Chloe's POVGue sedang membaca majalah Nylon dengan posisi terduduk dilantai dan bersandar pada rak buku. Suasana toko buku ini cukup ramai sehingga banyak orang berlalu lalang sambil merhatiin gue dengan tatapan aneh mereka.
Dulu gue sering sekali membawa pulang majalah Bobo yang terdapat di rak toko buku ini.
Dulu papi sering berkata toko buku ini lama kelamaan bisa bangkrut jika gue terus membawa pulang majalah tersebut kerumah. Tapi gue tau bahwa dia hanya bercanda. Bahkan pernah suatu hari pas gue tertidur di ruang kerja papi dan digendong pulang oleh mami, papi membawakan majalah Bobo kerumah.
"Kau sedang membaca apa?" Tanya Richard yang berdiri tepat didepanku.
Gue mendongak kearahnya. "Baca majalah ini." Gue menyodorkan buku itu dihadapan Richard.
"Pastikan kau menjaga majakah itu tetap rapi. Jangan sampai tertekuk"
Huufftt.. Terserah gue dong.
"Baik bos ku" Aku memberikan hormat pada Richard.
Ya sepulang sekolah aku sering sekali ikut Richard untuk pergi bekerja di toko buku ini sedangkan aku hanya berkeliaran disekitar rak buku dan membaca buku yang menurutku menarik.
Richard mengambil posisi duduk dihadapanku.
"Apa sekarang kau mulai tertarik membaca buku?"
Gue menaikan alisku keatas. Kenapa dia menanyakan itu?
"Ya lumayan, memangnya kenapa?"
Dia menggendikan bahunya. "Cobalah membaca buku serial The Maze Runner."
The Maze Runner? kenapa gue harus membacanya sedangkan gue udah nonton film nya.
"Kenapa harus membaca bukunya kalo loe bisa menonton film nya?"
Dia menggelengkan kepalanya. "Itu berbeda. Jika kau menyukai petualangan. Kau pasti lebih memilih untuk membaca bukunya karena buku lebih spesifik."
"Ya loe bener. Dan kita bisa membayangkan sendiri tokoh-tokohnya sesuai dengan imajinasi kita sendiri. Imajinasi kita akan semakin bertambah luas dan nalar kita akan terus berjalan saat membacanya."
Richard tersenyum. "Aku setuju dengan pendapatmu. Sepertinya aku suka dengan cara pandangmu Chloe."
Astaga perkataannya barusan bagaikan electricity.
"Hehehe. Thanks" Aku menyelipkan rambutku dibalik telingaku. Aku benar-benar salah tingkah. Aku bahkan tidak tau mau berkata apa.
"Mau membaca ini?" Richard melempar kearahku sebuah buku.
The Scorch Trial. Ini cerita lama. Bahkan aku sudah pernah menonton filmnya.
Aku menatap Richard dengan tatapan 'really?' ku.
"Ya. Bacalah" Richard menunjuk buku yang berada digenggamanku dengan dagunya.
"Gue udah pernah nonton filmnya Richard" Protesku. Lagipula aku juga malas jika harus membaca berlembar-lembar halaman tapi aku sudah tau akhir dari cerita ini.
"Just read it Chloe. And you'll find the difference. Sebenarnya lebih baik jika kau membaca buku itu terlebih dahulu baru menonton filmnya." Richard menatapku dengan penuh keyakinan.
Gue tau kemana arah perkataan Richard. Gue segera melanjutkan perkataan Richard sebelum Richard melanjutkan.
"Ya gue tau maksud loe. Dan dijamin gue bakalan ya, setidaknya sedikit kecewa lah karena filmnya gak sesuai dengan imajinasi gue saat membacanya."

YOU ARE READING
RICHARD
Fiksi RemajaChloe Adams Gue tertarik dengan Richard Nicholas Hawkins. Tatapan dinginnya membuat gue merasa tertantang. Mata birunya selalu membuat mata hijau gue ingin terus menatapnya. Gue pengen lebih deket sama Richard. Ga peduli dengan penampilannya yang n...