12:11 [Mendes]

69 9 4
                                    

1:00PM

"Wow, apa yang membuatmu ingin menjadi pengurus perpustakaan kampus?"

Sedari tadi Aureen mengoceh tanpa henti dan itu membuatku terkekeh. Perempuan yang lebih tua tiga tahun dariku dan merupakan senior di kampus ini cukup dikenal seantero kampus karena keaktifannya berorganisasi. Meskipun sebelumnya dia lebih dikenal sebagai anak jutawan, Karles Bills, tapi Aureen lebih suka dikenal karena prestasinya.

"Aku sudah bilang, aku hanya ingin mencari suatu kegiatan yang... berbeda. Lagipula tugas menjadi pengurus perpustakaan tidak terlalu berat."

"Yeah, tapi lihat dirimu." Aureen mencengkram kedua pundakku lalu memutar tubuhku. "Kau ini berotot, dan lumayan seksi. Bagaimana bisa? Apa kau memiliki tujuan lain?"

Ah, terima kasih. Kau juga seksi. Aku hanya tersenyum tipis seraya melanjutkan kegiatan memberi stamp pada lembaran buku baru yang barusaja tiba.

"Mr. Mendes? Bisa tolong kau atur buku-buku baru ini di rak Fiksi?" Mr. Garnet yang nyaris tidak memiliki rambut tiba-tiba saja datang dengan kacamata tebalnya yang jatuh tepat di ujung hidungnya. Aku mengangguk dan langsung bangkit dari tempat dudukku. "Wow, baru kali ini mahasiswa tampan berminat untuk menjadi pengurus perpustakaan."

"Jangan begitu, Mr. Garnet." jawabku merendah.

"Ya, Mendes benar Mr. Kau terdengar seperti seorang Gay yang genit." Mr. Garnet melotot, dia membenarkan posisi kacamatanya lalu segera berlalu dari hadapan kami. Aku melirik ke arah Aureen yang sekarang terkikik. "Apa? Kau mau bilang aku ini tidak sopan?"

"Tidak. Tadi itu lucu. Aku akan kembali lagi, tunggu."

Lalu aku membawa tumpukan buku-buku itu ke rak buku fiksi yang terletak di sudut perpustakaan paling ujung dan belakang. Area ini cukup luas jarak antar rak, mungkin karena peminat fiksi sangat banyak.

Yah, kadang kehidupan fiksi lebih indah daripada dunia nyata kan? Mungkin itulah mengapa banyak orang tertarik untuk membaca cerita fiksi.

Aku menata buku-buku sesuai dengan apa yang Mr. Garnet ajarkan padaku kemarin. Berurutan sesuai nomor yang terpasang di buku. Sesekali aku bersiul, toh perpustakaan hari ini tidak begitu ramai. Tidak mungkin juga Aureen akan menegurku, kulihat dia sedang menunduk sambil memainkan jari-jarinya di atas meja. Mungkin dia sedang mendengarkan musik, jadi yasudah.

Setelah selesai mengurus buku-buku tadi yang sekarang telah tertata dengan apik di rak, aku memutar tubuhku dan berjalan kembali menuju meja pengurus perpustakaan. Tiba-tiba mataku menangkap suatu keganjilan.

Di sudut rak paling bawah koleksi buku ilmu pengetahuan, aku menangkap ujung tali tambang yang menjuntai keluar. Dengan penasaran aku mendekati rak itu secara perlahan.

"Mendes!" Jacob berdiri di belakangku dengan wajah sumringah, aku menatapnya dengan tatapan kaget. "Aku mencarimu kemana-mana dan beberapa anak bilang kalau kau sekarang jadi pengurus perpustakaan, bung! Aku tidak percaya ini!"

"Diam kau Whitesides. Bukankah kau harus bersiap-siap mengurus kepindahanmu ke Italia?"

"Sudah beres. Aku akan mengadakan pesta perpisahan, di rumahku. Yang lain juga akan datang, berhubung kau teman baikku, aku akan menculikmu." Jacob menarik pergelangan tanganku, dia menyeretku terburu-buru. "Hey! Hey! Nanti Aureen akan mencariku dan dia akan mengamuki ku!"

"Santailah! Aku sudah berbicara dengannya. No need to worry!"

10.45 PM

"Cheers!"

Aku memperhatikan teman-teman idiotku yang sekarang, untuk kesekian kalinya, menegak bir lagi. Hell.

12:12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang