Part 25

62 6 1
                                    

Risya membulatkan matanya melihat laki laki yang saat ini sedang berdiri didekat pintu kamarnya. Lelaki itu juga terpaku dengan Risya karena muka mereka berdua sangat identik, seperti saudara kembar.

"I'm sorry, i wrong enter this room" ucap pria tersebut dan saat ia akan meninggalakan kamar Risya tiba tiba Peter datang dan,

"Eh udah dateng?" tanya Peter lalu berpelukan ala sahabat dengan pria tersebut.

"Gue nggak salah kamar kan?" tanya lelaki itu pada Peter setelah melepaskan pelukannya.

"Nggak kok, eh iya nih kenalin namanya Risya" ucap Peter yang melihat wajah bingung Risya. Risya pun tersenyum sambil menjabat tangan pria tersebut.

'Risya, cantik namanya kek orangnya' batin Nathan.

"Sya, ini namanya Nathan" ucap Peter dan Nathan tersenyum kepada Risya.

'Nathan? Nama yang bagus. Mukanya kok mirip ya ama gua?' batin Risya.

"Eh gue ke toilet bentar daritadi nahan, bentar ya sya" ucap Peter yang langsung menuju kamar mandi.

''Gimana kesehatannya udah membaik apa belom?" tanya Nathan kepada Risya.

"Emm, udah kok. Btw gue manggilnya apaan?" tanya Risya.

"Panggil aja Nathan. Dan gue manggil lo?" tanya Nathan.

"Risya aja. Kalo boleh tau lo siapanya Peter?" tanya Risya kepada Nathan yang sudah duduk di kursi sebelah kanan ranjang Risya.

"Gue temennya Peter, nyokap gue ama nyokapnya si Peter sahabatin jadi saling kenal deh" ucap Nathan sambil memandang Risya dengan tatapan sulit dimengerti.

"Oh gitu, sekarang nyokap lo disini juga?" tanya Risya.

"Nyokap gue udah gaada" sebaris kata yang diucapkan Nathan membuat Risya ingat akan prediksi umurnya.

"Maafin gue ya, gue nanya kek gini ama lo" ucap Risya sambil menatap Nathan.

"Santai aja napa, btw lo yang semangat ya berobatnya, gue yakin lo pasti sembuh" ucap Nathan menyemangati.

"Makasih ya. Btw muka lo kok mirip banget ya ama muka gue" tanya Risya yang bingung dengan kemiripan wajahnya.

"Entahlah. Awalnya gue kira lo itu kembaran gue. Tapi ternyata bukan. Eh Pet! Lo lama amat sih? Ngapain aja di kamar mandi?" tanya Nathan kepada Peter yang baru muncul dari arah kamar mandi.

"Hehe mules bro" ucap Peter sambil memegangi perutnya.

.
.
.

Kevin sedang memukul mukul karung tinju dengan cepat sambil mengeluarkan amarahnya. Kevin sesekali mengusap rambutnya dengan kasar karena merasa sudah sangat bodoh dan merasa kehilangan.

"Hallo pak, saya sudah berhasil melacak keberadaan Risya dari nomor telponnya" ucap anak buah Kevin disebrang telepon.

"Cepat katakan dia dimana?!" ucap Kevin.

"Dia ada di Rumah Sakit Medika, Singapore" ucap orang itu yang membuat Kevin sedikit membelalakkan matanya.

"Singapore? Terus Peter dia dimana?" tanya Kevin.

"Sama, mereka di tempat yang sama. Apa ada yang bisa saya bantu lagi pak?" tanya orang itu.

"Tolong siapin pesawat pribadi saya untuk meluncur ke Singapore besok pagi" ucap Kevin.

"Baik pak" ucap orang tersebut dan Kevin langsung mematikan panggilannya.

'Sya, akhirnya aku nemuin kamu sya. Tunggu aku ya sya' batin Kevin sambil tersenyum.

Dilemma...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang