"Itu pasti membutuhkan waktu lama," kata Namjoon saat aku berjalan ke kantor.
"Maaf."
Aku mencoba untuk tidak membuat kontak mata dengan dia, meskipun aku tahu itu hanya akan membuatnya semakin tampak bahwa aku sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"Yah?" Katanya. "Apa yang terjadi?"
"Dengan apa?"
"Apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Kenapa?"
Dia menyipitkan mata sedikit dan menatapku. "Kau tidak terlihat baik-baik saja. Kau tampak... berbeda. Apakah ada yang salah?"
Aku pernah mendengar istilah "rambut kusut sehabis bercinta" sebelumnya, tapi adakah istilah "rambut kusut sehabis bercinta dengan jari"? Apakah itu yang dia maksud? Atau mungkin aku hanya begitu gugup yang terlihat jelas di wajahku. Lagipula, aku tak ingin dia memperjelasnya.
"Semuanya baik-baik saja, Namjoon. Aku sudah punya kontraknya." Aku merogoh tasku untuk mengambil amplop. "Dan kemudian setelah aku pergi, aku harus berhenti di suatu tempat dan mengurus sesuatu."
Tampaknya dia tidak percaya padaku.
Aku merendahkan suaraku dan menambahkan, "urusan pribadi." Aku membuat semacam wajah yang tampak malu untuk memperkuat ceritaku dan tampaknya dia percaya.
"Ah, maaf," katanya.
Aku menggeleng. "Jangan khawatir." Aku menyerahkan amplop ke Namjoon.
Dia membukanya, mengeluarkan kontrak dan dengan cepat melihatnya. "Apakah kau tahu apa artinya kertas ini? Ini sangat besar artinya bagiku." Dia menatap lagi dengan kebanggaan yang ekstrim di wajahnya.
"Aku ikut senang mendengarnya."
Dia mendongak dari kertas. "Senang bagi kita semua. Kau bagian dari tim di sini. Aku tidak bisa melakukan ini tanpa bantuanmu."
Ini membuatku sedih mendengarnya. Untuk satu hal, itu adalah hal yang sederhana baginya dan itu bukan sesuatu yang sering datang di Seoul. Dan yang kedua ketika aku tahu itu benar bahwa aku telah melakukan banyak hal untuk membantu dia mendapatkan peran untuk Yoongi dan aku juga melakukan banyak hal untuk menempatkan bisnis Namjoon ke dalam bahaya.
Semua itu akan menjadi salah satu rumor tentang Namjoon yang menggunakan asisten muda untuk membujuk eksekutif studio dengan cara yang tidak etis.
Aku sangat bahagia bahwa itu adalah hari Jumat dan aku punya dua hari penuh untuk pergi menjauh dari Namjoon dan kantor.
Di sisa hari itu yang bisa aku pikirkan hanyalah kapan aku bisa bertemu Jungkook lagi. Dia mengatakan itu akan menjadi kejutan dan ketika aku meninggalkan kantornya kupikir itu terdengar menarik. Tetapi ketika pulang dari kerja itu membuat sarafku menjadi gila.
Aku punya rencana malam ini untuk pergi ke klub dengan Baekhyun dan dua temannya yang baru aku kenal. Mungkin itu akan menjadi pengalih pikiranku dari semua yang berhubungan dengan Jungkook.
***
Aku selesai bersiap-siap, sementara berdebat dengan diriku sendiri apakah menceritakan tentang apa yang terjadi di kantor Jungkook pada hari sebelumnya. Terus terang, aku kagum dengan caraku menahan diri.
Baekhyun memberi tahu arah ke klub favoritnya saat aku menyetir, tempat yang disebut Club Ellui. Setelah berkunjung ke Jeju, aku agak siap untuk beraksi, cahaya, musik, orang-orang tampan yang berpakaian rapi tapi ini merupakan level yang lebih tinggi. Ini adalah club terbagus di Seoul untuk nongkrong. Di dalamnya, musik sangat keras, pencahayaannya memamerkan dinding merah, hitam, ungu, dan hijau. Kursi nyaman yang besar dan sofa di mana-mana. Orang-orang menari di bawah lampu lantai yang besar, lengkap dengan nuansanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade Into You (KOOKMIN)
FanfictionPark Jimin meninggalkan kehidupannya di Busan setelah lulus dari perguruan tinggi dan menuju ke Seoul untuk bekerja pada sebuah agen pencari bakat di Seoul. Baginya kehidupan di Seoul adalah gegar budaya tapi tidak sebanding dengan kejutan yang ia d...