-
-Author's Point's of View-
Justin baru saja sampai dan duduk di kursi empuk yang ada di ruangan kantornya, mencoba bersandar di kursi seraya menyamankan posisinya. Benar saja, semalam adalah malam yang cukup panjang, ketika ia harus menunggu montir-montir itu datang selama satu jam. Sampai akhirnya ia mengantarkan Hellena pulang sampai di depan rumahnya. Justin memijit-mijit pelan kepalanya mengingat Hellena semalam yang mendadak jadi sosok pendiam, mungkin karena rasa dingin yang ia rasakan. Ah ya, gadis itu terlihat begitu pucat tadi malam.
Justin menarik nafas pelan, ia kemudian berjalan keluar ruangan kerjanya, namun selang beberapa detik ia mendadak sadar telah bahwa ia seperti sudah melewatkan sesuatu. Tunggu dulu! dimana gadis itu?
"Mencari Allena?" Sebuah mengejutkan Justin. Justin lantas hanya menoleh pada sumber suara itu
yang tak lain adalah milik Pearl. Wanita paruh baya itu berjalan mendekati Justin. "Dia izin tidak masuk kerja hari ini tuan, katanya dia sedang sakit," sambung Pearl yang seolah mampu menjawab pertanyaan Justin bahkan sebelum Justin bertanya 'Kenapa dia ijin?'.
"Apa?"
-Justin Point's of View-
Aku tak tahu apa yang baru saja merasukiku, aku juga tak sadar kenapa tiba-tiba aku bisa berada di depan rumah Allena saat ini. Yang aku ingat adalah ketika aku mendengar Pearl mengatakan bahwa ia sedang sakit dan entahlah. Tiba saja aku berada disini. Aku sudah menghabiskan waktu kurang lebih sepuluh menit di dalam mobil hanya untuk bergulat dengan otakku agar memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya itu atau tidak. Tapi, bagaimana lagi? Aku sudah terlanjur disini, jadi yaa—baiklah!
Sialan. Kenapa mendadak aku jadi kaku seperti ini. Aku sudah berdiri di depan pintu rumah Allena sekarang. Dan rasa ragu masih menyelimuti benakku saat ini. Ah, ada apa dengan diriku? Aku bingung, haruskah aku mengetuk pintunya sekarang? Haruskah? Oh, Baiklah. Aku menyerah. Aku akhirnya mengetuk pintu kayu jati rumah itu dan yang benar saja, tak sampai menunggu lama, pintu rumah sudah terbuka dan aku melihat seorang wanita paruh baya dengan rambut yang tersanggul kini tengah menatapku dengan tatapan penasaran.
"Aku mencari Allena," ucapku dengan nada datar. Wanita itu terlihat berfikir sejenak, ia menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala, namun selang beberapa detik wanita paruh baya itu lantas tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku, ia lalu membuka pintu lebar seakan mempersilahkanku masuk. Dia terlihat begitu hormat padaku, itu terlihat jelas ketika ia sedikit menundukkan badannya bak seorang pelayan kerajaan yang tengah menyambut tamu raja. Sangat unik.
Aku melangkahkan kakiku ke dalam rumah besar itu. Aku lalu mengendarkan pandanganku ke seluruh sudut ruangan. Aku langsung berdecak kagum dalam hati. Astaga, arsitektur di dalam sini sangat mirip dengan arsitektur gaya kerajaan Eropa. Terksesan klasik. Perabotan rumah tangganya juga terlihat begitu indah, aku yakin semua itu produk impor. Dan aku tahu ini semua bernilai tinggi.
Aku mengernyit penasaran ketika melihat beberapa foto yang terpajang di dinding rumah Allena, aku melihat wajah-wajah orang Eropa yang berpenampilan layaknya kaum bangsawan. Aku juga melihat sebuah foto keluarga yang ku yakini adalah keluarga Allena, karena disana aku melihat dua orang gadis kecil yang hampir mirip dengannya tapi aku tau yang lebih pendek diantara kedua gadis itu adalah Allena. Aku bisa tahu itu karena gadis yang lebih pendek itu memiliki lesung pipit di pipinya seperti milik Allena. Aku jadi berfikir apakah sesungguhnya Allena mempunyai seorang kakak perempuan? Tapi dimana kakaknya itu? Dan dimana semua keluarganya itu? Kenapa rumah ini terlihat begitu sepi? Aku mengamati foto itu lagi dengan seksama, Allena mungkin baru berusia sekitar lima tahun disitu, aku masih melihat mereka yang ada di dalam foto itu memakai pakaian ala bangsawan dan yang membuatku heran adalah, ada mahkota kecil yang bertengger di atas kepala para wanita yang ada di foto itu, termasuk Allena tentunya. Aku semakin penasaran tentang keluarga allena. Siapa sebenarnya dia?Ah, aku cepat-cepat menyentakkan kepalaku untuk menghapus semua rasa penasaaranku? Aku menertawakan diriku sendiri. Aneh, kenapa aku jadi berifikir yang tidak-tidak? Mungkin saja Allena dan keluarganya itu sangat terobsesi jadi seorang putri bangsawan jadi mereka hobi berdandan dan mengoleksi beberapa hal yang berbau kerajaan.