Aku sedang mengumpulkan barang-barang dari meja ruang konferensi untuk membuangnya ke tempat sampah dan berpikir apakah Kim Taehyung memang benar. Aku tak pernah menganggap diriku sebagai pria penggerutu sebelumnya, tapi kukira ada bagian dari diriku yang hanya butuh sedikit stres dan menjadi orang menjengkelkan untuk melepaskannya.
Aku khawatir tentang seluruh hal yang berhubungan dengan Jungkook dan dampak penolakanku terhadap pekerjaan. Ya Tuhan. Betapa bodohnya aku, membiarkan hal-hal ini sampai sejauh ini? Namjoon mungkin akan segera memecatku jika ia mengetahuinya.
Ketika kembali ke kantor, aku mendengar pintu Namjoon terbuka. Aku melihat ke arahnya dan melihat dia melambaikan tangan meyuruhku ke ruangannya. Aku meletakkan paket itu di atas meja dan pergi, di mana ia memberi isyarat kepadaku untuk duduk kemudian meletakkan jari ke bibirnya, menyuruhku diam dan hanya mendengarkan.
Namjoon beralih ke telepon speaker dan ruangan itu dipenuhi dengan suara halus dari Jeon Jungkook.
Oh, sial. Ini dia, pikirku. Jungkook akan memberitahu Namjoon bahwa dia akan memberikan keputusan tentang Min Yoongi. Lalu kami akan kehilangan dia sebagai klien. Namjoon mungkin akan mencari tahu apa yang terjadi di Jeju, aku akan kehilangan pekerjaanku dan aku akan menjadi orang terakhir yang mendengar pepatah, "Anda tidak akan pernah bekerja di kota ini lagi." Sialan, perutku, berhentilah melilit.... Aku merasa seperti akan muntah di lantai kantor Namjoon.
Apa yang aku dengar adalah Jungkook berkata:
"... banyak audisi, secara langsung dan DVD dan ini adalah salah satu keputusan yang sulit yang harus aku ambil. Yoongi bagus. Dia cute dan dia sangat natural. Kurangnya pengalaman memang agak mengganggu sedikit..."
Ini dia, pikirku.
"... Tapi itu bukan sesuatu yang tidak bisa diatasi," Jungkook berkata. Kemudian ia menyebutkan nama sutradara. "Yongguk dan aku membicarakannya dan dia juga terkesan. Kami ingin menawarkan peran kepadanya."
Namjoon memberikan acungan jempol. "Senang mendengarnya, Jungkook."
Aku mungkin lebih berbahagia mendengar kabar itu dibanding Namjoon. Sebuah aliran rasa lega yang luar biasa melandaku dan setiap otot di tubuhku menjadi rileks. Aku tidak merusak peluang Yoongi atau bisnis Namjoon atau masa depanku sendiri. Sekarang aku bisa santai.
Jungkook berkata, "Saya memiliki kontrak yang siap untuk tanda tangani. Mungkin Anda dapat mengirim asisten Anda untuk mengambilnya."
Ternyata terlalu dini untuk menjadi rileks.
Namjoon menatapku. "Uh, tentu. Tidak masalah."
Teruslah bernapas, aku berkata pada diriku sendiri. Bagus. Sekarang aku akan berada di kantor Jungkook. Ketika kupikir akhirnya semua stres dan kekhawatiranku sudah berakhir.
"Saya akan kesana dalam satu atau dua jam."
"Dia akan segera kesana. Dan sekali lagi terima kasih Jungkook. Semoga bisa bekerjasama lagi dengan Anda."
"Saya akan menghubungi anda lagi, segera. "Klik.
Namjoon menyentuh layar ponselnya dan meletakkannya di meja. "Apa kau bisa bayangkan betapa besarnya ini?"
"Ini... yeah, sangat menakjubkan." Suaraku tidak terdengar antusias, tapi dia seperti tidak menyadarinya.
"Ini adalah kesepakatan terbesarku dan yang paling penting sejauh ini." Dia berdiri dan mulai mondar-mandir, berjalan untuk membuang energi gugupnya. "Tapi kau sudah tahu itu." Dia melihat jam tangannya. "Kau ingat bagaimana untuk sampai ke studionya, kan? Ke kantor Jungkook?"
Perutku mulai melilit lagi. "Ya, aku tahu."
Namjoon mengingatkanku untuk menyebutkan namanya pada penjaga gerbang dan dalam waktu lima menit aku sudah berada di mobilku, membelah kepadatan lalu lintas Seoul dan benakku berpacu dengan pikiran akan bertemu Jungkook lagi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade Into You (KOOKMIN)
FanfictionPark Jimin meninggalkan kehidupannya di Busan setelah lulus dari perguruan tinggi dan menuju ke Seoul untuk bekerja pada sebuah agen pencari bakat di Seoul. Baginya kehidupan di Seoul adalah gegar budaya tapi tidak sebanding dengan kejutan yang ia d...