Hari itu, kamu meneleponku.
"Nov, besok aku balik," katamu dengan ceria. "Bentar doang,sih."
"Mmm, hmmm," gumamku menanggapi seadanya.
Entah mengapa, aku takut.
Aku takut dia berbalik menyukaimu. Kemudian mengabaikanku yang selama ini menemaninya.Bukannya dia memang menyukaimu?
Iya.
Aku tahu.
Sejak awal, memang hanya dia yang berada di hatimu."Nov," panggilmu dari ujung sana. "Kamu kenapa?"
"Gak ada apa-apa," sahutku berusaha meyakinkanmu. Aku tahu, kamu tidak akan percaya. "Aku cuma lagi sibuk."
Iya, sibuk mikirin dia yang bentar lagi bakalan balik ke kamu.
Memang sejak awal, hanya namamu yang bertengger di sudut hatinya. Menempel erat, entah lem apa yang kau gunakan. Tatapan matanya saat membicarakanmu, ia bahkan tidak pernah menatapku seperti itu.Tatapan mata itu,
Senyum itu,
Semua milikmu.Ternyata aku hanya berbahagia di atas kebohongan. Bodoh. Bukankah dari awal sudah kusadari? Mengapa tidak kuhentikan saja?
Rasanya,
Aku sudah terlalu menyayanginya.
Menyayangi yang seharusnya milikmu.Maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASN #2 : Almost
Short StoryALFA SIERRA NOVEMBER #2 : ALMOST Tentang dia, dengan senyum dan pandangan mata teduh. Tentang kamu, yang terus bersembunyi. Tentang aku, yang tidak melihat kenyataan. [#161 in short story 04/07/2016] [#582 in short story 29/06/2016] --cover by oldmi...