Berdetak?(2)

1K 179 21
                                    

   Jungkook menghela nafas gusar. Jelas saja. Semuanya membuatnya pusing. Ia mendengarkan seluruh percakapan Ibu Yein dengan Ayahnya saat ditaman rumah sakit tadi.

   Jungkook melangkah menuju kamar gadis itu lalu melihat gadis yang tengah tertidur.

  "Jung, bisa kau jaga Yein sebentar?" Jungkook sedikit terkejut saat melihat Chanwoo yang baru saja keluar dari kamar mandi.

  "Bisa. Memangnya kau mau kemana?" Tanya Jungkook. Chanwoo tersenyum pelan.

  "Aku dan Ibu ingin mengambil baju Yein. Kau jaga dia sebentar ya?" Chanwoo menyipitkan matanya.

"Kau bisa dipercaya 'kan?" Jungkook tertawa lalu mengangguk yakin.

"Aku tidak akan melakukan apa - apa pada gadis kesayanganmu ini koreksi adik kesayangan." Ujarnya. Chanwoo tersenyum lalu melangkah pergi dari kamar gadis itu.

"Awas jika kau apa - apa 'kan dia!" Teriaknya dari luar kamar. Jungkook hanya terkekeh lalu duduk di pinggir ranjang Yein.

Ternyata gadis itu sudah sadar.

"Eh? Yein sudah sadar?" Gadis itu mengangguk lucu dengan wajah sayunya.

Jungkook tersenyum manis lalu mengambil sebuah air mineral di samping ranjangnya lebih tepat meja.

"Minum dulu. Kau lemas sekali." Ujarnya. Yein hanya mengangguk lalu meneguk habis air mineral nya.

"Terima kasih sunbae." Jungkook hanya tersenyum lalu menatap Yein lembut.

"Sejak kapan kau terbangun?" Tanyanya. Yein merapatkan bibirnya lalu tersenyum.

"Sejak oppa keluar dari kamar mandi." Jungkook membelakkan mata.

"Sungguh?" Yein mengangguk kalem. Sedangkan Jungkook hanya menggaruk kepalanya.

"Perasaanmu membaik? Atau sebaliknya?" Tanya Jungkook. Yein hany menghela nafas. Tanpa bicara.

"Aku tahu semuanya." Ujar Jungkook sambil tersenyum. Yein menghela nafas gusar.

  "Jangan terlalu dipikirkan ya." Ucapnya sambil mengelus kepala gadis itu. Yein menghela nafas.

"Ternyata Sunbae anaknya Paman Jung." Ujar Yein setenang mungkin. Yein ingin menangis dan Jungkook tahu itu.

"Kau bukan pembuat masalah Yein. Percaya padaku." Ucapnya menenangkan. Gadis itu menunduk saat posisinya terduduk. Ia menutup wajahnya lama.

Jungkook menghampiri gadis itu.

"Hei.." panggilnya. Dilihatnya bahu Yein yang bergetar.

"Sudahlah." Jungkook mengelus kelala gadis itu dengan lembut. Berharap gadis itu tidak memikirkan hal yang terus - menerus membebaninya.

"Aku sedih Sunbae.." Jungkook meraih gadis itu ke pelukannya.

"Iya, aku tahu." Balas Jungkook mengeratkan pelukannya.

"Jangan tersenyum kalau sebenarnya dirimu terluka. Terkadang kita juga harus marah kepada orang untuk mengungkapkan kesedihan itu."

"Dan sekarang anggap aku buku harian mu. Yang selalu kau curahkan. Aku takkan membalas memang. Namun aku mengoleksi rasa sedihmu. Aku rela Yein." Yein mendongak.

"Terima kasih sunbae." Ujarnya. Jungkook mengangguk.

"Memang seharusnya aku membantu." Senyuman hangat Jungkook membuat Yein tenang.

  Polos. Sebenarnya sudah cukup lama Jungkook melihat gadis itu disekitar sekolahnya. Pernah berniat untuk mengganggu. Namun ... tak tega.

Gadis itu terlalu manis dan ramah. Seperti permen kapas yang mudah saja lenyap saat di makan.

Seharusnya ia bisa menjaga jarak dengan Jungkook yang di kenal mengerikan di sekolah.

Seharusnya.

Lalu kemudian Yein merasakan jantungnya berdebar kencang sekarang.

"Jungkook sunbae,"

Jungkook bahkan tak berani untuk menyentuh gadis polos itu. Hingga akhirnya gadis itu bertanya,

"Kalau jantungku berdebar apa artinya aku suka Jungkook sunbae?"

.

.

.

.

Selamat malming euy.

Baby Pink.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang