Kami bersantai di sofa selama sekitar tiga puluh menit, memikirkan apa yang baru saja kami lakukan.
"Itu menakjubkan," kata Jungkook.
"Yang terbaik."
Aku tidak berbohong. Itu memang seks terbaik yang pernah kumiliki, tidak diragukan lagi karena dia menjadi namja paling seksi yang pernah tidur denganku, dan cara dia melakukannya, mengambil kendali, menguasaiku.
Aku tak tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Aku benar-benar tidak mengharapkan apa-apa, tapi apa yang akhirnya terjadi adalah mengejutkan.
"Apakah kau siap?" Katanya.
Aku menatapnya dengan senyum di wajahku. "Itu tergantung. Aku harus membersihkan diri dari apa yang baru saja kita lakukan." aku tertawa dan dalam beberapa detik, aku menyesalinya.
"Kau bisa istirahat di jalan. Aku akan memastikan kau akan baik-baik saja."
Apa? Dia akan mengantarku pulang. Aku tidak mau bertanya mengapa dan merasa lebih dari kewalahan, aku mungkin tidak dalam rangka berpikir yang benar untuk percakapan ini. Di atas semuanya, apa yang akan kulakukan? Memohon padanya untuk membiarkanku menginap?
Kami nyaris tidak bicara di dalam perjalanan ke rumahku. Semakin lama kita berada di dalam mobil, semakin aku merasa sakit hati, dimanfaatkan, dan murahan. Aku bertanya-tanya di mana namaku akan berada di daftar nama namja lain yang ia bawa pulang, begitu menggebu-gebu dan kemudian dilupakan.
Ketika kami sampai ke tempatku dia berkata, "Aku akan mengantarmu sampai ke pintu."
"Tidak, kau tak perlu melakukannya... Sungguh." aku meraih pegangan pintu.
"Jimin, tunggu sebentar." Dia meraih tanganku dan membawanya ke wajahnya. Dia mencium punggung tanganku dan berkata, "Terima kasih untuk malam yang luar biasa."
Aku berhasil mengeluarkan senyum palsu terbaik yang ku bisa dan cepat keluar dari mobil tanpa berkata apa-apa. Aku berjalan menuju apartemenku tanpa berbalik untuk melihat dia duduk di sana didalam mobilnya. Butuh kemauan yang keras untuk melakukannya, aku tak tahu aku memilih untuk melakukan itu.
Aku melangkah masuk dan segera pergi ke kamar mandi. Aku memandang diriku di cermin dan air mata mulai mengalir.
Bagaimana aku bisa begitu bodoh? Begitu mudah tertipu? Kenapa aku membiarkan pertahananku bobol? Kenapa aku membiarkan seorang namja menggunakan dan mengontrolku seperti itu? Sial! Aku tahu aku bisa lebih baik dari itu!
Semua pikiran negatif yang dulu aku punya setelah Hoseok, datang bergemuruh kembali ke pikiranku. Aku menyalahkan diriku sendiri atas segala sesuatu yang telah terjadi malam itu, sama seperti aku menyalahkan diriku sendiri karena membiarkan diriku menjadi begitu rentan terhadap Jung Hoseok.
Apa yang Hoseok lakukan adalah jauh dari apa yang Jungkook baru saja lakukan padaku, tapi itu semua karena aku membiarkan diriku menjadi rentan terhadap sesuatu yang selalu penuh dengan bahaya, yang membuatnya seperti tindakan yang kuat, tapi sesuatu yang aku tidak siap untuk melakukannya lagi, dan melihat apa yang terjadi.
Aku begitu emosional dan meninggalkan kamar mandi. Mungkin Baekhyun masih terjaga dan dia akan membiarkanku melampiaskan frustrasiku. Dan mungkin akan menjadi "Aku bilang juga apa" untuk kuhadapinya tapi pada saat itu aku tak peduli. Aku hanya tidak ingin sendirian.
Ketika aku sampai ke kamarnya, aku menemukan bahwa dia tidak ada di sana.
Bagus. Aku sendirian. Aku berpikir untuk menelpon Daehyun hyung tapi sekarang sudah hampir pukul satu pagi. Tidak mungkin aku akan meneleponnya. Mungkin itu pilihan terbaik bahwa aku tidak bisa bicara dengan hyungku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade Into You (KOOKMIN)
FanfictionPark Jimin meninggalkan kehidupannya di Busan setelah lulus dari perguruan tinggi dan menuju ke Seoul untuk bekerja pada sebuah agen pencari bakat di Seoul. Baginya kehidupan di Seoul adalah gegar budaya tapi tidak sebanding dengan kejutan yang ia d...