Jimin's POV
Aku telah tinggal dan bekerja di Seoul, hanya tiga minggu ketika aku bertemu dengan pria yang akan mengubah segalanya padaku. Aku pernah mendengar namanya sebelumnya tapi hanya selama beberapa minggu terakhir ketika bekerja di Seoul.
Sebagai seorang lelaki biasa yang baru lulus dari Busan Arts College dan pindah ke Seoul. Aku belum pernah mendengar tentang Jeon Jungkook sebelumnya. Mungkin pernah tapi aku tidak pernah sedikitpun memperhatikan ketika namanya muncul di layar sebuah film. Dia adalah penulis dan produser, aku mengaku bersalah -sebenarnya tidak peduli- untuk tidak mencari tahu siapa dia sebelum aku melihat namanya di dokumen dan mendengar namanya di kantor.
Sebelum berjalan ke kantornya, aku tidak pernah melihatnya sebelumnya, aku menemani bosku Kim Namjoon untuk sebuah rapat. Namjoon sedang melobi agar salah satu klien di agensi kami bisa mendapatkan peran di film yang diproduseri oleh Jeon Jungkook.
Tampang Jeon Jungkook seharusnya tidak akan membuatku terkejut, jika aku mau sedikit mencari informasi tentangnya di NAVER sebelum rapat dimulai. Tapi aku tidak melakukannya. Terserah jika mau menyebutku sebagai orang baru tapi itu sesuatu yang benar-benar tak terpikirkan sebelumnya olehku, fokusku adalah presentasi ke klien.
Hampir sebagian besar waktu kami selama satu jam berada di kantor Jeon Jungkook, aku duduk disana menatapnya, tak bisa fokus dengan rapat yang berlangsung, tingginya kira-kira sekitar 180 cm dengan bahu lebar dan pinggang langsing, dia memiliki bentuk ideal. Kukira pakaian yang di kenakannya cukup membantu juga. Celana panjang hitam dan kemeja putih dengan satu atau dua kancing pertama dibiarkan terbuka, memperlihatkan kulit halus dan putih merata.
Rambutnya cukup panjang untuk bisa diacak-acak jika saja ada seseorang yang punya kesempatan untuk menggerakkan jari-jari di atasnya. Pada awal pertemuan, rambutnya tampak sangat rapi dan aku bertanya-tanya apakah ia salah satu dari orang-orang yang berlebihan memakai gel. Tapi setelah berjam-jam, rambutnya mulai mengering dan aku pikir mungkin dia baru saja mandi di kamar mandi pribadi di kantornya. Mungkin dia sudah bekerja sebelum rapat dan dalam tiga puluh menit ketika aku menunggu di ruang tunggu, dia berada di kamar mandi sambil menyabuni dirinya....
See?? Itulah sebabnya kenapa aku merasa terganggu. Dan sejujurnya, ini sedikit membuatku marah. Aku datang ke kota ini untuk bekerja, membangun diriku sendiri dan memulai hidupku. Aku tak mau menjadi tidak mampu dalam mengendalikan diri di setiap area hidupku, apalagi dengan pria. Aku pernah bermasalah dengan pria dan ketika aku tiba di Seoul, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mengucapkan selamat tinggal pada semua itu untuk waktu yang sangat lama.
Bekerja. Aku berada disini untuk bekerja. Aku terus berusaha untuk meyakinkan diri sendiri, mengulanginya seperti mantra terus dan terus....
"Bagaimana pendapat anda, Tuan Park?"
Ini akan menjadi cukup buruk jika kata-kata itu keluar dari mulut Namjoon tapi itu keluar dari mulut Jungkook, aku duduk disebelah bosku dan diseberang seorang mogul Korea, tertangkap basah karena aku melamun
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade Into You (KOOKMIN)
FanfictionPark Jimin meninggalkan kehidupannya di Busan setelah lulus dari perguruan tinggi dan menuju ke Seoul untuk bekerja pada sebuah agen pencari bakat di Seoul. Baginya kehidupan di Seoul adalah gegar budaya tapi tidak sebanding dengan kejutan yang ia d...