Hai hai! Author super karet ini kembali membawa chapter lanjutan Sangster wqwq maafkan diriku yang super karet ini. I was busy with my real life and school #ea. Buat yang UTS semangat yha! Kita berjuang bersama #sangatsuper #apaini
Don't forget to leave feedback after/while reading! Enjoy!
__
P A R T T W O
Tidak ada satu gadispun yang datang kepadaku setelah bel istirahat berbunyi. Aku tetap mencoba untuk menunggu dia hingga bel istirahat kedua selesai berbunyi, juga bel pulang sekolah. Tapi tetap saja, nihil. Setelah aku menyelamatkan surat-surat yang sudah separuh hangus itu dengan menyiram menggunakan air, Calvin mengomeliku tanpa henti. Tapi dia tidak menyimpan rasa kesal padaku, jadi kami berdua memutuskan untuk movie marathon di rumahku. Calvin akan datang ke rumahku pukul sembilan malam, kebetulan kedua orangtua ku barusaja memberitahuku bahwa mereka tidak akan pulang karena urusan pekerjaan. Sedangkan Calvin? Orangtuanya sangat jarang berada di rumah, keduanya merupakan pebisnis kelas atas.
Sepertinya hari ini aku bernasib baik.
9.43PM
"Kau dimana? Lama sekali, apa kau sedang menghampiri Megan di rumahnya dan bercinta? Bro, ini sudah lebih dari jam sembilan. Aku tidak ingin terdengar seperti kekasihmu jadi, bye!"
Dengan itu aku mengirimkan voicemail untuk Calvin yang tak kunjung datang. Biasanya jika berkunjung ke rumahku, dia akan membawa dua kotak pizza dan banyak makanan untuk kami berdua. Tapi jika dia sedang memesan pizza untuk dibawa kemari, aku tahu pasti tidak akan selama ini. Calvin adalah tipikal laki-laki yang selalu menepati janji serta selalu datang tepat waktu. Jadi ini sedikit mengherankan untukku, jika dia membuat janji untuk datang kemari, dua jam sebelumnya dia pasti telah memesan pizza atau membeli banyak makanan.
Ting Tong!
Aku segera berlari menuruni tangga untuk membukakan pintu dan tidak menemukan siapa-siapa di luar. "Calvin! Jangan bertingkah seperti anak TK ingusan yang jahil, ini tidak lucu!" Pun aku menutup pintu dengan kesal, tetapi bel tetap berbunyi. Aku memilih untuk tidak menghiraukannya dengan memasang acara teve dengan volume keras. Berharap bahwa suara bel itu dengan segeranya akan hilang sendiri, sialnya bel tidak kunjung berhenti berbunyi dan itu menyulut emosiku. "Apa yang kau ma—"
Aku tidak menemukan siapapun kecuali secarik kertas yang menempel di atas karpet depan pintu yang bertuliskan 'Katakan maaf.' Lucu sekali, aku bahkan tidak melakukan kesalahan apapun. "Seharusnya kau yang meminta maaf bodoh! Menganggu saja." Membanting pintu dengan kasar, aku segera mematikan suara bel agar aku tidak mendapat gangguan orang usil itu. Persetan dengan semua ini.
"GOTCHA!"
"Fuck!" Calvin tertawa dengan keras setelah berhasil mengagetkanku dengan bersembunyi di balik sofa. "Duh, kau harus melihat ekspresi kagetmu itu. Sangat priceless."
"Kau benar-benar sialan. Apa kau membawa makanan? Aku sangat lapar karena menunggumu, bodoh." Calvin mengangguk seraya berusaha meredakan tawanya, dia menyodorkan satu kota pizza berukuran besar dan dua kotak masakan cina diatasnya. "Kau benar-benar tukang antar makanan terbaik."
"Terserahmu sajalah. Ayo makan." Kami berduapun duduk di sofa seraya menonton saluran National Geographic, tiba-tiba saja Calvin tersedak, membuatku menepuk-nepuk punggungnya selama beberapa kali sehingga kini dia bisa menelan dengan normal. "Oh, hampir saja lupa. Ada gadis ditemukan bunuh diri di gudang belakang gedung sekolah tadi sore."

KAMU SEDANG MEMBACA
12:12
FanfictionKetika banyak orang hanya mengetahui tentang 11:11 'ucapkan keinginanmu, dan cepat atau lambat itu akan terkabul'. Taukah kau tentang 12:12? Ada apa dibaliknya? Mari kuajak kau membaca beberapa cerita tentang 12:12. This story is a pure fiction, bas...