Our Marriage Tales 14

2.1K 203 16
                                    

BtoB baru tiba di Korea setelah kurang lebih seminggu mereka mempersiapkan comeback di Jepang. Bulan depan mereka akan kembali kesana untuk merilis album itu, melakukan fansign, dan kegiatan pengiring comeback lainnya seperti biasanya.

Diluar, sudah banyak sekali penggemar yang menanti mereka. Seperti biasa, penggemar-penggemar itu selalu membawa kamera untuk mengabadikan setiap momen mereka, bahkan hanya ketika mereka berjalan dibandara menuju mobil. Penggemarnya itu akan selalu mengabadikannya.

Sungjae membuka kaca mobil lalu melambai pada mereka. Mereka berteriak histeris sambil mengeluh-eluhkan namanya. Merekalah yang juga sangat mencintainya. Mendukungnya dan melakukan apapun untuknya. Setidaknya itu yang selalu dipikirkannya sehingga dia sangat mencintai para penggemarnya itu.

"Bagaimana keadaan Sooyoung?" Eunkwang memulai pembicaraan.

Sungjae dan juga Paniel yang duduk dibelakang bersama Ilhoon menoleh kearahnya.

"Entahlah, aku belum sempat menanyakannya." Jawabnya santai.

Eunkwang mengangguk tanda mengerti. "Mengenai pernyataan Minhyuk beberapa waktu lalu, kau tidak harus terlalu memikirkannya. Dia hanya ingin kau tidak terlalu mengeluh dengan masalah rumah tanggamu." Ucap Eunkwang tiba-tiba.

Sungjae tidak menggubrisnya. Namun percayalah, dia masih memikirkan kata-kata Minhyuk pada malam itu. Memang benar, menikah adalah pilihannya dulu meskipun dia tidak terlalu menginginkannya. Namun yang terjadi sekarang, dia menikmati pernikahan itu dan semakin jatuh cinta pada istrinya. Selain itu tanpa dia sadari dia selalu mengeluh dengan masalah rumah tangga yang dia hadapi. Selalu mengorbankan pekerjaannya demi masalah itu. Pergi dan datang sesuka hatinya sehingga membuat agensi dan member lainnya kuwalahan. Memang benar dia melakukan itu semua. Tapi apakah harus dia bercerai agar tidak selalu menyusahkan orang-orang disekitarnya?

Eunkwang merangkulnya tiba-tiba, "sudah ku katakan, kau tidak perlu memikirkannya. Kau taukan Minhyuk selalu berkata seperti itu ketika dia sangat mengkhawatirkan orang lain." Sambungnya.

Sungjae menoleh kearahnya dan tersenyum. "Berhentilah bersikap manis. Aku ingin muntah melihatnya." Ucapnya.

Semua tertawa sambil mendorong tubuh Eunkwang berkali-kali.
*****
Sooyoung baru saja meninggalkan ruangan dosen itu. Dia melangkahkan kakinya dengan semangat untuk menyambut suaminya yang akan segera pulang. Masalah pembebasan Nayeon, dia akan membahasnya lagi setelah Sungjae sudah sedikit tenang. Dia percaya pada hari itu suaminya hanya terlalu emosi. Sungjae bukan orang yang jahat. Sungjae pasti akan menyetujuinya nanti. Dia percaya itu.

Sooyoung tiba dirumahnya pukul 5 sore. Namun Sungjae belum juga tiba dirumah. Padahal dia sudah tiba di Korea sejak pagi tadi. Ah mungkin dia ada kegiatan lain.

Sooyoung berbaring diatas kasurnya. Sepi sekali. Jangmi masih berada dirumah orang tua Sungjae. Kini dia hanya sendiri dirumah. Beberapa hari ini kejadian antara dirinya dengan Jae Eun dan Nayeon terus berputar diotaknya. Benarkah dia harus membebaskan Nayeon? Apakah itu jalan yang terbaik? Nayeon telah menyakiti Sungjae dulu, apakah dia sanggup membebaskan gadis itu begitu saja? Padahal setiap kali dia mengingat wajahnya, bayangan Sungjae yang terkulai lemas dengan berlumuran darah juga muncul disana. Hal itu berputar tanpa henti hingga membuatnya trauma.

CEKLEK...

Pintu kamarnya terbuka. Sungjae muncul dari balik pintu. Koper yang sedari tadi ditariknya diletakkannya disudut kamar. Mulutnya masih tertutup rapat. Sooyoung sedikit takut untuk menyapanya. Namun dia harus tetap melakukannya.

"Oppa kau sudah pulang." Sambutnya sambil berjalan mendekati Sungjae dan memeluknya.

Sungjae melepaskan pelukan, "aku lelah." Ucapnya.

Our Marriage Tales 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang