Shira Baskoro
He's totally broken Kar.
He lost his father and he still loves you.
Gue harus apa?Setelah menceritakan dengan singkat lewat layanan pesan singkat kepada Karen soal pertemuannya dengan Gantara, Shira tidak bisa tidak mengatakan yang terjadi pada Gantara sekarang. Untuk sementara Shira hanya menceritakannya kepada Karen, ia meminta Marisya dan Fika agar bersabar. Ia belum bisa menceritakannya sekarang. Hanya Karen yang bisa membantunya.
Karenina P.R
I think he's lucky to meet you.
Gantara hanya perlu waktu Shi, it's not love anymore. Gue yakin lo tau harus melakukan apa.Shira sungguh tak mengerti maksud pernyataan Karen. Beruntung bagaimana? Bukankah karena Shira, usaha Gantara melupakan Karen jadi terhambat begini. Karena Shira juga acara liburan Gantara terganggu. Karen tahu kalau Gantara belum melupakannya dan Karen bilang itu bukan lagi cinta. Shira tidak tahu apa alasan Karen menganggap Gantara seperti itu namun sepertinya Gantara memang tak mungkin kembali kepada Karen. Kamu harus merelakan Karen,Ta.
Shira bangun pagi ini dengan keadaan lebih baik, meskipun pagi harinya ini harus diawali dengan pernyataan Karen yang membingungkan. Membuat kepalanya pening sesaat memikirkan bagaimana ia harus bersikap pada mantan pacar Karen itu. Gantara masih tertidur di sisi ranjangnya. Dengan hati-hati Shira melepaskan jaket Gantara yang ternyata menyelimuti dirinya semalaman dan mengembalikan ke punggung si pemilik yang masih tertidur nyenyak. Pantas saja dirinya semalaman begitu hangat, Gantara pasti kedinginan semalam hanya menggunakan selapis kemeja saja.
Ia menatapi Gantara yang masih tenang tertidur. Gantara bukanlah lelaki dengan wajah sempurna, ia hanyalah lelaki biasa-biasa saja. Satu yang menurut Shira sempurna, ia punya rahang yang tercetak jelas sejelas rahang Ian Somerhalder dan tatapan mata setajam Jansen Ackles. Oke salahkan saja kesukaan Shira menonton serial Supernatural makanya Shira hanya bisa membayangkan tokoh Dean di dalam serial tersebut. Bad boy with super hot body. Shira menggelengkan kepalanya berusaha menjauhkan pikiran bodohnya.
"Gimana perutnya Shi masih sakit?" adalah kalimat pertama yang Gantara lontarkan ketika ia terbangun dan itu membuat jantung Shira rasanya melompat jatuh. Bagaimana tidak? Ia bahkan belum sempat mengalihkan pandangannya dari wajah Gantara ketika lelaki ini membuka matanya.
"Shi? kok malah bengong?" Gimana gak mau bengong kalau perut Shira rasanya jadi tidak karuan begini, lebih aneh dari rasa kramnya semalam. Gantara lalu mengerjapkan matanya dan sesekali mengusapnya, mengumpulkan separuh nyawanya yang masih tercecer disana.
Shira dibuat kembali terpana menyaksikan ekspresi polos dari wajah Gantara. He's kind a cute when he wakes up. "Shi?" Suara Gantara kali ini mengembalikan kesadarannya. Shira merasa menjadi orang bodoh seketika karena tak mampu mengingat apa yang Gantara tanyakan.
"Iya." Hanya itu yang bisa Shira jawab.
"Iya apa? Udah enakan?" Gantara lalu meraih kening Shira, mengecek suhu tubuhnya karena semalam ia sempat demam. Shira rasa ia bisa mendengar degup jantungnya sendiri yang tak terkendalikan sekarang hanya karena sentuhan kecil seorang Gantara. "Syukurlah udah gak demam. Jangan bikin gue panik lagi Shi."
Shira segera bangkit dari tidurnya dan langsung berlari menuju kamar mandi. Ia butuh menenangkan dirinya. Ada yang salah dengan dirinya, ia harus menjauh dari Gantara kalau tidak ingin jantungnya meloncat ke permukaan,"Gue mau cuci muka dulu." Giliran Gantara yang sekarang dibuat terkejut, kenapa ekspresi Shira jadi aneh begitu? Ada yang salah dengan pertanyaannya?
-:-:
Shira memakan omeletnya dengan lahap. Ia tidak makan semalaman dan detak jantungnya yang tidak berirama begini membuatnya jadi lapar. Ia berusaha menghindari menatap manik Gantara secara langsung, takut-takut debar jantugnya tak terkendalikan seperti tadi. Shira tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Rasanya sudah waktunya untuk pulang, mungkin dia perlu memikirkan lagi memenuhi permintan Gantara untuk menemaninya berlibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travelmate
Short Story"It doesn't matter where you're going, it's about who you have beside you." Shira Baskoro tak pernah menyangka akan bertemu dengan seorang Gantara Akbar -- mantan pacar sahabatnya -- di tengah perjalanan pulang dari Amsterdam menuju Groningen. Ia ha...