Siapa ?

601 35 2
                                    

Nilam sedang bercanda dengan Billa di taman rumah sakit. Mereka saling mengejek satu sama lain. Tapi tidak ada satu dari mereka yang sakit hati atas ejekan itu. Tawa Nilam berhenti setelah seorang cowok memperhatikannya dengan tatapan yang dalam. Nilam tidak bisa menafsirkan tatapan itu.
"Lam? Lo liatin siapa sih?" Nilam langsung tersadar dari lamunan dan tersenyum pada Billa. "Gue enggak lagi liatin siapa-siapa kok!" Nilam memetik sepucuk bunga dan memasangkannya pada telinga kanan Billa. Bunga itu tampak indah di telinga Billa.
Nilam merasa risih dengan tatapan itu. Tapi hatinya merasa seperti ada yang berbeda. Entah apa rasanya. Yang jelas, rasanya seperti .... Ah, susah dijelaskan.
         "Woy! Ngelamun mulu sih lo!" Billa menepuk bahu Nilam lumayan kecang sehingga mampu menyadarkan pikiran Nilam. "Enggak! Gue enggak ngelamun kok! Sok tau banget sih lo!"
"Bil, gue beli minum dulu ya! Enggak apa-apa kan gue tinggal bentar?" Billa mengangguk. "Beliin gue soda dong!" Nilam mendengus. "Lo masih sakit pe'a!" Teriak Nilam yang sudah mulai jauh dari Billa.
Nilam berjalan cepat menuju kantin. Mengingat Billa yang menunggu di taman sendirian. "Mbak, air putih dua ya," Nilam mengangkat jarinya hingga berbentuk angka 2. Setelah membayar, Nilam kembali kearah taman rumah sakit.
Cowok itu!
Nilam pura-pura tidak melihat kedatangan cowok yang tadi nemperhatikannya sejak di taman. Tiba-tiba, Nilam merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang. Bahunya naik. Pertanda kaget.
"Menjauh! Lo siapa?! Jangan sakitin gue! Gue enggak kenal lo sama sekali!!" Cowok itu menaruh telunjuknya di bibir. "Sstt, gue enggak akan ngapa-ngapain lo kok! Gue cuma mau tanya aja," Nafas Nilam berubah cepat. "Tanya? Tanya apa?! Buruan!" Cowok itu berjalan mendekat.
Nilam menjulurkan tangannya kehadapan cowok itu sambil merentangkan telapak tangannya. "Stop!! Gue bilang jangan mendekat!!" Cowok itu mendadak berhenti di tempat. "Ok, ok. Jadi gini, lo yang namanya Nilam bukan?" Nilam mengerutkan alisnya. "Kok.. Kok lo tau nama gue? Jangan-jangan lo .... Stalker!!" Cowok itu menggeleng cepat. "Bu.. Bukan bukan! Gue bukan stalker kok! Gue orang baik-baik! Gue Noval. Gue yakin gue kenal sama lo!"
"Jangan ngaku-ngaku deh lo! Mana mungkin?! Gue aja enggak kenal spesies macem lo!"
"Aduuhh! Tapi gue tuh yakim kalau gue kenal sama lo! Hati gue bilang kalau lo tuh orang yang gue kenal selama ini," Nilam membulatkan matanya. "Eh! Lo jangan main-main sama gue ya! Lo pikir gue bakal percaya gitu sama lo!"
Noval berdecak, lalu menjawab, "Lam! gue yakin gue udah kenal sama lo dari kecil!" Nilam mulai kesal. "Iih! Udah ya! Gue enggak mau denger apa pun dari stalker kayak lo!" Nilam beranjak pergi melewati Noval yang mencoba mencegat Nilam. "Lam! Jangan pergi dulu! Lam!" Nilam tidak menghiraukan suara panggilan Noval.
"Apaan sih tuh cowok? Sok kenal deh!" Gumamnya pada diri sendiri. Ia kembali ke taman. Menemukan Billa yang melihat-lihat burung yang beterbangan. "Hoy!" Sapa Nilam dengan lumayan kencang. "Eh taplak meja! Lo kemana aja sih?! Lama banget beli minum doang!" Protes Billa sambil mengambil botol air mineral yang diberikan Nilam padanya. "Aduuhh, masa tadi ada cowok yang ngaku-ngaku kenal sama gue coba?!! Gimana gue enggak kesel!" Billa tertawa terbahak. "Apaan sih lo? Kenapa tiba-tiba ketawa gitu coba! Ngelindur lo!" Billa mencoba berhenti tertawa. "Ahahahahah, abisnya lo kocak banget jadi anak! Sok famous lo!" Nilam meninju tangan Billa perlahan.
"Udah ah! Ayo balik ke kamer! Udah sore,"
Apa bener dia kenal sama gue ? Antara percaya dan enggak juga sih! Masa dia kenal sama gue sementara gue aja enggak ada kenal-kenalnya sama si Noval, noval itu!

This FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang