Part 6

143 8 0
                                    

"Yaudah kamu masuk gih..." ucap Kevin sambil merapikan anak rambut Risya dan langsung pura pura mengecup dahi Risya, padahal bibirnya tidak menyentuh dahi Risya sedikitpun. Dan seketika itu pula kak Edgar membulatkan matanya.

"Oke bye..." ucap Risya sembari melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah.

"Risyaaa!!!!!!!" ucap Edgar sambil berlari menuju ke arah Risya dan seketika itu Risya langsung menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya dengan cepat sebelum tertangkap oleh kakak satu satunya itu.

"Woy... Kamu tadi jalan ama sapa???? Om om yang nganterin kamu pulang kemaren???" tanya Edgar yang berada di depan pintu kamar Risya yang terkunci dengan rapatnya.

"Jawab Risya!!!! Kamu dibayar berapa sih ampe mau sama om om kayak begitu??" tanya Edgar. Riaya langsung membuka pintu kamarnya setelah mendengar kata kata kakaknya.

"Kak, kakak kenapa sih selalu nyamain Risya sama Kak Rena? Risya tuh nggak kayak kak Rena, CEWEK MURAHAN! " ucap Risya.

'PLAK...'

Seketika itu Edgar menampar adiknya yang kesekian kalinya. Mata Risya langsung berkaca-kaca menahan air mata yang ingin segera meluncur ke pipinya.

"Risya nggak percaya, kakak emang udah 180 derajat berubah... Risya benci sama kakak!!!" ucap Risya yang langsung menutup pintu kamarnya. Edgar menghela nafas cukup panjang.

Di dalam kamar Risya menangis. Sudah jam 2 siang, Risya tetap menangis. Setelah beberapa jam menangis Risya melangkahkan kakinya ke kamar mandi di dalam kamarnya, karena dia dari pagi belum melakukan hal wajib, yaitu mandi.

Setelah sekitar satu jam Risya mandi, dia segera membereskan baju bajunya yang berada di lemarinya dan memasukkan bajunya ke dalam koper merah miliknya. Setelah beberes Risya melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya. Edgar sudah berangkat ke kantor sejak pukul setengah 2.

"Neng Risya mau kemana???" tanya bi Sumi.

"Risya mau pergi... Risya nggak siap kalo besok ditampar lagi ama kak Edgar. Kemaren ditampar tadi ditampar, Risya udah nggak kuat bi... Bibi disini aja ya... Risya nggak mau kalo kak Edgar tau dimana Risya berada, ya walaupun dalam sekejap pasti kak Edgar langsung tau... Haha" ucap Risya dan diakhiri tertawa garing.

"Tapi eneng mau kemana?"

"Udah deh bi... Risya pergi dulu ya... Jagain kak Edgar ya bi.... Bye bi... Muah..." ucap Risya dan langsung keluar dari pintu mansionnya.

'Kasihan banget neng Risya,..' batin bi Sumi.

Risya pergi dari mansionnya mengendarai mobil sportnya yang sudah lama tak terpakai.

"Hai angel... Lama ya aku nggak ngendarain kamu... Kita langsung ke apartemen aja ya... Lets go!!!" ucap Risya dari dalam mobil. Mobil sport berwarna emas miliknya ia beri nama 'Angel'. Risya menuju ke apartemen di daerah Jakarta Pusat. Dia tidak tinggal di apartemen milik ayahnya karena di ingin menyendiri sementara waktu.

"Huh... Akhirnya balik lagi ke apartemen ini..." ucap Risya setelah membuka pintu kamarnya. Risya langsung menaruh bajunya dari koper ke lemari di walk in closet. Setelah beberes Risya membaringkan tubuhnya diatas kasur king size nya.

"Aduuuh enak beut nggak ada orang... Sepiii..." ucap Risya.

"Aduh laper juga... Dari siang blom makan... Beli makan bentar deh..." ucap Risya sembari melangkahkan kakinya keluar.

Risya langsung masuk ke dalam lift. Kemudian langsung memencet angka 1. Risya berniat membeli makan di resto dekat tower apartemennya. Pintu lift terbuka, kemudian ada seorang laki laki yang masih berfokus pada handphonnya masuk ke dalam lift.

Dilemma...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang