Apa Yein salah?

1.4K 221 5
                                    


"Bibi, apa ada kue kering atau sejenisnya di kulkas?" Tanya Jungkook. Bibi Ahn, pelayan di rumah Jungkook seaegera mungkin mengambil beberapa cemilan yang ada di kulkas.

  "Ini Tuan." Ujarnya.

  "Terima kasih, Bi." Jungkook meraih kotak plastik yang berisi beberapa cookies coklat kesukaan Jungkook.

   "Aku mendapat surat panggilan orang tua lagi?" Suara bass yang sangat di kenal Jungkook itu terdengar.

  "Ya, seperti yang anda lihat." Ujar Jungkook dengan nada datar.

  "Kau tidak bosan seperti ini?" Tanyanya dengan nada yang di tinggi kan.

  "Sudah lumayan bosan. Tapi tetap saja hasilnya sama."

PRAKK!

  Sebuah pukulan keras melayang ke wajah Jungkook. Membuat pria itu meringis karena perlakuan kasar Ayahnya.

  Dan Bibi Ahn yang tadinya sedang berada di dapur kini langsung berlari meninggalkan mereka berdua.

  "Dasar anak tidak tahu diri! Aku membesarkanmu tapi kau malah seperti ini!" Bentakan itu. Sentakan itu. Kata - kata itu.

  Makanan sehari - hari Jungkook.

  "Apa sih hal yang baik pada dirimu? Kenapa kau bisa terlahir menjadi penyusah orang tua? Tidak bisa di andalkan! Pecundang!"

  Surat yang di genggam Ayahnya kini di buang ke arah wajahnya.

  Jungkook hanya tersenyum miris dan merasakan perih di bagian bibirnya lalu ia beranjak ke kamarnya.

  Jungkook berjalan ke arah balkon lalu duduk diam disana. Diam cukup lama hingga satu tetes air mata di tahannya keluar.

  Dia tidak mudah menangis. Dia tidak cengeng. Ia hanya lelah menghadapi kenyataan.

  "Jika saja Ibu tahu bagaimana Ayah memperlakukanku."

  "Pasti Ibu akan kembali lagi lalu menyesal karena meninggalkanku dengan Ayah." Ia menghapus jejak - jejak air mata yang di tahannya bertahun - tahun.

  "Jungkookie tidak boleh menangis."

   "Sudah besar, tidak boleh menangis."

  "Maaf Ibu, aku menangis." Setitik air mata itu jatuh lagi.

  Miris. Apa yang ada padanya sekarang. Mereka tak pernah tahu kenapa Jungkook begini. Mereka selalu mengatakan Jungkook adalah King bullied di sekolah. Mereka tidak tahu, sakit yang dirasakan Jungkook sebenarnya.

  LINE!

  Bunyi itu. Mengalihkan pikiran Jungkook.

Jeong Yein : SUNBAE ANNYEONG^^

Jungkook menatap layar ponselnya. Ia tersenyum sekilas lalu membiarkan massage itu. Ia menutup matanya perlahan.

LINE!

  Jungkook mengerang kesal menatap ponselnya. Sebenarnya apa mau gadis ini?

Jeong Yein: Sunbae marah ya?Kenapa tidak membalas pesanku?T_T

Jeon Jungkook: kau berisik

Jeong Yein: Sunbae! Yein tidak ada teman! 😢

Jeon Jungkook: tidurlah. Kau mengganggu

Jeong Yein: tidak bisa tiduuur😭

  Jungkook tersenyum lalu tertawa pelan melihat Line nya yang sedikiti ribut itu.

Jeon Jungkook: manja

Jeong Yein: tidak. Aku mandiri

Jeon Jungkook: aku tidur duluan

Jeong Yein: Sunbae?
Apa benar - benar sudah tidur?
SUNBAE!

  "Astaga. Kenapa dia masih saja percaya padaku?" Gumam Jungkook.

  Jungkook menatap layar ponselnya.

Jeong Yein: perasaanku tiba - tiba saja memburuk. Dan aku memikirkan Sunbae..

Jeong Yein: Apa Yein salah?

  "Ya. Kau salah." Jungkook menjatuhkan tubuhnya ke ranjang miliknya sekali lagi.

  "Seharusnya kau menjauh karena aku berbahaya." Lagi - lagi ia menatap layar ponselnya yang menampakkan massage dari gadis polos itu.

  "Orang sebaik dirimu tidak pantas bersanding dengan orang sepertiku,"

  "Ketahuilah Jeong Ye In, hidupmu dan hidupku berbeda." Ia menatap kosong ke arah langit - langit kamarnya.

  Perasaan bersalah itu tiba - tiba muncul lagi. Membuat dirinya memikirkan hal yang sama berulang kali.

  Kadang ia berpikir, bagaimana agar hidupnya bisa berjalan seperti biasa tanpa masalah yang selau meliputinya. Namun kadang ...

Ia membutuhkan masalah itu untuk menyelesaikan masalahnya.

Hidup rumit. Dan ia benci itu.

Hidup rumit. Namun ia harus menjalankan itu.

●●●●

  Agak sedih sih kalo ngeliat crita kuki. Ntah knp keknya wjh kuki itu cocok buat anak broken home gt.

Maafkan sayah membuat kuki oppa menderita😢

Vote n commentnya trims!💙

Baby Pink.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang