"Let me free."
Seorang gadis cantik tengah duduk di sebuah kursi yang di desain sedemikian rupa, dengan pahatan yang begitu berkelas tentunya. Ia tengah duduk di antara ribuan tamu undangan yang sudah berpakaian ala pejabat kerajaan, namun demikian pakaian yang mereka kenakan sangat terlihat modern. Perpaduan gaun yang dikenakan oleh para tamu undangan wanita dan jas bermerek yang dikenakan para tamu pria sangat mencerminkan sebuah kemewahan pada acara malam itu. Seperti sebuah pesta resmi yang diadakan di lantai dua sebuah gedung istana lima lantai itu. Sebuah gedung istana yang setiap sudutnya dijaga oleh para bodyguard berpakaian hitam dan mengenakan kacama hitam dengan sebuah alat kominkasi kecil yang terselip di telinga kiri mereka.
Sebuah banguan megah yang terletak di Monte Carlo. Yaa, sebuah kota kecil yang ada di Monako,salah satu negara bagian Eropa yang cukup indah. Bangunan yang cat temboknya didominasi dengan warna putih dan emas itu kini menjadi begitu ramai malam ini. Deretan mobil limo hitam yang terparkir rapi di halaman istana sudah menjadi pemandangan yang wajar bagi mereka kalangan bangsawan. Lantai yang berdecit, patung kuda putih yang mendominasi bagian dalam gedung, dan beberapa lukisan yang memiliki makna sejarah yang kental merupakan gambaran kecil dari sebuah istana megah milik keluarga Charles, ya sebuah nama keluarga keturunan bangsawan yang amat sangat tersohor dan dihormati Monako.
Hellena Brown Charles adalah nama salah seorang Princess yang tinggal di istana itu. Ia adalah anak perempuan yang lahir pada 14 Februari 1993, ia merupakan putri dari pasangan Marvo Lord Charles dan Luciana Vicrotia. Hellena merupakan putri kedua setelah Helga Kurt Charles, umur mereka hanya selisih 3 tahun. Dan malam ini, sehubungan mengenai pesta besar itu seluruh anggota istana itu berkumpul malam ini. Ya,itu adalah pesta pertunangan Helga dengan seorang pangeran yang berasal dari salah satu kerjaan yang berada di London. Hellena menatap sosok yang tengah berdiri di di depannya, sosok yang hampir mirip dengan dirinya bila dilihat sekilas mengingat Hellena dan Helga memiliki warna mata bola mata yang sama yaitu dark brown.
Ya, Helga terlihat begitu anggun dan sangat cantik malam ini dengan gaun putih yang ia kenakan, tentu saja dengan sebuah mahkota kecil berwarna perak yang bertengger di atas kepalanya. Sebuah mahkota yang menjadi simbol status kebangsawanannya.Sebuah mahkota yang bernilai tinggi. Di samping Helga berdiri seorang pria yang telah resmi menjadi tunangannya itu,seorang pria London dengan mata kuningnya dan jas hitam yang bernilai ratusan juta itu.
Hellena berjalan meninggalkan kerumunan orang-orang yang sedang memegang gelas kaca mereka dengan gaya yang sangat elegan padahal gelas itu tak cukup menampung setengah dari minuman yang ada di dalamnya. Ia menganggkat sedikit gaunnya lalu beregrak menaiki tangga. Langkahnya terlihat sedikit terburu-buru. Yaa, itu karena dia sudah di tunggu seseorang di atas sana. Seorang wanita yang sudah tua, dari lekuk wajahnya jelas terlihat bahwa wanita itu sudah berkepala enam. Hellena menghampiri wanita tua yang memakai gaun berwarna coklat gelap itu.
"Kau sudah siap?" tanya wanita tua yang saat ini akrab dengan sebuatan Ratu Carlo ini.
"Aku siap, grand-ma!" Hellena menganguk mantap.
"Masih ingat semua rencananya?" Wanita tua itu menyipitkan kedua matanya. Hellena tak menjawab, sepertinya ada rasa ragu ketika harus mengucapkan kata 'iya'. Wanita tua itu mendesah pelan ketika melihat cucunya yang tengah berada di ambang kebingungan. Sepertinya cucu kesayangannya itu masih belum mengingat dengan semua rencana yang sudah mereka susun seminggu yang lalu.
"Baik, biar kuulang sekali lagi agar kau paham," Suara wanita tua itu terdengar tegas. Hellena mendengarkan semua itu dengan seksama. Ia memperhatikan setiap rencana yang diucapkan nenek kesayangannya itu. Dan ketika semuanya sudah jelas, Hellena menganggukan kepalanya seraya menunjukkan bahwa ia sudah paham.