Seminggu setelah kejadian naas itu keadaan Jangmi mulai membaik. Luka berat yang mendera tubuhnya terutama kepalanya itu berangsur-angsur membaik. Saat itu dokter mengatakan pada Sungjae dan Sooyoung bahwa Jangmi kehilangan banyak darah. Namun persediaan rumah sakit masih lebih dari cukup untuk menggantinya. Luka-luka ditubuhnya akan bisa lebih cepat sembuh karena Jangmi masih sangat muda. Hal itu yang dokter katakan.
Sungjae memasuki ruang rawat Jangmi dengan beberapa mainan ditangannya. Besok anaknya itu sudah diperbolehkan pulang. Mereka sangat bersyukur karena Jangmi dapat pulih lebih cepat dari yang mereka bayangkan.
Pintu terbuka. Sungjae muncul dari balik pintu dan menyapa Jangmi.
"Appa!"
"Lihat apa yang appa bawa."
"Apa itu?"
"Tadaaaa!"
"Waaahhhh!"
Sooyoung yang menyaksikan hal itu hanya tersenyum lalu mengelus lembut rambut Jangmi.
"Bermainlah dengan Appa. Eomma akan menunggu diluar." Ucapnya.
Jangmi dan Sungjae terdiam sejenak sampai Jangmi membuka mulutnya.
"Kenapa eomma tidak ikut main saja?" Tanyanya.
Sooyoung menoleh kearah Sungjae sesaat. Kemudia kembali menatap Jangmi dan tersenyum lalu menggeleng.
"Eomma akan tunggu diluar." Jawabnya.
Sooyoung berjalan meninggalkan ruangan itu dengan perasaan yang berkecamuk. Sejak kejadian naas yang menimpa Jangmi seminggu lalu, dia dan Sungjae tidak saling bicara. Kata-kata kasar yang dikeluarkan Sungjae saat itu masih membekas jelas dihatinya. Setiap kata masih terngiang jelas ditelinganya. Dan dia tidak bisa menerimanya.
Sungjae juga tidak mencoba memperbaiki hubungan mereka. Mungkin dia juga sakit hati dengan perkataan Sooyoung saat itu. Padahal Sooyoung merasa yang dikatakannya adalah wajar. Wajar ketika seorang ibu khawatir kepada anaknya dan menyalahkan seseorang yang saat itu adalah penyebabnya. Namun Sungjae berpikiran lain sehingga masalah baru timbul. Keduanya tidak yakin sampai kapan perang dingin ini berakhir. Sungguh mereka tidak bisa memprediksinya.
Pintu ruang rawat Jangmi terbuka. Sungjae keluar dari balik pintu dan berjalan melewati Sooyoung tanpa mengatakan apapun. Sooyoung hanya bisa menghela nafas dan masuk ke ruangan Jangmi untuk kembali menemaninya.
Didalam, dia melihat Jangmi sedang bermain dengan beberapa mainan yang dibawakan Sungjae untuknya. Dia tidak tahu kemana suaminya itu akan pergi. Apakah dia akan kembali bekerja? Atau dia akan pulang kerumah untuk berganti baju? Entahlah. Dia sungguh tidak mengetahuinya.
Beberapa waktu lalu, pemberitaan tentang kecelakaan yang menimpa Jangmi muncul kepermukaan. Semua orang membicarakan hal itu. Wajah Jangmi, Sungjae maupun Sooyoung muncul di setiap media. Namun Sungjae sepertinya tidak ambil pusing hal itu. Mengingat judul dari setiap artikel yang menyebutkan nama mereka tidak merugikan pihak manapun.
Komentar yang dilontarkan netizen juga tidak merugikan untuknya. Rata-rata mereka memberikan dukungan kepada Jangmi serta kedua orang tuanya. Jadi sejauh ini, Sooyoung yakin bahwa pemberitaan itu bukanlah hal yang harus terlalu dipikirkan.
Kemarin member BtoB lainnya bersama dengan manager dan asistennya datang untuk menjenguk Jangmi. Mereka juga terlihat santai saja setelah pemberitaan itu menyebar. Hal itu juga menambah keyakinan Sooyoung bahwa semuanya baik-baik saja.
"Eomma, minum."
Sooyoung tersadar dari lamunannya. Dia meraih segelas air putih di meja kecil sebelah kasur Jangmi dan membantu anaknya itu untuk meneguknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Tales 2 [COMPLETED]
Fanfiction"Our Marriage tales 2" adalah fanfiction yang masih menceritakan tentang kehidupan pernikahan Sungjae dan Sooyoung. Kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan mulus seperti yang sudah pernah dikatakan Sooyoung maupun Sungjae. Masalah pasti akan dat...