"Aku Grayson. Apa kau masih meragukan kalau kita berdua kembar?"
Kira-kira bocah lelaki di depannya ini berusia sekitar delapan tahun, Ethan mengira sekitaran itu. Awalnya dia meragukan kalau bocah ini adalah kembarannya, dia sudah berusia tujuh belas tahun sedangkan bocah ini bocah ingusan berusia delapan tahunan.
"Kenapa? Kau masih meragukanku?" Grayson memiringkan kepalanya, membuat Ethan bergidik karena terdapat luka di sekitar lehernya. "Aku akan mengubah wujudku kalau begitu, agar kau percaya."
"Kau..." Ethan menyipitkan matanya tidak percaya. Di depannya kini berdiri sosok dirinya yang ada di cermin kamar mandi tadi, pantulan dirinya yang memiliki perawakan lebih tegas darinya. "Aku sudah bilang aku adalah saudaramu."
"Oke aku percaya." Ethan membalasnya dengan datar, membuat Grayson menautkan kedua alisnya. Bibirnya membetuk sebuah garis lurus. "Kenapa kau tidak terlihat senang?"
"Yeah, percayalah. Aku senang bisa bertemu denganmu, hanya saja... kau muncul dalam wujud anak kecil, dan sekarang kau muncul seperti jiplakan diriku yang sekarang berumur tujuh belas."
Grayson tertawa sambil bertepuk tangan, dia menatap Ethan lurus-lurus. "Maafkan aku, karena itu adalah wujud terakhirku saat masuk ke alam ini."
"Apa? Aku tidak mengerti. Maksudmu?" Grayson yang sedang tersenyum kini merubah ekspresinya menjadi marah, dia memukul dengan keras pohon yang ada disampingnya. "Bodoh! Jadi kau tidak pernah tahu?!"
Ethan mundur ke belakang, Grayson berjalan mendekatinya perlahan dengan penuh amarah. "Mom dan Dad, mereka membiarkanku mati." Ethan menelan ludahnya, dia masih menatap bingung saudara kembarnya. "Apa maksudmu? Jadi kau pernah hidup?"
"Tolol! Kau bodoh Ethan! Aku ini pernah hidup!" Melihat Grayson yang kesetanan membuat ketakutan Ethan semakin menjadi-jadi. Diraihnya sapu lidi yang ada di belakangnya diam-diam, sebagai alat berjaga jika Grayson akan menyakitinya.
"Mereka, mereka membiarkanku berguling-guling di lantai saat cairan beracun itu merenggut nyawaku!"
"Kau dan aku, mereka memilihmu! Mereka menitipkanku di sebuah asrama dimana suster kepala asrama tersebut adalah sahabat Bibi Amber," Grayson semakin mendekati Ethan, membuat Ethan sekarang terkunci karena mereka saling berhadap-hadapan dengan jarak yang sangat dekat. "Tapi mereka membawaku pulang ketika hari ulang tahun kita sangat dekat. Waktu itu kau sedang menginap di rumah temanmu."
"Mana aku tahu kalau buah beri yang ada di belakangmu itu beracun! Aku membawanya ke ruang tengah dan memakannya, saat aku berteriak dan mengeluarkan busa beracun itu mereka hanya mendiamkanku!" Kini Grayson mencekik Ethan, membuat Ethan sulit bernafas.
"T-tolong lepaskan, kita bisa selesaikan baik-baik. Kau b-bilang aku harus senang b-bertemu denganmu."
"Lupakan apa kataku tadi!" Grayson berteriak dan meludah tepat di depan wajah Ethan. "Aku ingin Mom dan Dad membayar apa yang mereka lakukan padaku! Tepat dibawah pot bunga matahari itu, tubuh kecilku ada disana." Lirih Grayson seiring memperkuat cekikannya di leher Ethan. "Aku akan membunuh mereka!"
BUGH! Ethan berhasil mengayunkan sapu lidi itu hingga mengenai Grayson, mereka berdua tersungkur di tanah. "Sialan!"
"Jangan sakiti aku atau aku akan mengirimmu ke neraka!" Ethan kira dengan meniru cara yang ada di film itu Grayson akan takut, tapi Grayson malah tertawa terbahak-bahak seperti orang sinting. "Bodoh! Kau meniru orang-orang idiot yang kau tonton melalui layar besar itu?"
"Tidak akan berpengaruh!"
"Kau mau apa sekarang! Pokoknya aku tidak mau kau menyakitiku, ataupun Mom dan Dad." Untuk sesaat, Grayson terdiam. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya lagi, kini dia kembali memunculkan senyumannya untuk Ethan. "Oke, aku setuju."

KAMU SEDANG MEMBACA
12:12
FanfictionKetika banyak orang hanya mengetahui tentang 11:11 'ucapkan keinginanmu, dan cepat atau lambat itu akan terkabul'. Taukah kau tentang 12:12? Ada apa dibaliknya? Mari kuajak kau membaca beberapa cerita tentang 12:12. This story is a pure fiction, bas...