1.1

826 103 6
                                    

Dia membawaku ke sebuah kedai es krim di pusat perbelanjaan. Rasanya, aku cukup familiar dengan tempat ini.

"Ini tempat es krim kesukaan gue dan..." dia terdiam sejenak. "...mantan gue."

Aku terdiam. Rupanya, dia masih terobsesi dengan mantannya. Apa gadis itu yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka? Jahat juga ya.

Tapi, bukankah aku tidak berhak berkata seperti itu.

Ya, aku belum tahu kebenarannya pada saat itu.

Ia merangkulku, "Maaf ya gue akhir-akhir ini keliatan agak.. depresi,"

Aku mengangguk, membiarkan cerita itu mengalir begitu saja dari mulutnya. Aku suka kehangatan tubuhnya. Aku suka caranya tersenyum, walau sorot matanya masih benar-benar dingin. Seakan-akan dirinya tidak ingin dimengerti.

Tapi tak apa. Biarlah aku menjadi orang yang mencoba untuk mengertinya. Bukan meninggalkannya seperti gadis itu, mantan pacarnya.

Aku membiarkan kepalanya bersandar di pundakku. Membiarkan diriku menikmati segala kebahagiaan ini, segala kenikmatan.

Ya.
Aku belum tahu kebenarannya.

Tiba-tiba, mataku menangkap sebuah foto cetakan polaroid yang berada di dalam dompetnya. Dompet tersebut terletak di meja dalam posisi terbuka.

Aku tertegun menatap wajah familiar yang terdapat pada foto tersebut.

Dia sepertinya menyadari arah pandanganku. Ia menatapku, dengan sorot mata yang menyedihkan.

"Nov, itu mantan gue.." ujarnya sambil tersenyum simpul kemudian mengambil foto tersebut dari dalam dompetnya.

Lalu, ia menyebutkan sebuah nama sambil tersenyum.

Bukan, bukan tersenyum padaku.
Senyumnya ditujukan untuk foto itu.
Fotomu.

ASN #2 : AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang