarnya menggaruk kepalanya.

  "Tapi Yein penasaran Oppa bagaimana rasanya menyukai seseorang. Kata teman - teman jantung kita akan berdegup kencang ya?" Ujar nya dengan wajah polos. Gadis itu bangkit lalu duduk di samping Chanwoo.

  "Iya." Jawab Chanwoo singkat. Yein tampak berpikir.

  "Jantung Yein sering berdegup kencang juga jika ditanya guru atau terkena masalah. Jadi itu cinta?"

  Tawa Chanwoo meledak hingga membuatnya terjatuh dari sofa merah marun ruang tv mereka.

  "Astaga, ternyata adikku memang sepolos ini." Ia mengacak rambut Yein dengan gemas.

  "Hmm, cinta itu berbeda. Jika kau mengalami beberapa hal dan membuat jantungmu berdetak karena takut atau mungkin gelisah. Berbeda dengan cinta."

   "Jika kau menyukai seseorang, jantungmu akan berdetak dan rasanya seperti ada sesuatu yang menggelitik senang di perasaanmu. Kau juga merasa nyaman dan aman jika di dekatnya." Jelas Chanwoo. Gadis bermata teduh itu menatapnya sambil tersenyum.

  "Ternyata begitu." Balasnya. Yein mengeluarkan kedua jempolnya seraya berkata,

  "Pasti Yein akan merasakan hal yang bernama cinta itu! Pasti menyenangkan!"

  Kenapa kau masih saja polos tanpa tahu apapun Yein?

  Chanwoo tersenyum.

  "Yein? Kau masih belum bisa mengingat apa yang menimpamu dulu?" Tanya Chanwoo. Gadis itu dengan mudahnya menggelengkan kepalanya.

  "Yang Yein tahu hanya seseorang yang berusaha mendorong Yein agar Yein mati." Ujarnya dengan ekspresi yang sama.

  "Sama sekali tak mengingat wajahnya?" Tanya Chanwoo. Gadis itu menggeleng.

  "Tidak." Chanwoo hanya diam lalu memeluk gadis itu.

  "Maafkan aku. Karena tidak menjagamu kau bahkan berakhir dengan amnesia begini." Yein membalas pelukan kakak kesayangannya itu.

  "Tidak apa - apa. Oppa sudah berusaha untuk menjaga Yein. Yein juga senang bisa selamat dari kecelakaan itu." Ucapnya.

  Yein tulus. Itu yang disukai Chanwoo sedaridulu pada adiknya. Ia tidak pernah munafik pada perasaannya. Tulus. Yein benar - benar gadis sepolos itu.

  Gadis yang dengan mudah memaafkan dengan tulus dan membantu walaupun sudah di jatuhkan berkali - kali. Dan situlah letak bodohnya gadis itu.

  "Tapi Yein akan cari tahu siapa yang ingin membunuh Yein waktu itu." Chanwoo mengerutkan keningnya heran.

  "Maksudmu?"

  "Yein yakin bahwa dia pasti punya dendam dengan Yein."

   "Bukan kau. Tapi--"

   "CHANWOO, YEIN!! KALIAN TIDAK BELAJAR RUPANYA!"

Astaga.

Ibu pulang!

.

.

.

.
.
.
.

Update dua kali gimanah?

Biar malming ngga jomblo amat maksudnya~
Kalo setuju comment aja ya!
Trims.

Baby Pink.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang