Chloe's POV
Hari ini kelas terasa sangat membosankan. Pak Teguh tak henti-hentinya ngoceh didepan kelas tanpa lelah.
Gue bosan. Pelajaran bahasa Indonesia selalu aja bikin gue mengantuk sampe liyer liyer gini.
Gue mengedarkan pandangan ke sekeliling.
Hell, kenapa bisa seisi sekolah ini punya kadar konsentrasi yang tinggi sedangkan gue enggak sendiri.
Semua pada fokus merhatiin Pak Teguh dengan seksama.
Ya, walaupun masih ada Timmy yang malah asik chatting an sama, entahlah gue gak tau. Tapikan emang Timmy itu murid yang bandel dan terbodoh di kelas.
Ide usil gue mulai seketika muncul.
Gue ulurin tangan gue ke depan. Helai demi helai rambut Mara gue cabutin satu persatu.
Gue terkikik gaje. Pasti Mara kesakitan tuh gue cabutin rambutnya.
Dengan kecepatan kilat, Mara menoleh kebelakang kearah gue.
"Fak! Sakit bego!"
Ketawa gue malah semakin menjadi-jadi ngeliat ekspresi mukanya Mara yang kesel banget. Tapi gue tetep kontrol suara ketawa gue, takutnya ketauan Pak Teguh.
Gue julurin lagi tangan gue kearah rambutnya Mara dan nyabut sehelai rambutnya dia lagi.
"Hiiih sakit! gila loe"
Mara mengusap-usap kepalanya. Gue masih aja ketawa-ketawa gaje.
Gue ketawa tanpa henti sampe gue megangin perut gue yang terasa sakit.
Haduuuh! kebanyakan ketawa emang bikin capek juga ternyata. Akhirnya dada gue ngos-ngosan gara-gara kebanyakan ketawa.
"Jangan gangguin Mara lagi"
Richard menatap tajam kearah gue. Kenapa dia yang sewot?
Gue balik menatap Richard balik dengan tampang kesel gue.
"Loe ga suka Mara gue gangguin?"
Dia masih aja natap gue dengan tatapan elangnya.
"Bukan gitu"
"Terus? loe suka sama Mara?"
Eh? kok gue jadi suka nuduh-nuduh gini?
"Tidak! Tapi daritadi pak Teguh lihat kearah sini terus"
Gue segera melemparkan pandangan gue ke arah pak Teguh. Damn, Richard bener.
Pak Teguh lagi ngeliat ke arah sini dengan tatapan curiganya.
Gue menghela nafas.
"Habisnya gue bosen. Pelajarannya bener-bener ngebosenin"
Richard terus memfokuskan pandangannya kedepan. Ke arah pak Teguh.
"Cobalah untuk mendengarkan pelajaran"
"Gue gabisa fokus sama pelajarannya apalagi kalo pelajarannya itu Bahasa Indonesia"
Dia masih mengarahkan pandangannya kedepan "Memangnya kenapa?"
"Gurunya udah tua"
Richard menoleh kearah gue. Gue menahan tawa karena ekspresi Richard benar-benar lucu.
Matanya melebar dan mulutnya sedikit terbuka.
"Itu alasanmu?"
Dan gue hanya menganguk karna gue masih berjuang untuk menahan ketawa gue. Takut kelepasan. Daripada dimarahin pak Teguh.
YOU ARE READING
RICHARD
Teen FictionChloe Adams Gue tertarik dengan Richard Nicholas Hawkins. Tatapan dinginnya membuat gue merasa tertantang. Mata birunya selalu membuat mata hijau gue ingin terus menatapnya. Gue pengen lebih deket sama Richard. Ga peduli dengan penampilannya yang n...
