Ah. Rasanya lega sekali setelah memaafkan Claire. Aku baru ingin keluar kamar setelah menelepon Claire saat ponselku berbunyi.
"Halo?" kataku.
["Kamu pacarnya Jason ya?"] tanya sang pemilik suara bariton.
"Em.. Anda siapa ya?" kataku ragu-ragu, tak ingin membongkar privasiku kepada orang asing.
["Aku kakaknya Jason. Namaku Kevin. Jason sangat teramat merindukanmu sampai dia meringkuk di sofa dan badannya panas."] kata orang yang mengaku sebagai kakaknya Jason. Suaranya terdengar sangat serius. Aku melebarkan mata. Apa?!
"Bisakah kau menyambungkan teleponmu pada Jason?" pintaku.
["Tentu."]
"Jase?"
["Dasar kau! Kubilang jangan memberitahu dia!"] Jason memarahi kakaknya. Kakaknya hanya terkekeh. ["Maaf, Kay. Aku tidak apa-apa."]
Aku memindahkan ponsel dari telinga kiri ke telinga kanan.
"Kau berbohong padaku! Kau kenapa?" Aku menggigit bibir bawahku.
["Hanya demam biasa karena kecapekan."] Aku menghembuskan napas.
"Oh, astaga. Aku takut sekali tadi. Istirahat yang cukup. Besok aku ke rumahmu," kataku sambil memejamkan mata dan memegang dahiku dengan tangan yang bebas. "Sambungkan pada kakakmu."
["Tak perlu repot-repot. Besok juga sudah sembuh."] bantah Jason. ["Kau harus datang kesini, Kay! Dari tadi Jason selalu memanggil namamu!"] Kakaknya berteriak lagi. ["Kevin! Memangnya kenapa kalau aku memanggil nama dia? Aku kan kangen! Kakak aneh!"] Aku terkikik sendiri dengan tingkah mereka di telepon.
"Sudahlah. Cepat sambungkan pada kakakmu dan istirahat," kataku.
["Jadi kau lebih memilih kakakku daripada aku?"] Kurasa Jason sedih.
"Kamu itu Jason bukan sih?" Aku jadi curiga.
["Kenapa kamu meragukan pacarmu sendiri?"]
"Karena Jason yang kukenal adalah Jason yang selalu ambisius untuk mendapatkan hati seorang Kayla tanpa peduli apa yang mengancamnya, bukan yang mudah menyerah!" kataku sambil menekankan kata 'mudah menyerah'.
["Maafkan aku, Kay. Aku akan menyambungkan pada kakakku. Selamat malam. Mimpi indah. Jangan bicara macam-macam padanya, Kev!"] Jason memberikan ponsel itu pada kakaknya.
"Terima kasih sudah memberitahuku, Kevin. Aku akan kesana saat makan malam, kalau boleh." Aku duduk dipinggir ranjang.
["Tentu saja boleh! Mom dan Dad juga penasaran denganmu. Tapi Kay, tadi Jason sempat dibawa ke rumah sakit. Asmanya kambuh, tapi ia tetap berniat berlatih basket. Mom sangat khawatir padanya. Tapi Jason bilang dia tidak apa-apa, hanya saja merindukanmu."]
Aku hanya memandang nakasku kosong. Asma Jason kambuh. Berarti ia sakit! Jason berbohong padaku bahwa ia tidak apa-apa.
"Baiklah, Kev. Terima kasih sekali lagi. Nanti kirimkan aku alamat rumahmu lewat LINE. Jaga Jason baik-baik ya," pesanku.
["Tentu. Selamat malam, calon adik ipar."]
Sekarang pipiku bersimpuh rona merah. Astaga. Calon adik ipar?
"E-eh? I-iya. Selamat malam."
Yang terakhir kudengar, Kevin terkekeh karena kegugupanku. Aku mematikan ponsel dan kembali belajar.Saat aku sampai di ruang rahasia, aku baru menyesali keputusanku untuk pergi ke rumah Jason ketika omongan Ivy terngiang begitu saja di otakku.
"Soraya hampir dibunuh karena mendekati Jason oleh keluarga Jason."
Tapi aku tak terlalu memikirkannya dan fokus pada belajar.
Semoga Jason baik-baik saja.
***
Hari ini aku mendapat kelas pagi lagi. Seharusnya hari ini aku dapat kelas pukul sebelas. Karena Mrs. Cynthia Brooks harus pergi melihat ayahnya yang sakit, jadi kelasku dimajukan pagi.Syukurlah. Kukira aku tidak jadi melihat Jason. Jujur saja, kemarin ditelepon Kevin dan hendak tidur, aku baru ingat, kelasku hari ini siang.
Saat ini pukul setengah lima sore. Aku sedang berada di kamar bersiap pergi ke rumah Jason. Aku sengaja datang lebih awal agar tidak terlambat karena macet berhubung rumah Jason hampir dua setengah kilometer jauhnya.
Dan, yah... Aku sedikit gugup, oke. Bertemu orang tua Jason untuk yang pertama kalinya. Oh, maksudku bertemu dengan orang yang siap membunuhku kalau aku berada di dekat Jason.
![](https://img.wattpad.com/cover/72411573-288-k558546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON, MAGIC, AND YOU
RastgeleHIATUS (dimungkinkan tidak diupdate lagi) --- Semuanya berawal ketika seseorang mengubah takdir kehidupan Kayla Collins yang tadinya biasa saja menjadi luar biasa dikarenakan Kayla harus membunuh orang yang mengubah takdir kehidupannya. Saat inilah...