Hai para readers sekalian! Aku diandra kayla. Ini cerita pertamaku di wattpad. Semoga kalian suka ya!
Kalau ada masalah sama ceritanya, atau mungkin ceritanya enggak nyambung, langsung comment ya! I'll fix it!
And, happy reading! =^•^=
•••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Lam, itu kan ......" Nilam mengangguk. "Kak Niko!" Seru Nilam.
Mereka berdua langsung menghampiri Niko yang berusaha menutupi mukannya dengan topi yang jatuh.
"Kak? Kakak enggak kenapa-kanapa kan ? Aduuhh, kakak tuh gimana sih?" Nilam membantu Niko untuk berdiri.
Orang-orang yang tadinya memperhatikan Niko yang jatuh, kini kembali normal.
"Kak Niko, kakak kerja disini? Kenapa kakak enggak bilang ke kita?" Misya menuntun Niko untuk duduk di meja Nilam dan Misya.
Niko tertawa sinis. "Emangnya harus banget lo berdua tau kalau gue kerja disini?" Jawab Niko sambil meniup-niup sikutnya yang lumayan berdarah. Mungkin karena benturan batu alam yang ada di lantai restoran!
Nilam dan Misya saling berpandangan. "Yaaaa, enggak harus juga sihh! Tapi kan, kita jadi bisa terus makan di restoran ini," Misya menjawab dengan nada cerianya.
"Gue enggak perlu kedatatangan kalian berdua. Pelanggan restoran gue tuh banyak! Jadi, tanpa ada kalian pun, restoran ini masih tetep bisa berdiri,"
Sombong amat nih kakak kelas! Kalau enggak gue gebet, udah gue jitak kepalanya!
Nilam melihat luka di siku Niko. "Sini. Biar aku yang obatin lukannya," Nilam membuka tasnya lalu mengambil obat merah serta perban. Nilam memang selalu membawa benda itu kemana pun dan kapan pun dia pergi.
Niko menjauhi Nilam yang sudah bersiap-siap mengobati lukannya.
"Kak Niko! Aku obatin dulu lukannya!" Perintah Nilam. "Ck! Apaan sih lo? Enggak usah obatin gue segala! Jangan sok baik deh jadi orang!"
Nilam mendengus kesal.
"Terus sekarang kakak mau kerja gimana kalau tangan kakak luka? Hah?! Gimana?!" Suara Nilam meninggi. Niko diam. Hening.
Akhirnya Niko menyerah. Dan mempersilahkan Nilam untuk mengobati tangannya.
"Akh! Pelan-pelan dong Lam! Jadi cewek rusuh amat!" Niko mengigit bibirnya karena perih. "Lebay! Cowok bukan sih?" Nilam tak menghiraukan Niko dengan ringisannya.
"Selesai!" Serunya sambil mengangkat tangan. "Sekarang, kakak bisa lanjut kerja lagi," Nilam tersenyum pada Niko. Ia menatap mata Niko lekat-lekat. Dan perasaan itu kembali muncul di hatinya.
God! Perasaan ini! Selalu aja muncul !
"Makasih," Niko berjalan meninggalkan Nilam dan Misya.
Mereka kembali melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feelings
Teen FictionNilam (16) Gadis yang kehilangan ibu dan ayahnya sejak ia hadir di bumi. Orang tuanya pergi entah kemana. Meninggalkan berjuta perih di hati Nilam. Orang-orang mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tidak pernah mengenal orang tuanya. Tapi dia...