Shira Baskoro
Bertemu dengan orang yang kamu kenal di tengah-tengah perjalananmu sesungguhnya adalah hal yang menyenangkan. Seperti halnya ketika aku menemui Gantara kala itu. Kami bertemu di kereta menuju Groningen. Aku yang memang sudah lama tak bertemu dengannya tentu saja merasa senang, saling bertukar kabar dan cerita. Lalu Gantara tiba-tiba memintaku menemaninya selama ia di Belanda, menjelajahi Groningan, Amsterdam, sampai Kinderdijk. Melewati banyak kisah termasuk kisah dibalik kepergiannya menempuh jarak sejauh ini. He tried to fix himself. He's broken.
Itu ceritaku tiga tahun yang lalu. Pertama kalinya aku merasa sangat mengenal Gantara. Gantara, mantan pacar sahabat terbaikku yang sekarang menjadi calon suamiku. Orang yang dulu mengajakku menjadi partner traveling-nya dan sekarang mengajakku menjadi partner hidupnya.
You never know where life can bring you. Semacam takdir yang memang tak pernah kamu tahu dimana ujungnya. Seperti itulah kisahku dan Gantara. Terlalu banyak kejutan di dalamnya.
Siapa yang mengira? Aku pikir akan canggung bersama dengan Gantara yang notabene adalah mantan pacar Karen. Selama ini aku dekat dengan Gantara hanya sebatas mengenal dekat pacar sahabatku. Sama halnya dengan Marisya dan Fika. Tidak ada yang berbeda.
Perjalanan itu mengubah semuanya. Aku tidak pernah tahu Gantara ternyata harus melewati perjalanan yang panjang dalam usahanya untuk melepaskan kepergian sang ayah. Bukan hanya itu, putusnya hubungan dirinya dan Karen menjadi salah satu alasan mengapa Gantara ingin meninggalkan London dan menyepi ke Groningen. Dan dia orang pertama yang kuberitahu diluar ketiga sahabatku alasan mengapa aku memilih pergi jauh-jauh ke Belanda untuk melanjutkan studiku. Gantara yang membuatku tak lagi merasa sendirian, tak lagi merasa kekurangan kasih sayang, dan kembali merasakan artinya dirindukan. Gantara yang konyol dan selalu membuatku tertawa – menyenangkan dan mengesalkan dalam satu waktu bersamaan. Gantara yang bertanggung jawab dan penuh perhatian.
Aku tak pernah tahu kalau hubungan kami akan berakhir seperti ini. Aku pikir kisah ini hanya akan berakhir setelah liburan kami usai. Aku sempat ragu karena Karen, aku pikir ini adalah langkah yang salah karena berhubungan dengan mantan kekasihnya. But again, she's Karen – the most wisest woman in our friendship.
"Gue bahagia liat Gantara bahagia Shi. Terlebih lagi gue super bahagia liat lo bahagia banget. Liat wajah lo sekarang, it's called happiness Shi," Itu yang Karen katakan ketika menemaniku di ruang ganti pengantin, sesaat sebelum upacara pernikahanku dan Gantara dilangsungkan. "Happily ever after with Gantara ya Shi. Gue sangat bahagia melihat lo berdua. Gue gak salah waktu gue bilang Gantara beruntung bertemu sama lo. Welcome to your new life, Mrs. Gantara Akbar."
Sekarang aku menemukan kebahagiaanku. Gantara menemukan kebahagiannya. Cukup kami yang tahu kalau kami bahagia, karena tak ada yang mampu menciptakan bahagia kecuali diri kami sendiri.
I love you Gantara Akbar.
_END_
Iya ceritanya sudah tamat. Alhamdulillah ya. Terima kasih banyak untuk yg sudah baca, vote, dan komen. Saya sangat menghargai apa yg kalian lakukan. Meskipun cuma cerita ga jelas dan memang pendek. Semoga cerita ini bisa membuat kalian melihat sisi dunia yang lain.
Bye. See you in another story.
.dii.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travelmate
Short Story"It doesn't matter where you're going, it's about who you have beside you." Shira Baskoro tak pernah menyangka akan bertemu dengan seorang Gantara Akbar -- mantan pacar sahabatnya -- di tengah perjalanan pulang dari Amsterdam menuju Groningen. Ia ha...