"Bercerai?!!" Pekik Wendy.
Sooyoung segera membekap mulut Wendy dengan telapak tangannya. "Jangan keras-keras. Nanti Jangmi mendengarnya."
Wendy mengangguk. Sooyoung melepaskan bekapan itu kemudian menyandarkan punggungnya disandaran sofa dirumahnya. Wendy baru saja tiba. Tadi Sooyoung meneleponnya dan mengajaknya bertemu diluar. Namun istri Eunkwang itu memilih untuk berkunjung kerumahnya.
"Apa kau gila? Kau yakin akan bercerai?" Tanya Wendy tak percaya. Kali ini dengan nada berbisik.
Sooyoung mengangguk lemah sambil mengelus anak didalam perutnya secara tidak langsung.
"Ta..tapi kenapa bisa?" Wendy masih tak menyangka.
"Entahlah. Oppa yang menginginkannya. Aku tidak bisa menahannya lagi. Wendy bantulah aku mengurus surat-suratnya."
Wendy menggeleng keras, "tidak. Tidak akan. Aku tidak akan mendukung perceraian ini."
Sooyoung menahan tangisnya. Matanya berkaca-kaca. Dia menggenggam tangan Wendy dan memohon. "Mohon bantulah aku. Aku tidak sanggup mengurusnya sendiri." Pintanya. Kemudian dia terisak masih dengan menggenggam tangan sahabatnya itu.
"Sooyoung-ah." Wendy ikut menangis melihat kepiluan sahabatnya ini. Apa yang harus dia lakukan? Apa yang akan terjadi pada Sooyoung setelah bercerai? Menjadi seorang janda beranak dua? Lalu apa yang akan dilakukan Sooyoung untuk menghidupi kedua anaknya? Memang Sooyoung terlahir dari keluarga yang kaya, namun melihat dia yang tidak manja. Wendy yakin dia tidak akan meminta bantuan orang tuanya.
Wendy menyeka air mata Sooyoung perlahan, "berhentilah menangis!" Pekiknya.
Sooyoung mengangguk.
"Apa mertua dan orang tua mu mengetahui rencana ini?" Tanya Wendy.
Sooyoung melepaskan genggaman tangannya dan kembali menyandarkan punggungnya disandaran sofa. Dia menggeleng, "tidak." Jawabnya.
Wendy kembali menggeram, "ya! Apa kau sudah gila?! Ah tidak, apa kalian sudah gila?!" Pekiknya.
"Sssssttttttt." Sooyoung kembali membungkam mulutnya. "Jangan berisik."
"Ya! Bagaimana bisa kalian merencanakan ini tanpa sepengetahuan orang tua kalian?!" Tanya Wendy tidak percaya. Apakah perceraian hanya sebuah lelucon?
"Entahlah. Aku tidak sanggup memberitahu mereka. Apalagi ibuku, dia pasti akan sangat sedih mengingat aku yang sedang hamil."
"Itu kau tahu! Kenapa masih ingin bercerai?!"
"Oppa yang menginginkannya. Aku bisa apa Wendy-ah?! Bahkan kejadian hari itu, disaat aku memilih untuk bercerai, dia tidak mencegahku. Dia memang menginginkannya."
Wendy menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan gusar. "Baiklah. Aku akan membantumu." Ujarnya.
Sooyoung tersenyum miris sambil kemudian memeluknya dan mengucapkan terima kasih.
*****
"Oppa, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat lelah dan tidak fokus. Minumlah ini." Sae Ron menghampiri Sungjae yang sedang merebahkan dirinya diatas sofa di lokasi shooting hari ini.Sungjae menyambut minuman itu dan mengganti posisinya menjadi duduk. Sae Ron duduk disampingnya.
Sungjae meneguk minuman dingin yang dibawa Sae Ron tadi. Permasalahan rumah tangganya semakin rumit. Bahkan lebih rumit dari yang dia bayangkan. Dia pikir dengan membuat pilihan itu Sooyoung akan mengalah. Namun yang ada wanita itu malah dengan mudahnya memilih bercerai. Apa yang harus dia lakukan? Mencegahnya? Atau mengirim surat perceraian padanya? Sungguh Sungjae belum bisa memutuskan apapun. Bahkan dihari ke tiga setelah pertemuannya dipinggir sungai han dengan Sooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Tales 2 [COMPLETED]
Fanfiction"Our Marriage tales 2" adalah fanfiction yang masih menceritakan tentang kehidupan pernikahan Sungjae dan Sooyoung. Kehidupan pernikahan tidak selalu berjalan mulus seperti yang sudah pernah dikatakan Sooyoung maupun Sungjae. Masalah pasti akan dat...