Travelmate - 6

5.9K 619 7
                                    

Gantara menatap langit-langit kamar dimana ia tinggal sekarang, kelelahannya hari ini tak membuatnya dengan mudah bisa tidur dengan nyenyak. Masih banyak kenangan ayahnya yang belum bisa ia enyahkan dari pikirannya. Masih ada pula jejak Karen yang bersemayam di kotak kenangan miliknya. Perjalanannya untuk menerima kehilangan ini masih panjang.

"Bengong aja lo Ta, gimana keliling Groningen seru gak?" Naren tiba-tiba muncul dengan setengah telanjang dan rambut yang masih basah dari balik pintu kamar mandi.

"Seru tapi pegel abis ngayuh sepeda bro!" Ujar Gantara seraya bangun dari posisi tidurnya,"betah sih tapi gue, nggak terlalu crowded disini."

"Hahaha .. lagian ditemenin cewek cantik pasti betah lah. Kok gue gak pernah ketemu dia ya? di PPI jg belum pernah liat juga kayaknya. Bisa aja lo nyarinya, masih nyerempet dikit lah sama Karen cuma lebih smart aja kayaknya."

"Baru masuk tahun ini dia makanya lo belum sering ketemu mungkin. Dia sahabatnya Karen kali Nar, jangan aneh-aneh." Ia tahu kalau Shira memang lovable dan smart, material girlfriend banget pokoknya tapi tak pernah terlintas sedikitpun di otaknya untuk mendekati Shira. Ia sendiri saja bahkan masih belum bisa membebaskan hatinya dari belenggu masa lalunya.

"Pantesan! Lah kenapa kalau sahabatnya juga? Udah putus ini lo berdua. Sikat aja sih," sekarang posisi duduk Naren sudah berhadapan dengan Gantara. "Kalau melihat terawangan gue sih dia masih single."

Ngomong-ngomong soal status, Gantara tidak pernah tahu Shira sudah memiliki kekasih atau belum. Lima tahun terakhir ia mengenalnya, tak pernah sekalipun mendengar Shira memiliki kekasih. Tidak tahu dengan sekarang. Bisa jadi berbeda. Tidak mungkin kan wanita yang menyenangkan dan lumayan cantik seperti Shira tidak ada yang mendekati sama sekali.

Gantara melemparkan bantal yang ada di kasurnya,"njrit terawangan! Gaya lo Nar, basi! udah ah mau tidur, besok masih panjang perjalanan. Lo yakin gak mau ikutan ke Amsterdam nih?"

"Mengingat wanita bernama Angeline akan murka kalau pacar kesayangannya ini ngebatalin janjinya, jadi gue memilih untuk stay disini aja lah. Lagian males banget jadi obat nyamuk" Kali ini gantian Gantara yang menertawakan Naren, laki boleh, ikutan team football juga tapi sama cewek tetep aja cupu – nurutnya setengah mati.

"Cewek mulu dibanyakin. Cari calon istri kali inget umur. Gaya lo ya mentang-mentang jadi mahasiswa lagi, sok anak muda banget."

"Umur boleh nambah terus, jiwa sih harus anak muda mulu kali. Jangan terlalu serius macam lo lah, cewek lo aja kabur." Satu bantal lagi terlempar ke arah wajah Naren. Naren memang tak pernah mau kalah jika harus beradu mulut dengan Gantara – teman sepermainannya sejak sekolah menengah atas dulu, Gantara sudah hafal betul jika balasan Naren akan lebih pedas dan menohok. Ya seperti sekarang ini.

-:-:

Pagi ini Shira kelihatan sangat fresh, dengan winter coat abu-abu muda dan scarf warna senada. Rambut sebahunya dibiarkan tergerai kali ini tak seperti sebelumnya yang selalu ia kuncir tinggi-tinggi. Ia menggunakan sarung tangan yang baru ia beli dua hari lalu di Amsterdam. Mood-nya hari ini sedang baik karena semalam ia tidur nyenyak tanpa gangguan. Cuaca masih sedingin kemarin, menurut ramalan cuaca dua atau tiga hari ke depan ada kemungkinan turun salju di Groningen. Shira cukup senang mendengarnya, ia akan bertemu salju pertamanya di Groningen.

Hari ini ia dan Gantara berjanji untuk bertemu di stasiun Groningen, mereka akan bertolak ke Amsterdam. Awalnya Gantara meminta agar mereka menginap saja semalam agar esok hari mereka bisa berkunjung ke Volendam dan kota-kota sekeliling Amsterdam yang sangat sayang untuk dilewatkan, namun Shira menolaknya. Shira tidak terlalu suka menginap di tempat baru, jika ia masih bisa pulang ia akan memilih pulang semalam apapun. Inilah alasan Shira lebih menyukai one day trip. Gantara menghormati keinginan Shira dan menurutinya.

TravelmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang