Part 2

217 7 1
                                    


Richard's POV

Pagi ini cuaca cukup cerah. Uncle Sam dan aku berjalan menuju tempat parkir bandara dan mendekat ke arah ke Kijang innova hitam milik Uncle Sam.

Uncle Sam mengambil koperku dan menaruhnya di bagasi mobil bagian belakang.

Setelah menaruh koperku, Uncle Sam masuk ke dalam mobil dan aku mengikutinya dengan duduk di kursi penumpang di samping Uncle Sam.

Uncle Sam menjalankan mobilnya menuju jalanan Jakarta.

"Bagaimana kabarmu Richard? Is everything okay?"

Aku menoleh ke arah Uncle Sam.

Ternyata uncle bertanya padaku. Bodoh! tentu saja Richard karena di mobil ini hanya ada kalian berdua.

"Baik uncle"

"Dan bagaimana keadaan Albert? Uhm... i mean your daddy?" Uncle Sam bertanya dengan tatapan yang masih fokus ke jalanan.

Dad..

Aku tersenyum kecut.

Sudah lama aku tak mengunjunginya di Penjara Sidney.

Aku masih sedikit kecewa padanya.

"Kupikir ayah baik - baik saja"

"Datar sekali nada bicaramu"

Aku hanya menatap Uncle Sam, mengangkat sebelah alisku.

"Ya. Datar. Selalu saja datar jika bersangkutan dengan Daddy-mu." Uncle Sam berbalik menatapku dengan senyum lebarnya.

Aku mengendikan bahuku. "Entahlah"

Tak ada lagi percakapan diantara kami.

Aku memutuskan untuk menatap jendela yang berada di sebelah sampingku.

Jakarta...

Ternyata kota ini macet juga. Banyak sekali kendaraan yang memenuhi jalanan. pasti banyak sekali anak sekolah yang sedang buru - buru berangkat menuju sekolah, ada juga pegawai kantoran dan banyak lagi.

Tiba - tiba saja aku teringat dengan mom. Dadaku selalu saja terasa sesak jika memikirkan mom.

Sudah 2 bulan ini aku tidak bertemu dengan mom dan sungguh rasanya menyakitkan.

Aku merindukan ketika mom memelukku. Aku juga merindukan saat mom memarahiku jika aku mendapatkan nilai buruk di sekolah.

Astaga kenapa selalu saja air mataku jatuh jika mengingat sesosok mom?

Tidak boleh seperti ini. Aku adalah seorang laki - laki dan aku bukanlah Richard yang dulu.

Cepat - cepat aku langsung menghapus air mataku yang tidak sengaja mendesak keluar dibalik kacamata besarku, untunglah Uncle Sam tidak mengetahuinya.

Apakah mom pergi meninggalkanku karena mom tidak sayang padaku? Lalu kenapa selama ini perhatian mom yang ditunjukan padaku rasanya begitu nyata?

apa karena hanya pura - pura? mana mungkin mom berpura - pura menyayangi anaknya sendiri? apa mungkin aku anak angkat mom? kenapa selalu saja pikiran buruk datang ke otak sialanku ini? Astaga bicara apa aku ini? Sial.

"Richard!!"

Aku tersentak.

"Ah.. iya Uncle Sam?"

RICHARDWhere stories live. Discover now