Minutes before,
dead people died.11.25 PM
Heather memutuskan Niall.
Padahal lelaki berambut pirang itu sangat mencintainya. Masalahnya hanya sepele; Heather tidak suka karena Niall mewarnai rambut pirangnya dengan warna asli rambutnya yaitu cokelat. Baru kali ini Niall berpacaran dan benar-benar mencintai seorang gadis hingga dia rela mati untuknya.
"Tapi kau belum travelling keliling dunia dan mencoba makanan khas setiap negara, masa kau mau bunuh diri hanya karena Heather?!" Seorang perempuan di ujung panggilan sana memekik kesal. Terlebih karena mendengar suara Niall yang terdengar parau, seperti habis menangis. "Niall kau ini cengeng sekali! Pokoknya jangan menangisi Heather aku tidak mau kau bunuh diri."
"Siapa yang bilang aku akan bunuh diri, Clar..." gumam Niall kecil. Dia memposisikan ponselnya di atas kemudi, sehingga dia melihat Clar dengan jelas.
Gadis berwajah setengah Asia itu tetap tidak peduli dan memandang Niall kesal. "Beritahu aku kau sekarang dimana? Aku tidak percaya omonganmu."
"Clar... Aku tidak apa-apa aku ingin sendiri."
"No! Kau harus butuh seseorang untuk bercerita, orang yang sedang patah hati itu kadang sama gilanya dengan orang mabuk. Pikirannya hilang sesaat!"
"Clar! Aku sudah bilang aku baik-baik saja, jangan membuatku kesal! Kau bukan ibuku!" Dengan itu Niall mematikan sambungan panggilan video dengan Clar dan melempar ponselnya ke bagian belakang mobil. "Argh!!!" Dia berteriak kesal, memukul-mukul kemudi dengan frustasi.
Mobil sedan BMW Niall berhenti di pinggir jalan. Untung saja tidak ada polisi, jadi Niall tidak harus membayar denda karena parkir sembarangan. Dublin di tengah malam seperti ini tidak begitu ramai, yang dapat Niall dari dalam mobil adalah orang-orang yang berjalan sempoyongan keluar dari klub malam tidak jauh dari tempat dimana dia memarkirkan mobilnya. Alisnya naik ke atas, tiba-tiba Niall menyalakan mesin mobilnya dan berhenti di depan klub itu.
Dan selanjutnya, kurasa tidak hanya Tuhan yang tahu apa yangterjadi. Kau juga seharusnya tahu, apa yang dilakukan orang frustasi di dalam tempat penuh dosa itu.
12.03 PM
Dahinya terasa sangat perih karena jalang tadi membuat goresan cukup panjang di dahinya yang lalu mengeluarkan darah. Tadi, saat di dalam klub, Niall mencoba menyetubuhi seorang jalang tapi enggan untuk membayarnya. Jadi jalang itu memukul Niall menggunakan ujung sepatu hak tingginya dan meminta petugas keamanan untuk mengeluarkan Niall dari tempat terkutuk itu.
Niall melirik ke layar ponselnya yang tiba-tiba menyala dan menunjukan bahwa Clarise menghubunginya. Tapi Niall lebih memilih untuk memandanginya dan menunggu hingga panggilan itu mati sendiri.
Sehabis membersihkan luka di dahinya dengan sisa alkohol dalam botol kecil yang untung saja ia beli tadi, dan beruntung dia membawa kotak P3K jadi dia dapat melanjutkan perjalanan tanpa darah yang mengucur setiap detik dari dahinya. Niall mengemudi tanpa tujuan, yang jelas dia tidak ingin pulang ke rumah dan membuat ibunya kecewa—meskipun dia sendiri mendadak kecewa dengan dirinya saat ini.
Iris bola mata Niall yang biru itu menangkap papan LED sebuah restoran India yang menyala-nyala dengan terang, seolah mengundang Niall untuk mampir dan makan. Awalnya lelaki yang dulu rambutnya pirang itu ragu, tapi ketika seorang berbadan gempal berkulit hitam keluar dari dalam restoran sambil melambaikan sapu tangannya ke arah Niall— yang memang memberhetikan mobilnya dengan jarak dua langkah dari restoran, keraguan Niall hilang dan dia memutuskan untuk turun dari mobil.
![](https://img.wattpad.com/cover/64860559-288-k78714.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
12:12
FanfictionKetika banyak orang hanya mengetahui tentang 11:11 'ucapkan keinginanmu, dan cepat atau lambat itu akan terkabul'. Taukah kau tentang 12:12? Ada apa dibaliknya? Mari kuajak kau membaca beberapa cerita tentang 12:12. This story is a pure fiction, bas...