10:45PM
Suara tangisan bayi itu tidak ku jung berhenti, dan semakin terdengar jelas di telingaku.
Aku berusaha untuk tetap tenang, meskipun faktanya aku ketakutan setengah mati. Untuk meredakan rasa takutku, aku menganggap ini hanyalah sebuah jebakan yang dilakukan oleh orang-orang sinting yang iseng.
Dengan gemetar, aku mencoba kembali menghubungi Joe. Tapi dia tidak mengangkatnya, sama sekali. Ini sudah kesekian kalinya, aku yakin dia akan panik ketika melihat jumlah missed calls dariku yang kupastikan cukup banyak. Memang dia harus panik, karena aku tidak bercanda dengan ketakutanku yang semakin menjadi-jadi.
Hiks.. hiks..
Nafasku tercekat.
Suara tangisan bayi tadi sekarang digantikan oleh suara tangisan seorang wanita. Ya Tuhan, apa lagi ini..
Aku terkesiap saat lampu di ruangan ini mendadak mati. Kali ini aku merasakan hawa dingin yang tak biasa. Mungkin karena aku sedang hamil, aku jadi lebih sensitif. Kali ini aku benar-benar ketakutan, air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya jatuh. "Joe, aku takut..."
"Pergi... kau harus pergi..."
Aku bisa mendengar suara wanita berbisik di dekatku, tapi aku tidak menemukan siapapun. Bisikan itu penuh kesedihan, kurasa dialah yang menangis tadi. Dengan cemas aku meraba-raba bagian kosong sofa untuk mencari dompet karena ruangan ini benar-benar gelap. Aku harus pergi secepat mungkin dari tempat ini dengan taksi. Itu yang ada di kepalaku
Selanjutnya aku dibuat tertegun. Aku merasakan tanganku menimpa sesuatu seperti tangan yang dingin. Menggigit bibir bawahku, aku menyalakan flash ponselku dan memberanikan diri untuk menoleh ke samping. Crap!
Aku melihat sosok wanita dengan bayi yang ada di dekapannya, mereka berdua terlihat basah kuyup dan wanita itu mengeluarkan darah dari matanya. "Aku tidak akan menyakitimu. Aku tidak akan menyakitimu..."
"Tidak! Kau mau apa!" Aku menjerit saat wanita itu menangis dan darah yang ada di matanya mengalir semakin deras. Bayi yang ada di dekapannya pun ikut menangis. "Lepaskan aku!"
"Aku harus membawamu pergi, sebelum dia datang dan menyakitimu." Wanita itu membawaku bangkit dari atas sofa, aku menangis karena cengkraman tangannya begitu kuat. Aku juga mulai merasakan jika perutku sangat sakit seperti akan melahirkan.
Aku terkejut saat pintu depan tiba-tiba terbuka dan pria yang kutemui di taman tadi muncul di hadapanku. "Enyahlah Winona! Jangan menghalangiku!"
"Kau tidak boleh menyakitinya! Tidak puaskah kau telah membunuhku dan bayi kita?"
"Kau yang membunuh bayi-ku! Tidak ada kata kita!" Lalu pria itu melirik ke arahku, dia menyeringai jahat. Dan darisitulah kepanikan dan rasa takutku semakin menjadi-jadi. Dia membawa cambuk dan mengarahkannya ke arahku.
Aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Pandanganku berubah menjadi gelap.
12:12AM
"

KAMU SEDANG MEMBACA
12:12
FanfictionKetika banyak orang hanya mengetahui tentang 11:11 'ucapkan keinginanmu, dan cepat atau lambat itu akan terkabul'. Taukah kau tentang 12:12? Ada apa dibaliknya? Mari kuajak kau membaca beberapa cerita tentang 12:12. This story is a pure fiction, bas...