2.0

799 101 2
                                    

<November : Al, bisa ketemu?>

Aku menunggu di taman yang tidak jauh dari sekolah. Menantikan kehadirannya. Bukan untuk memarahinya karena tidak pernah jujur tentang perasaannya kepadamu, bukan. Aku terlalu lelah untuk menyalahkan orang lain atas sakit hatimu sendiri.

Tak lama kemudian, ia datang, dengan hoodie berwarna biru tua dan sepeda kesayangannya. "Hai, Nov."

Wajahnya terlihat senang, tatapannya terlihat bahagia. Aku yakin, itu efek pertemuan denganmu, meskipun kau menolak i love you, present tense-nya. Kapan sih kau berhenti sembunyi?

"Al, gue mau ngomong," ucapku serius. "Soal.. hubungan kita, selama ini."

Dia terdiam, mendengarkan perkataanku.

"Lo masih sayang sama Sierra," kataku perlahan. "..dan gue udah capek liat lo yang masih sayang sama dia. Lo gak punya perasaan apa-apa ke gue kan?"

Dia terdiam, terlihat enggan menjawab.

"Al, lo sayang kan sama Sierra?"

Diam masih menjadi jawabannya.

Sejujurnya, aku tidak butuh jawaban. Hanya butuh pembenaran. Hanya butuh sesuatu yang bisa membuatku semakin yakin dengan apa yang akan kukatakan.

"Al, jawab dulu," kataku sambil menarik ujung jaketnya.

Dia menatapku. Dengan tatapan yang jauh berbeda dengan tatapan yang ditujukan padamu.

"Maaf," lirihnya.

Aku tersenyum, berusaha menahan air mata yang mendesak turun dari pelupuk mataku.

"Udahlah, Al, kita putus aja," ucapku lirih. "Kejar aja Sierra. Lo kan sayangnya cuma sama dia."

Aku berusaha tak terdengar sinis saat mengucapkannya.

"Nov," katanya perlahan. "Maafin gue."

Aku mengangguk. "Kejar aja Sierra. Gue yakin dia masih sayang sama lo."

Dia tersenyum tipis, "Semoga."

Aku balas tersenyum untuknya.

Bukankah cinta berarti merelakan kebahagiaan diri sendiri untuk orang yang dicintai?

Itulah yang sedang kulakukan.

:::

Hai, aku mau nulis satu chapter lagi yang ada Alfa-Sierra nya yaa!!

Heheheh.

ASN #2 : AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang