Chapter 3 : The Confession Letter

799 72 38
                                    

Di dalam mobilnya, dengan diiringi tetes hujan yang turun dari langit yang kini membasahi jendela mobilnya seraya mendengar lagu ciptaan Hye Sung, JB mulai membaca surat yang ditulis Hye Sung untuknya.

"Apa dia menangis saat menulis surat ini?" tebak JB lalu mulai membaca suratnya.

Hanya bagian pertama saja, sudah mampu membuat berkaca-kaca.

"Dear JB...
Aku bertaruh kau pasti takkan pernah tahu betapa tersentuhnya aku saat kau memungut apel yang jatuh ke tanah itu.
Maksudku, apel yang jatuh ke tanah itu pasti kotor, kan?

Tapi demi agar aku berhenti menangis kau tetap memakannya. Aku terjatuh lemas ke tanah, menangis tersedu-sedu, saat itu aku benar-benar ingin menyerah.

Tapi kemudian, tanganmu yang hangat menyentuh pipiku dan menghapus airmataku yang mengalir deras di sana,
membuat hatiku yang dingin perlahan menjadi hangat.

Kaulah yang berkata padaku "Jangan menangis!"
Kaulah yang menghapus airmataku dan kau juga yang selalu membimbing jalanku.

Bagaikan Polaris, Sang Bintang Harapan, yang selalu menjadi petunjuk arah utara agar kita tidak tersesat.

Seperti itulah arti kehadiranmu, kau selalu menjadi Bintang Penunjuk jalan bagiku,
kaulah yang membawaku keluar dari kegelapan itu.

Di gereja kecil itu, suaramu terdengar sangat indah dan menenangkan.
Sangat menyenangkan untuk didengar.

Tak pernah sekalipun aku bermimpi akan mendengarmu bernyanyi khusus untukku.
Saat itu aku bersandar di bahumu dan berharap agar waktu berhenti berputar walau hanya sesaat saja.

Aku berdoa semoga saat-saat indah itu akan bertahan selamanya,
tanpa Fan Girls,
tanpa wartawan,
tanpa manajer dan bos agensi yang mengekangmu,
hanya kita berdua, bahagia selamanya.

Tapi sekeras apa pun aku berdoa, semua itu takkan pernah menjadi kenyataan.
Kurasa aku memang terlalu naif.

Kupikir asalkan aku mencintaimu dengan tulus, maka yang lain tidaklah penting.
Aku dibutakan oleh cintaku padamu hingga tak peduli pada yang lain.

Aku bahkan tidak menyadari jika aku telah menghancurkan impianmu seumur hidup.
Aku tidak menyadari aku bisa seegois itu.

Aku tidak menyadari jika kau hanya berpura-pura tersenyum di hadapanku, hanya untuk menenangkanku.

Kau selalu bersikap seolah kau tidak peduli walaupun kau kehilangan kesempatan berdiri di panggung besar.

Kau selalu tersenyum padaku, meyakinkan aku bahwa semua baik-baik saja.
Kau selalu membuatku berpikir bahwa kau memang baik-baik saja.

Bila saja aku tahu...
Kau akan tereliminasi dari audisi itu karena kau 'melamarku', aku takkan pernah menerima pengakuan cintamu.

Kau juga tidak akan mengalami kecelakaan, jika saja aku tidak lari meninggalkanmu begitu saja.

Cinta itu sangat menyakitkan, aku tidak seharusnya jatuh cinta padamu.
Seharusnya aku tahu, kau adalah seseorang yang tak boleh kucintai.

Rian benar.
Semuanya terjadi karena aku.
Karena aku, kau kehilangan panggungmu.
Karena aku, kau mengalami kecelakaan itu, hingga membuatmu kehilangan kemampuanmu menari.

Karena aku, kau kehilangan kekaguman dan respek semua orang.
Ternyata, aku sama sekali tak mampu melindungimu.

Shin Hye Sung, seorang gadis yang bodoh dan tidak berbakat, seorang gadis yang selalu tanpa sadar melakukan kesalahan.

Shooting Star - JB GOT7 (Dream High 2 After Story - END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang